Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Rivalitas Rossi-Marquez Dibuat Dokumenter

Seri dokumenter yang menggambarkan rivalitas Valentino Rossi dan Marc Marquez telah tayang untuk kali pertama, Kamis (28/1/2021), dalam kanal olahraga, DAZN.

Marc Marquez and Valentino Rossi

Dokementer berjudul Route 46-Route 93, The Path of Two Myths tersebut terdiri empat bagian, di mana mereka yang terlibat dalam karier Rossi dan Marquez dihadirkan.

Pernyataan, kisah serta kesaksian dari keluarga, teman dan kolega tentang dua rider terbaik MotoGP itu disajikan kepada publik untuk kali pertama di layar TV.

Episode pertama menyoroti awal mula perkenalan hingga bagaimana Rossi bisa begitu hebat di atas motor. Cerita dibuka dengan rekaman video saat ia berusia 18 tahun.

The Doctor berkelakar dengan sahabatnya, Alessio "Uccio" Salucci dan beberapa teman di Tavullia. Bagi Rossi, hubungan perkawanan sangat berarti dalam hidupnya.

"Bagi saya, persahabatan itu adalah hal yang fundamental, sangat penting sejak saya masih kecil. Saya tahu selalu bisa mengandalkan mereka," ujar The Doctor.

Baca Juga:

"Jumlahnya tidak banyak, empat atau lima orang. Namun, selalu ada ketika dibutuhkan atau di saat suka dan duka. Mereka membantu saya menjadi diri sendiri."

Sementara itu, Salucci mengungkapkan bahwa "geng" mereka lebih tertarik dengan balapan daripada sepak bola, olahraga paling populer di Italia.

"Dari usia dini kami lebih menyukai kecepatan, balapan dengan sepeda roda tiga daripada sepak bola," kata sahabat terdekat juara dunia tujuh kali MotoGP itu.

Episode pertama juga membahas hubungan dekat Rossi dengan mantan pembalap Paolo Tessari, yang kini menjadi sommelier, pakar wine.

"Saya adalah rival pertamanya. Saya mengajarkannya soal dunia yang lain," ujar Tex, julukan yang diberikan Rossi untuk Tessari, yang kini mengurus sebuah bar.

Lalu muncul Gino Borsoi. Mantan pembalap yang kini menjabat Direktur Olahraga Aspar Tim itu mengingat Rossi dengan kegilaannya, imajinasinya yang liar.

"Hal terbaik yang dimiliki Valentino adalah kegilaan. Dia percaya dirinya Superman. Dengan skuter di Tavullia, dia berlagak seolah sedang balapan di trek," ucap Borsoi.

 

Itu sekilas yang dikisahkan pada chapter pertama Route 46-Route 93. Tiga episode selanjutnya akan sepenuhnya mengisahkan Marquez.

Termasuk bagaimana keduanya berseteru di Sepang pada 2015. Sejak itu, hubungan baik Marquez dengan Rossi runtuh secara permanen, sekaligus tercatat sebagai sejarah.

Kisah di MotoGP Argentina 2018 hingga enggan berjabat tangan di Misano. Juga ada sapaan sebelum naik podium di Rio Hondo pada 2019.

"Saya tidak pernah memiliki masalah dengannya. Faktanya, malah saya mengulurkan tangan kepadanya di Misano," kata Marquez ketika itu.

"Saya ingin meminta maaf atas apa yang terjadi setahun sebelumnya, karena saya merasa bersalah dan saya juga dapat penalti."

"Sekarang, dia tidak sungkan memberikan selamat kepada saya dan tentu saya menyambutnya. Dengan Valentino, jelas ada rivalitas, tapi tetap berada di jalurnya."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Latihan Aleix Espargaro Tidak seperti Pembalap Lain
Artikel berikutnya Joan Mir Akui Suzuki Sulit Ditinggal Brivio

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia