Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Rossi Gerah dengan Penampilan Agresif Marc Marquez

Gaya balap agresif Marc Marquez jadi salah satu bahan pembicaraan setelah MotoGP Styria, Minggu (8/8/2021). Kritik tak hanya datang dari Aleix Espargaro, tapi juga Valentino Rossi.

Kedua pembalap tersebut pernah menjadi korban Marquez. Espargaro dipaksa melaju keluar trek ketika rider Repsol Honda tersebut menerobos dengan masuk ke dalam di tikungan agar bisa bergabung dengan grup depan, Minggu (8/8/2021).

Marquez kembali mengulang manuvernya ketika lomba dimulai lagi, setelah sempat terhenti akibat insiden Dani Pedrosa dan Lorenzo Savadori. Lagi-lagi, kakak Pol Espargaro itu jadi korbannya.

Situasi tersebut rupanya dipantau oleh Rossi, yang pernah terlibat ‘Sepang Clash’ pada 2015 dengan pilot Spanyol tersebut. Sejak saat itu, relasi mereka tak pernah harmonis.

“Satu-satunya yang bisa saya katakan adalah Marquez sangat agresif terhadap semua lawan-lawannya. Hari ini, Aleix, pada waktu lain, ada pembalap lain. Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya tidak tahu bagaimana situasi ini bisa diperbaiki,” ucapnya.

Baca Juga:

Pembalap Petronas SRT tersebut mendarat di posisi ke-13, tertinggal 26 detik dari rookie Jorge Martin.

“Pada akhir balapan, itu bukan sebuah bencana. Saya bisa mendapat beberapa poin. Sayangnya, saya kehilangan beberapa posisi di start, tapi saya bisa mengemudi dengan baik. Saya memiliki beberapa pertempuran yang bagus dengan beberapa pembalap dengan ritme yang sama, saya selesai dan saya mencetak poin,” ujarnya.

“Jadi itu berjalan dengan baik, karena pada akhirnya, ini adalah trek yang tidak berjalan dengan baik untuk Yamaha. Di sini, Anda butuh banyak akselerasi dan top speed, kelebihan yang tidak dimiliki M1.”

Perbaikan elektronik justru menghambat performanya, alih-alih mendongkrak kinerja. Pembalap yang ingin pensiun akhir musim nanti, bahkan mesti mencoba beberapa sistem saat start.

“Di Sachsenring dan Assen, kami mengadopsi sistem starting yang berbeda. Itu tidak cocok bagi saya dan saya tidak merasa nyaman. Pada dua balapan tersebut, saya salah. Sebelum, perubahan itu, saya biasanya mulai dengan baik pada grid. Untuk balapan ini, kami meningkat, isu soal elektronik, kami belum 100 persen,” ia menuturkan.

“Masalah lain, datang pada lap pertama, di mana setiap orang sangat agresif. Kami punya motor sangat lambat pada lintasan lurus dan sangat sulit tidak kehilangan poin. Anda mencoba mengerem keras, tapi ada pembalap lain di sisi Anda dan tidak mudah pada lap pertama, bagi kami.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pedrosa Terguncang Saat Kecelakaan di MotoGP Styria
Artikel berikutnya Track Limit Jadi Momok Enea Bastianini

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia