Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Schwantz anggap Vinales bisa atasi tekanan perebutan titel

Juara dunia Grand Prix 500cc 1993, Kevin Schwantz, mengatakan Maverick Vinales cukup cerdas untuk mengetahui bagaimana bertarung melawan rivalnya sepanjang musim.

Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Kevin Schwantz
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing issing his Yamaha
Race winner Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Podium: Race winner Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing, Marc Marquez, Repsol Honda Team

Vinales, juara dunia Moto3 2013, melakoni debut di MotoGP pada 2015 bersama pabrikan Suzuki. Ia berhasil meraih kemenangan perdana di Silverstone dan menempati peringkat keempat dalam klasemen akhir.

Kini, mengawali musim 2017, ia telah resmi berstatus sebagai pembalap Yamaha dan baru saja mencetak prestasi apik akhir pekan lalu. Memenangi seri pembuka MotoGP Qatar pada debutnya bersama Yamaha.

“Saya pikir, Maverick cukup cerdas dan saya yakin timnya akan menasehati dia setiap akhir pekan, ‘Balapan ini tentang kejuaraan dan jika kita sedikit jauh saat akhir pekan, itulah yang bisa Anda dapatkan. Jangan keluar ke trek dan mengendarai motor untuk mencoba memangkas 0,1 detik di depan’, “ ujar Schwantz.

“Selama seseorang menjaga Maverick dan selama dia memiliki mentor, saya pikir dia akan melakukannya dengan baik.”

Schwantz mengakui bahwa fokus yang begitu ekstrem pada gelar juara, bahkan jika pembalap memiliki paket teknis terkuat, tetap menjadi tantangan dan keinginan untuk meraih kesuksesan berada di atas kewajaran.

“Pertarungan akan jauh lebih sulit ketika Anda mengendarai motor yang sangat kompetitif. Anda memiliki motor di garasi, tapi di garasi lain ada dua motor tercepat di trek,” ucapnya.

“Anda harus mencoba dan membuat diri Anda konsisten, serta Anda juga harus memikirkan kejuaraan. Jika Anda tidak memilikinya, maka Anda harus mempelajarinya.

“Tapi seperti yang saya katakan, Maverick cukup solid. Jadi, saya berharap dia bisa melakukan semua yang kita pikirkan.”

Rivalitas Marquez versus Vinales

Schwantz lalu menambahkan, bahwa ia berharap demi MotoGP, Vinales dan lima kali juara dunia Marc Marquez dapat mengembangkan rivalitas.

“Maverick berusia 22 tahun dan Marc telah berusia 24 tahun. Keduanya adalah pembalap Spanyol. Anda bisa melihat apa yang akan terjadi – mungkin menjadi rivalitas seperti Schwantz versus (Wayne) Rainey!,” tukasnya.

“(Rivalitas) itu bisa berlangsung selama enam atau delapan musim. Dan jika mereka dapat bersaing seperti beberapa pembalap kuat lainnya di sana, maka itulah yang dibutuhkan olahraga ini.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Smith akui KTM gagal cetak poin
Artikel berikutnya Komisi Grand Prix hapus sistem poin penalti

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia