Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Rossi Klaim Dirinya Jadi Anutan Pembalap Masa Kini

Valentino Rossi mengatakan dirinya merupakan pembalap MotoGP modern pertama dan menjadi contoh bagi rider masa kini.

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Rossi telah melakoni kariernya selama 26 tahun di kejuaraan dunia balap motor, yang dimulai dari kelas 125 cc pada 1996 lalu.

Pria 42 tahun itu menapaki kelas premier yang saat itu masih bernama 500 cc pada 2000. Saat itu, ia masih berusia 20 tahun dan menjadi pembalap termuda yang berlomba di kategori tertinggi.

Dalam wawancara bersama Gazzetta dello Sport, Rossi mengatakan jalannya memasuki kelas premier diikuti oleh pembalap muda masa kini dalam perjuangan mereka lolos ke MotoGP.

“Saya merupakan pembalap modern MotoGP pertama,” kata Rossi, juara dunia balap motor sembilan kali: kelas 125 cc 1997, 250 cc 1999, 500 cc 2001, serta MotoGP 2002, 2003, 2004, 2005, 2008, dan 2009.

“Saya melakukan banyak hal di masa lalu, yang mana menjadi pelajaran bagi banyak pembalap hari ini.

“Saya memulai kejuaraan di usia yang sangat muda. Ketika saya berusia 20 tahun, saya sudah berada di kelas 500 cc, dan perjalanan saya diikuti oleh semua orang.

“Ada beberapa hal yang saya lakukan di masa lalu, yang dijadikan contoh oleh semua orang di masa kini.”

Berusia 42 tahun, Valentino Rossi berharap masih bisa melanjutkan kariernya setelah 2021. Pasalnya, saat ini pria asal Italia itu hanya memiliki kontrak satu tahun bersama Yamaha untuk berlomba dengan Petronas SRT.

Prinsipal Petronas SRT, Razlan Razali, mengatakan saat tes pramusim bahwa Rossi ingin melihat performanya lebih dulu sebelum memutuskan memperpanjang kontrak pada 2022.

Pada tiga balapan awal MotoGP 2021, Rossi kesulitan menemukan bentuk terbaiknya di atas YZR-M1. Ia finis ke-12 di Grand Prix Qatar, finis ke-16 di GP Doha setelah start dari grid ke-21 yang merupakan kualifikasi terburuk sepanjang kariernya.

Di GP Portugal, Valentino Rossi gagal menyelesaikan balapan karena mengalami insiden. Padahal, saat itu ia sedang berjuang untuk finis di posisi 10 besar dan memiliki kecepatan yang bagus.

Baca Juga:

Sebelumnya, Rossi juga telah mengatakan alasan yang membuatnya tetap termotivasi untuk mengikuti kejuaraan meski performanya mengalami penurunan dan kalah saing dengan pembalap muda.

“Alasan saya sangat sederhana dan saya merasa aneh karena beberapa orang tidak memahaminya, mungkin cara berpikir saya berbeda,” ujarnya.

“Saya menyukai apa yang saya rasakan, sensasinya, adrenalin yang datang dari kemenangan, mendapatkan podium atau hanya sekadar memiliki balapan bagus.

“Saya tahu dengan sangat baik kapan waktunya menang, sayangnya semua orang merasa seperti itu. Tapi saya mencoba dengan seluruh kekuatan untuk memberikan kesulitan kepada semua orang, dan itu satu-satunya alasan mengapa saya masih tetap balapan.”

Rossi juga mengungkapkan tiga musim terbaiknya di MotoGP yang merupakan pertarungan sampai mati, dengan Max Biaggi pada 2001, musim pertamanya bersama Yamaha pada 2004, dan musim 2008, di mana ia berhasil meraih titel.

“Musim 2001 jadu salah satu yang terbaik, itu jadi musim terakhir kelas 500cc dan kesempatan terakhir untuk meraih gelar juara dunua. Sebuah pertarungan sampai mati dengan Biaggi. Sangat indah,” ungkapnya.

“Lalu musim 2004, kemenangan pertama bersama Yamaha di Welkom. Dalam sudut pandang olah raga itu benar-benar membanggakan.

“Kemudian 2008, bagi kebanyakan orang berpikir saya sudah habis, sudah tua. Tapi, ketika saya menggunakan ban Bridgestone, saya mengalahkan Casey Stoner dalam perebutan gelar.”

Valentino Rossi, Fiat Yamaha Team.

Valentino Rossi, Fiat Yamaha Team.

Foto oleh: Yamaha Motor Racing

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Morbidelli Targetkan Tembus Tiga Besar MotoGP Spanyol
Artikel berikutnya Ducati Masih Sulit Menang, Ini Salah Satu Penyebabnya

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia