Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Rossi belum lupakan kegagalan musim 2015

Kegagalan menjadi juara dunia MotoGP 2015 rupanya masih membekas dalam diri Valentino Rossi. Perjuangan selama semusim jadi tak berakhir manis karena gelar juara direbut oleh rival dan rekan setim Jorge Lorenzo.

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Yamaha MotoGP

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing

Masih membekas dalam ingatan bagaimana sengitnya pertarungan Rossi versus Lorenzo. Duel antara kedua pembalap Yamaha itu juga diwarnai insiden kontroversial yang melibatkan Rossi dan Marc Marquez di Sepang.

Puncaknya, The Doctor dijatuhi penalti dan harus start dari posisi paling belakang pada seri pamungkas Valencia. Rossi akhirnya finis keempat, dan ia pun harus merelakan gelar juara dunia jadi milik Lorenzo.

“Saya punya motivasi besar karena saya ingin mencoba untuk memenangkan banyak balapan dan Kejuaraan. Tahun lalu saya sangat dekat,” tutur Rossi kepada MotoGP.com.

“Perasaan saya sangat buruk, karena saya pikir akhir tahun lalu tidak adil. Dua atau tiga pekan pertama berjalan berat, tapi setelah Rally Monza saya kembali balapan dan pada saat itu saya seperti “Oke, kami lupakan.” Anda tidak pernah lupa, tapi Anda mencoba untuk melupakannya.

“Tekanan dan energi yang saya curahkan tahun lalu luar biasa besar, karena kami tiba di balapan terakhir seperti ini. Dan jika Anda menang, Anda memulihkan beberapa energi. Jika Anda kalah, Anda tidak pulih. Jadi, bagi saya, saya membayar terlalu banyak tahun lalu.”

Rossi kini menjadi penantang terdekat Marquez dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2016. Finis kedua di Brno dua pekan lalu mengantarkan pembalap Italia itu naik ke peringkat kedua dalam klasemen sementara pembalap.

Selain berhasil menggusur Lorenzo, Rossi juga terpaut 53 poin dari Marquez. Melihat besarnya selisih poin, jelas tujuh balapan tersisa menjadi sangat krusial. Tak boleh lagi ada kesalahan. Poin dan kemenangan jadi faktor terpenting.

“Ini disayangkan karena saya punya potensi untuk bertarung di Kejuaraan,” paparnya jelang MotoGP di Silverstone, Inggris akhir pekan ini.

“Karena saya tidak beruntung, dan juga karena kesalahan yang membuat kami sangat jauh dari posisi teratas. Jika di Mugello mesin motor tidak rusak; jika di Assen tidak hujan saya sangat kuat; jika di Sachsenring tidak hujan saya bisa bertarung demi kemenangan...

“Tapi jika, jika, jika... Kami punya potensi, tapi sayangnya kami tidak cukup punya poin. Jadi target balapan berikutnya adalah mencoba untuk bertahan di level ini, tapi terutama mencoba membawa pulang poin lebih.

“Dengan selisih poin yang besar, Anda tidak bisa berpikir tentang masa depan. Saya akan mencoba tampil maksimal setiap balapan demi balapan, tapi Anda tahu, dalam olahraga tidak pernah berakhir hingga ini berakhir. Jadi jika kami menyerah sekarang, lebih baik tinggal di rumah.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Andai tidak wet race, Lorenzo bisa pimpin klasemen
Artikel berikutnya Redding termotivasi soal kemungkinan jajal GP17 musim depan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia