Revolusi Persiapan Zarco Menuju MotoGP 2023, Termasuk Latihan Otak
Pembalap Pramac Racing, Johann Zarco, melihat urgensi revolusi persiapan demi meraih kemenangan pertama di MotoGP 2023.

Juara dunia Moto2 2015 dan 2016 kerap masuk ke grup depan bahkan berkali-kali menginjak podium, namun belum pernah sampai tangga tertinggi. Padahal, ia sudah tampil di kasta tertinggi balap motor dalam 104 seri dan enam musim.
Performa yang tidak luput dari perhatian Honda, yang mencoba merekrutnya sebagai pengganti Dani Pedrosa untuk 2019. Namun, ketertarikan HRC tidak pernah sampai ke tangan sang pembalap.
Zarco malah dia terjebak di kantor mentor sekaligus agennya, Laurent Fellon yang baru saja meninggal dunia, yang lebih dulu mencapai kesepakatan dengan KTM.
Perjalanan Zarco melalui garasi resmi pabrikan Austria, yang ia bela selama dua musim (2019-2020), bahkan tidak tercermin dalam halaman statistik MotoGP. Pasalnya, di tengah jalan, pria Prancis mengumumkan bahwa ia tidak akan memenuhi kontrak tahun kedua.
KTM pun memecatnya secara tiba-tiba sebelum akhir musim, setelah mereka melakoni 13 balapan. Hubungan dengan Fellon juga ikut putus.
Situasi itu dimanfaatkan Honda untuk kembali merekrutnya, menggantikan Takaaki Nakagami di LCR Honda, bagian akhir MotoGP 2019. Di sana, ia hanya turun tiga balapan.
Ducati lewat Avintia Racing lantas mengamankan kontrak dengan Zarco untuk musim 2020. Ia kembali ke podium di Brno dan terus mendapat kepercayaan pabrikan Italia, yang kemudian mempromosikan ke tim Pramac.
Di sana, pria 32 tahun mendapat titel pembalap independen terbaik dua musim beruntun. Itu berkat delapan podium dan tiga pole position.
Herannya, meski dibekali Desmosedici GP terbaru, ia tak pernah menjadi pemenang balapan. Motivasi itu kembali lagi jelang musim 2023.
Ia telah meluruskan tekad tapi terpaksa menata ulang pola latihannya mengingat usianya tak muda lagi. Zarco berpisah dengan pelatih fisil Romain Guillot dan berkolaborasi dengan Jean Michel Bayle. Keduanya mencari pendekatan baru dalam balapan.
"Saya telah mencoba belajar dari tahun-tahun terakhir dan saya telah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk musim ini. Ada beberapa perubahan selama musim dingin dan saya mencoba untuk berkembang," ia mengungkapkan.
"Saya harus membuat keputusan untuk mencoba bekerja dengan cara berbeda. Saya telah belajar banyak dan sekarang saatnya untuk menggabungkan semua pembelajaran itu untuk dapat bertindak.”
Dengan musim yang diperpanjang menjadi 21 seri, kalender terpanjang dalam sejarah MotoGP, dan diperkenalkannya sprint race pada Sabtu, Zarco memahami bahwa ia harus mencari cara baru dan revolusioner untuk mempersiapkan diri.
"Perubahan ini karena tujuan untuk berlatih lebih baik, meningkatkan kebugaran dan fokus pada balapan. Pada 2023, kami akan menjalani dua balapan setiap akhir pekan, jadi itu bisa jadi sulit dan saya ingin menghadapinya sebaik mungkin untuk memanfaatkan momen tersebut,” tuturnya.
Sebagai bagian dari persiapan baru ini, Zarco telah mulai bekerja sama dengan Neurovision Sport & Performance, sebuah pusat yang menangani pelatihan otak untuk meningkatkan performa olahraga. Pembalap itu berada di Portimao akhir pekan lalu, di mana selain mengendarai Ducati Panigale V4, ia juga melatih aktivasi otak perseptual-kognitif.
"Tahun ini, pekerjaan yang harus kami lakukan sejak Jumat akan sangat penting, sudah ada sampai sekarang. Tetapi sekarang, dengan balapan pada Sabtu, Anda memiliki lebih sedikit waktu untuk mempersiapkan diri dan Anda harus segera tampil," ia mengungkapkan.
“Dengan balapan yang singkat, Anda harus lolos kualifikasi dan memulai dengan baik. Ada pembalap yang memiliki kualitas bagus untuk itu.”
Dengan semua fitur baru yang akan diperkenalkan, Zarco percaya bahwa "semua bahan sudah ada" untuk membantunya meraih kemenangan, meskipun itu tidak akan mudah.
"Kami harus sangat waspada musim ini, jika Anda merasa tidak enak badan, Anda tidak akan kehilangan satu atau dua tempat, tetapi Anda akan tertinggal sepuluh poin. Itulah mengapa sulit untuk menunjukkan kandidat yang jelas,” tuturnya.
“Saya pikir favoritnya masih sang juara Pecco Bagnaia dan yang kedua, Fabio Quartararo , juara tahun 2021. Fabio telah menunjukkan bahwa dia memiliki konsistensi dan akan memperjuangkan gelar, tanpa melupakan Marc Marquez , yang akan sangat termotivasi, dan Aprilia, yang ingin memastikan peningkatan besar tahun ini pada tahun 2022.”
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.