Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Sete Gibernau Ungkap Mengapa Ducati dan Aprilia Superior

Mantan pembalap top MotoGP tersebut memberikan analisisnya terkait situasi persaingan dan peta kekuatan tim dan pembalap pada awal paruh kedua musim 2022 ini.

Maverick Vinales, Aprilia Racing Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Sete Gibernau muncul dalam acara Teledeporte MotoGP bersama Judit Florensa untuk memberikan analisis persaingan di kelas premier pada paruh kedua musim, tepatnya setelah Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) memenangi GP Inggris dengan fantastis.

Seperti diketahui, Bagnaia sempat berduel sengit dengan Maverick Vinales (Aprilia Racing) di beberapa lap akhir lomba berdurasi 20 lap di Sirkuit Silverstone tersebut.

Vinales akhirnya harus puas finis P2 namun hanya terpaut 0,426 detik dari Bagnaia. Posisi ketiga ditempati rekan setim Bagnaia, Jack Miller, yang masuk 0,188 detik dari Vinales.

Gibernau mengaku tertarik melihat superioritas Ducati Desmosedici GP22 dan Aprilia RS-GP di trek yang dari sisi layout sebetulnya kurang begitu cocok dengan karakteristik kedua motor tersebut.

Runner-up MotoGP 2003 dan 2004 itu pun menunjuk traksi sebagai penyebab utama mengapa Ducati dan Aprilia begitu superior tidak hanya saat melibas tikungan (total 18: 8 kiri, 10 kanan) tetapi juga di beberapa lintasan lurus Silverstone yang tidak terlalu panjang.

“Menarik melihat seperti apa traksi yang dimiliki Ducati Desmosedici GP22 dan Aprilia RS-GP,” ucap pemenang 8 Grand Prix, 24 podium, dan 12 pole dalam 83 start kelas MotoGP antara 2002-2006, dan 2009.

“Saya belum pernah mencoba kedua motor tersebut. Tetapi, saya melihat, dari level traksi, keduanya merupakan motor dengan traksi terbesar di grid MotoGP saat ini. Siapa pun pembalapnya, Ducati dan Aprilia sepertinya tetap mampu mendapatkan traksi besar.”

Baca Juga:

Dengan kelebihan pada traksi, para pembalap Ducati dan Aprilia saat ini bisa dengan mudah melakukan pengereman dalam kondisi apapun tanpa takut kehilangan line.

“Itu karena ban belakang motor mereka memiliki kontak sangat baik dengan aspal. Dari situ, setelah berakselerasi, mereka bisa dengan mudah mendapatkan kecepatan bagus,” tutur mantan pembalap asal Catalunya, Spanyol, tersebut.

“Itulah mengapa para pembalap Ducati dan Aprilia terlihat mudah melewati maupun menekan lawan. Sepanjang balapan (di Silverstone), mereka mampu mengubah arah dengan cepat karena dukungan daya cengkeram ban depan dan belakang yang bagus.”

Gibernau juga mengamati performa Vinales yang sangat impresif di GP Inggris, meskipun melakukan start buruk (dari grid kedua) hingga sempat tercecer.  

“Saat Vinales mampu lebih tenang, ia akan mampu berimprovisasi. Itu hanya akan terjadi bila ia senang. Ia memiliki skill mengendalikan motor di atas rata-rata, meskipun banyak yang menyangsikan kemampuannya itu,” kata Gibernau.

“Menarik juga melihat dua pembalap dengan riding style sangat berbeda drastis seperti Aleix Espargaro dan Maverick Vinales mampu menyuguhkan performa brilian di atas motor yang sama.” 

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Gibernau menjelaskan, saat ini masih banyak pembalap yang mampu tampil secepat para rider Ducati dan Aprilia. Namun jika mengacu soal traksi, hanya Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) yang benar-benar mampu mengimbangi Ducati dan Aprilia.

“Di Yamaha, hanya Quartararo yang mampu cepat sedangkan Honda tidak ada sama sekali. Quartararo menjadi satu-satunya pembalap Yamaha yang mampu memaksimalkan traksi  YZR-M1 untuk melawan superioritas Ducati dan Aprilia,” ucap Gibernau.

“Quartararo banyak menggerakkan tubuh di atas motor, sangat sering sepanjang balapan. Dari situ, ia tidak butuh traksi besar pada ban belakang. Karena kerap memindahkan tubuhnya pula, ia mampu berakselerasi lebih lembut daripada pembalap Yamaha lainnya,” tutur Gibernau tentang juara dunia bertahan yang kini memimpin klasemen MotoGP itu.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Penjelasan Alex Rins Gagal Jaga Keunggulan dalam MotoGP Inggris
Artikel berikutnya Fabio Quartararo Menyesal Tak Jajal Ban Hard

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia