Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Reactions

Valentino Rossi Nilai Rivalitas MotoGP Sekarang Kurang Gereget

Rivalitas para rider di MotoGP saat ini terbilang harmonis dibandingkan dulu. Valentino Rossi, yang telah melewati berbagai era dalam Kejuaraan Dunia Balap Motor, menjelaskan mengapa itu bisa terjadi.

Casey Stoner and Valentino Rossi

Bob Heathcote

Sepanjang 26 tahun kariernya sebagai pembalap motor, Valentino Rossi terlibat duel intens dengan banyak pembalap jadi makanan sehari-hari. Tak hanya di dalam trek, rivalitas pun sengit di luar lintasan.

Dalam kariernya aktifnya, Rossi tak hanya terlibat pertarungan panas dengan satu pembalap. Daftar rivalnya panjang. Pada awalnya, Max Biaggi adalah lawan terberat bagi The Doctor.

Kemudian muncul Sete Gibernau sebagai pesaingnya. Status itu lalu dilanjutkan oleh nama-nama elite seperti Casey Stoner, Jorge Lorenzo hingga Marc Marquez, yang jadi musuh bebuyutan Rossi di MotoGP.

Namun hari ini, segalanya berjalan jauh lebih harmonis, membuat MotoGP kurang gereget. Belum ada lagi rivalitas di antara pembalap yang berlangsung panas di dalam dan luar trek. The Doctor menyadari hal tersebut, tetapi bisa memahaminya.

Baca Juga:

“Sekarang berbeda. Hari ini gemanya jauh lebih kuat, bahkan jika Anda hanya mengatakan sesuatu yang sangat kecil,” ujar Rossi, yang menyalahkan situasi media.

“Anda tidak menyadari kesalahan apa pun dan tiba-tiba Anda memiliki masalah dengan itu pada hari berikutnya atau bahkan berminggu-minggu ke depan.

“Lebih mudah 10 atau 15 tahun lalu karena masalah ini tidak terlalu besar. Anda bisa mengatakan banyak hal,” jelas The Doctor yang selalu memanfaatkan media untuk masuk ke pikiran lawannya, dengan cara menyulut perang psikologis.

Dalam kasus Biaggi dan Gibernau, cara itu berhasil. Dengan Stoner serta Lorenzo, Rossi sudah merasa lebih sulit. Sementara menghadapi Marquez, taktik tersebut tidak lagi efektif.

Dengan sedikit jarak, Rossi mengingat duel berkesan dengan Stoner, yang gagal dikalahkannya dalam pertarungan gelar MotoGP musim 2007, namun mampu mengunggulinya pada 2008 dan juga 2009.

Valentino Rossi, Fiat Yamaha Team, dan Casey Stoner, Ducati Marlboro Team

Valentino Rossi, Fiat Yamaha Team, dan Casey Stoner, Ducati Marlboro Team

Foto oleh: Yamaha Motor Racing

Yang tidak terlupakan dari rivalitas keduanya adalah pertarungan spektakuler yang terjadi dalam Grand Prix (GP) Amerika Serikat 2008 di Sirkuit Laguna Seca. Mereka terlibat duel yang agresif hingga akhir.

“Saya menikmati pertarungan lawan Stoner. Saya dapat mengatakannya sekarang karena ketika terjadi, itu adalah duel yang sangat sulit,” kenang rider yang memutuskan pensiun akhir musim lalu tersebut.

“Stoner punya talenta luar biasa dan sangat cepat. Dia benar-benar kuat dalam segala kondisi. Dia merupakan lawan yang  tangguh. Kami berjuang untuk gelar. Dia mampu menang, namun saya juga.

“Itu merupakan pertarungan yang hebat. Saya membalap untuk Yamaha, dia dengan Ducati. Keduanya adalah pabrikan dan tim yang benar-benar berbeda. Saya sangat menikmatinya,” ucap The Doctor lagi.

Marc Marquez, Repsol Honda, dan Valentino Rossi, Yamaha MotoGP

Marc Marquez, Repsol Honda, dan Valentino Rossi, Yamaha MotoGP

Foto oleh: Repsol Media

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya KTM Investasi Besar untuk Bina Pembalap Muda
Artikel berikutnya Valentino Rossi, MotoGP dan Penolakannya terhadap F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia