Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Rossi Tak Tahu Yamaha Mendengarkannya atau Tidak

MotoGP 2020 menjadi musim terburuk bagi Valentino Rossi sepanjang turun di kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor. The Doctor pun mengungkapkan masalah utama Yamaha dalam beberapa tahun terakhir.

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing

Gold and Goose / Motorsport Images

Valentino Rossi hanya menempati peringkat ke-15 klasemen akhir MotoGP 2020. Jauh lebih jelek dibanding hasil terburuk Rossi sebelumnya posisi ketujuh pada musim 2011 saat membela Ducati dan tahun 2019 lalu.

Dari 14 lomba MotoGP 2020 lalu, Yamaha menjadi pabrikan dengan kemenangan terbanyak, tujuh. Uniknya, tidak satu pun dari empat pembalap Yamaha yang mampu berperforma konsisten.

Duet tim satelit, Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli, turun dengan Yamaha YZR-M1 berbeda. Quartararo mengendarai M1 versi 2020 sedangkan Morbidelli YZR-M1 spec A alias motor musim lalu namun sudah di-upgrade.

Quartararo mampu memenangi tiga lomba (Spanyol, Andalusia, Catalunya). Namun, Morbidelli yang juga tiga kali naik podium utama (San Marino, Teruel, Valencia), menjadi pembalap Yamaha terkuat dengan menjadi runner-up MotoGP 2020 lalu.

Satu kemenangan Yamaha lainnya dibuat pembalap tim pabrikan. Maverick Vinales (Emilia Romagna). Rossi, yang musim depan akan pindah ke Petronas SRT, hanya sekali naik podium saat finis P3 di Andalusia.

Baca Juga:

“Tentu saja saya tidak puas dengan hasil musim lalu karena tidak bisa merebut banyak poin,” ucap Rossi yang hanya mengoleksi 66 poin, paling sedikit selama turun di kelas premier (500 cc/MotoGP).

“Setelah Jerez 2 (GP Andalusia), saya mampu berlomba bagus. Tetapi, saya tetap tidak mampu merebut podium lagi,” kata Rossi yang absen di Aragon dan Teruel karena terserang Covid-19.

Musim depan, Rossi akan menjadi rekan setim Morbidelli di tim satelit Yamaha. Pun demikian, Morbidelli nantinya akan turun dengan Yamaha YZR-M1 yang lebih lawas ketimbang Rossi.

“Masalahnya, sampai akhir musim (2020) lalu, kami tidak tahu mana M1 yang lebih bagus. Versi lama atau yang baru,” tutur juara dunia kelas utama tujuh kali (2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2008, 2009) tersebut.

Setiap pembalap, menurut Rossi, bebas memiliki penilaian sendiri soal Yamaha YZR-M1. Namun di mata Rossi, problem utama M1 adalah performa versi 2020 ini jauh di bawah M1 versi-versi sebelumnya.

“MotoGP banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir. Kompetisi kian ketat dan itu bisa Anda lihat dari performa KTM dan Suzuki,” kata Rossi.

“Level teknologi yang dipakai juga kian tinggi. Butuh bujet sangat besar dan banyak teknisi untuk mengembangkan motor. Namun, Yamaha terkesan sama saja.”

Rossi pun menyarankan agar Yamaha menyatukan tim teknis di Jepang dengan para teknisi di Eropa. Termasuk tim pembalap penguji. Dengan berada di bawah satu atap, visi dan koordinasi bisa dilakukan lebih efisien dengan arah yang sama.

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, mengungkapkan masalah utama yang dihadapi Yamaha saat ini.

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, mengungkapkan masalah utama yang dihadapi Yamaha saat ini.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Saya selalu mencoba menjelaskan apa yang saya rasakan pada motor berikut masalah-masalahnya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, rasanya sama saja. Saya tidak tahu apakah mereka mendengarkan saya atau tidak,” tutur Rossi.

Valentino Rossi pun menjelaskan tidak terlalu khawatir musim depan hanya membela tim satelit. Rossi menyebut dirinya pesimistis Yamaha akan melakukan banyak perubahan.

“Saya akan terus bekerja untuk Yamaha. Memberikan masukan berdasarkan pengalaman saya. Namun sayangnya kami belum mampu berkembang juga,” tutur Valentino Rossi.

Pengembangan mesin tidak bisa dilakukan untuk MotoGP 2021 menyusul dikeluarkannya aturan pengetatan anggaran karena efek pandemi Covid-19. Praktis, para teknisi hanya bisa memodifikasi airbox (lubang pendingin), sasis, lengan ayun (swing arm), dan sebagainya.

Meskipun begitu, Rossi tidak begitu yakin dengan modifikasi yang akan dilakukan para teknisi Yamaha. “Bagi saya, mesin menjadi kelemahan utama kami. Top speed dan akselerasi itu dua masalah berbeda,” ucap Valentino Rossi.

“Dari situ, baru Yamaha harus melakukan ubahan pada M1 agar ban belakang bisa mendapatkan daya cengkeram (grip) lebih besar. Itu dua problem terbesar kami saat ini. Harapan untuk M1 2020 dulu sangat besar. Tapi faktanya kami jalan di tempat.”

Fabio Quartararo yang turun dengan YZR-M1 2020 mampu memenangi tiga balapan. Tetapi, Franco Morbidelli melakukan hal yang sama di atas YZR-M1 spec A.

“Motor baru (2020) tidak terlalu jauh berbeda dengan versi lama (spec A). Namun, tidak jelas juga apakah pengembangan yang kami lakukan sudah ke arah yang benar atau belum,” kata Valentino Rossi.         

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pembalap MotoGP Pro-Kontra soal Balapan Dua Hari
Artikel berikutnya 13 Pembalap MotoGP dengan Leading Lap Terbanyak

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia