Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Rivalitas Bersahabat di MotoGP 2022

Fabio Quartararo, Francesco Bagnaia, dan Aleix Espargaro, hanya dipisahkan jarak 17 poin. Yang menarik, persaingan ketiga pembalap jauh dari kata sengit.

Francesco Bagnaia, Ducati Team, Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rivalitas mengandung arti perihal rival; pertentangan; permusuhan; persaingan.

Dalam olahraga, terutama balapan, rivalitas menjadi bumbu yang kerap mewarnai panasnya pertarungan dalam perebutan gelar juara. Akan tetapi, situasi itu tak ditemui di kejuaraan dunia MotoGP 2022.

Alih-alih baku hantam, atau katakanlah saling sikut ketika berlomba, Quartararo, Bagnaia serta Espargaro justru berhubungan baik satu sama lain. Hal ini pun menuai reaksi. Ada yang mendukung, tapi tidak sedikit pula yang mencibir.

Beberapa komentar positif menilai, bahwa akurnya relasi antara ketiga pembalap menunjukkan sikap respek, yang perlu dijunjung tinggi. Sementara di satu sisi, minimnya rivalitas dinilai membuat balapan berkurang daya tariknya.

Anggapan itu tidak salah. Pada masa lalu, MotoGP begitu digilai penggemar dari seluruh dunia berkat rivalitas panas yang melibatkan Valentino Rossi dengan sejumlah lawan-lawannya. Gesekan bahkan terjadi di luar lintasan.

Buntut aksi sikut Max Biaggi kepada The Doctor di Suzuka 2001 silam, kedua rider adu jotos jelang podium Catalunya dalam musim yang sama. Selepas persaingan melawan The Roman Emperor, Rossi lalu memiliki rival anyar.

Baca Juga:

Dia adalah Sete Gibernau. Dari sekian banyak bentrokan antara mereka berdua, momen paling tak terlupakan tentu saat Rossi-Gibernau bersenggolan di tikungan dan lap terakhir seri Jerez pada 2005.

Kesal atas manuver #46, Gibernau menunjukkan raut wajah menggerutu ketika berpapasan dengan Rossi di parc ferme usai perlombaan. Seiring berjalannya waktu, sekarang kedua pembalap sudah berhubungan baik.

Memasuki tahun 2007, muncul rivalitas berikutnya. Aktor utamanya masih Rossi. Namun, lawannya kali ini adalah Casey Stoner. Pria asal Australia itu mengguncang paddock MotoGP lewat kecepatan memukaunya bersama Ducati.

Rossi sendiri juga dibuat penasaran. Skill mumpuni Stoner sungguh merepotkan The Doctor. Sampai puncaknya kedua pembalap berduel sengit di tikungan Corkscrew sirkuit Laguna Seca musim 2008.

Keputusan pensiun Stoner empat tahun kemudian, otomatis mengakhiri rivalitasnya dengan Rossi. Tetapi, tak berselang lama, The Doctor kembali terlibat dalam persaingan, yakni Jorge Lorenzo, rekan setim sekaligus lawan.

Awal mulanya dinding pemisah di garasi Yamaha. Dimaksudkan untuk memisahkan teknisi ban, untuk memastikan engineer Bridgestone Rossi tidak kontak dengan teknisi Michelin yang bekerja bersama Lorenzo.

Namun, tetap saja, keberadaan dinding pemisah itu dipandang secara berbeda oleh penggemar MotoGP. Bahkan setelah Michelin jadi pemasok tunggal ban di kelas premier pada 2009 pun, Rossi dan Lorenzo terus bersaing ketat.

Belum usai dicekoki rivalitas Rossi-Lorenzo, muncul Marc Marquez. Menginjakkan kaki di MotoGP musim 2013. Kehadirannya langsung mengguncang kejuaraan dunia Grand Prix.

Rossi dan Marquez sebenarnya berhubungan baik. Hanya saja, relasi di antara keduanya menjadi rusak pasca-insiden kontroversial Sepang Clash 2015. Begitu panasnya, sampai merembet ke pertengkaran kedua kubu pendukung.

Aleix Espargaro (Aprilia), Fabio Quartararo (Yamaha), dan Francesco Bagnaia (Ducati) dalam konferensi pers MotoGP San Marino di Misano pada 31 Agustus 2022

Aleix Espargaro (Aprilia), Fabio Quartararo (Yamaha), dan Francesco Bagnaia (Ducati) dalam konferensi pers MotoGP San Marino di Misano pada 31 Agustus 2022

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Kini, tujuh tahuh kemudian, MotoGP memiliki lagi persaingan ketat dalam peburuan titel. Jadi perhatian tersendiri, karena Quartararo, Bagnaia dan Espargaro saling bertarung, tapi tidak seperti seniornya di masa lalu.

Tak ada permainan pikiran. Tak ada perang kata-kata. Juga tak ada saling sikut saat beradu kecepatan di trek. Yang ada adalah sikap saling menghormati. Ketiga pembalap bahkan bersenda gurau setiap kali dihadapkan satu sama lain.

Tengok saja ketika melakoni konferensi pers di Misano. Senyum serta tawa menghiasi mereka bertiga. Quartararo-Bagnaia-Espargaro malah tidak segan untuk berfoto bersama, sembari berpose dengan gaya penuh keakraban.

“Kami bukan teman, kami adalah rival, tapi dengan banyak rasa hormat,” tutur Bagnaia di sela-sela gelaran Grand Prix Jepang.

“Jika kami harus berbicara, kami berbicara. Dan jika kami harus membuat lelucon, kami melakukannya.

“Saya kira ini sudah banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir. Dan secara pribadi, menurut saya lebih baik sekarang, karena Anda tidak melihat hal-hal yang pernah terjadi sebelumnya.”

Pernyataan senada dilontarkan Espargaro. “Saya sudah katakan berkali-kali, Fabio adalah pria yang baik, dan berkali-kali dari luar, dari media, kalian tidak suka bahwa kami bertarung untuk kejuaraan dunia dan kami berhubungan baik,” ucapnya setelah kontak dengan Quartararo di GP Belanda.

“Dan saya tidak terlalu mengerti ini. Kami sudah pernah bentrok sekali di Assen, dan saya yakin kami akan bentrok lagi di balapan berikutnya.

“Balapan adalah balapan. Jika kita tahu seberapa jauh kita bisa saling menghormati, inilah balapan. Kami berdua ingin menang, tapi Fabio adalah pria yang sangat baik.

“Dia tinggal di samping rumah saya dan selalu ketika dia melewati rumah saya dia berhenti, dan saya harap dia bisa terus berhenti untuk menyapa pada tahun-tahun berikutnya. Tapi apa yang terjadi di trek, tetap di trek.”

Tak dipungkiri, kerasnya persaingan antara para pembalap meningkatkan serta menciptakan drama yang bisa menarik basis massa. Namun, tidak dapat ditolak pula, rivalitas bersahabat membuat rider terlihat lebih manusiawi.

*Motorsport Tickets adalah bagian dari Motorsport Network yang menyediakan jasa penjualan tiket untuk beragam balapan. Beli tiket balapan hanya di Motorsport Tickets

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Fabio Quartararo Kehilangan Arah Saat Kualifikasi MotoGP Jepang
Artikel berikutnya Maverick Vinales Sudah Punya Taktik Menangi MotoGP Jepang

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia