Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Rossi: Prosedur baru flag-to-flag tak perbaiki masalah

Valentino Rossi meyakini, prosedur baru pergantian motor untuk balapan flag-to-flag MotoGP tidak memecahkan masalah keselamatan di pit lane.

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Perubahan aturan pergantian motor mengemuka usai insiden kecelakaan Andrea Iannone yang terjatuh di pit lane, ketika berusaha menghindari Aleix Espargaro saat balapan flag-to-flag MotoGP Republik Ceko.

MotoGP lalu menggelar uji coba prosedur baru pergantian motor setelah sesi Free Practice 2 di Silverstone, serta memutuskan untuk menerapkannya pada balapan.

Prosedur baru ini juga akan mencakup seorang mekanik (sebagai lollipop man) yang tugas utamanya mengamati lalu lintas pit lane saat pergantian motor, dan memastikan pembalapnya dilepaskan dengan aman.

Rossi menyambut baik prosedur baru tersebut, namun ia menganggap tidak akan menyelesaikan masalah keselamatan saat pergantian motor berlangsung di pit lane.

“Saya penasaran untuk berbicara dengan pembalap lain dalam (pertemuan) Komisi Keselamatan dan memahami gagasan mereka,” ucap The Doctor.

“Saya senang dengan keduanya, tapi jika peraturan ini dibuat untuk memperbaiki masalah insiden antara Iannone dan Espargaro, bagi saya itu tidak memperbaiki apapun. Kami juga tidak melihat motor lainnya.

“Mungkin kami bisa menggunakannya, dan itu bukan masalah. Tapi itu tidak memperbaiki masalah.”

Berbeda pendapat

Sementara itu, Andrea Dovizioso mengatakan, fakta bahwa pembalap tersebar di trek pada akhir FP2 bukanlah representasi akurat dari situasi balapan yang sibuk.

“Tidak banyak pembalap pada titik yang sama, jadi itu mudah,” tandas pembalap Ducati tersebut.

“Sangat sulit menemukan cara yang benar-benar aman untuk pergantian motor (flag-to-flag), tapi kita harus mencari solusi terbaik.

“Menurut saya, ini lebih aman. Tapi kita menuju ke pit (dengan motor pertama), dan menurut saya itu tidak aman.

“Kadang-kadang Anda mulai dengan ban slick (kering) dan mulai turun hujan, aspal basah, serta Anda memakai ban slick dan rem karbon – Anda bisa masuk ke pit (garasi).”

Dovizioso sendiri mendukung gagasan setiap pembalap yang diinstruksikan aman untuk meninggalkan pit. Sementara rekan setim Jorge Lorenzo tidak yakin prosedur baru menjamin keselamatan yang cukup besar.

“Jika lebih aman, itu hanya sedikit. Saya tidak berpikir kami ada banyak perbaikan, karena ruangnya sangat dekat untuk 24 pembalap, terlalu banyak orang di sana,” terangnya.

“Saya berpendapat mereka seharusnya menghapus flag-to-flag. Tapi saya tidak berpikir ini adalah solusinya, mereka akan (tetap) menggunakannya.”

Adapun, Maverick Vinales meyakini, memperlambat pergantian motor – dengan pembalap tidak lagi melompat dari satu motor ke motor lainnya – lebih aman karena itu akan membuat situasi pit lane lebih rileks.

Sedangkan Cal Crutchlow menentang prosedur baru. Ia menilai sudut pembalap mendekati pit bisa berakibat kesalahan jika orang-orang di garasi tertabrak.

Senada dengan pembalap LCR Honda itu, Johann Zarco meyakini sudut dari penempatan motor kedua mengharuskan pembalap untuk berbelok terlalu ketat.

Tito Rabat, Estrella Galicia 0,0 Marc VDS, revised bike swap practice
Tito Rabat saat berlatih prosedur baru flag-to-flag usai FP2 MotoGP Inggris

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Terjatuh dua kali, Marquez marah kepada diri sendiri
Artikel berikutnya Paling lambat saat FP2, Smith tetap optimistis

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia