Shinichi Sahara: Punya Tim Satelit Tak Penting untuk Evolusi Motor

Project leader Suzuki MotoGP, Shinichi Sahara, menegaskan bahwa punya tim satelit tak menentukan dalam pengembangan motor.

Shinichi Sahara, Team Suzuki MotoGP

Kabar bahwa Suzuki ingin membuat tim satelit terus beredar beberapa tahun ini. Namun, hingga sekarang, belum juga terealisasi.

Menurut Sahara, ide tersebut memang ada. Hanya saja, dalam eksekusinya, perlu mempertimbangkan banyak faktor yang terjadi belakangan ini.

“Saya juga bertaruh untuk itu. Kami punya beberapa kesempatan. Tapi, kadang situasi di Jepang, kebijakan perusahaan dan belakangan, beberapa alasan, menghalangi kami mencapai kesepakatan dengan siapa pun,” ujarnya kepada Motorsport.com Spanyol.

“Saya masih berharap bisa melanjutkan itu. Namun, tergantung dengan opsi yang terbuka.”

Situasi Suzuki tentu bertolak belakang dengan Ducati yang dengan mudah menggandeng tiga tim sekaligus, yakni Pramac Racing, Mooney VR46 Racing Team dan Gresini Racing.

Menurunkan delapan motor, Ducati berharap mengumpulkan banyak data yang berguna untuk pengembangan motor.

Baca Juga:

Mengenai hal itu, Sahara justru punya pendapat berbeda. Apabila misinya seperti itu, strategi pabrikan Borgo Panigale tersebut dipandang kurang efektif.

“Saya sangat puas dengan struktur kami karena kami punya dua pembalap yang mengumpulkan data sangat bernilai. Kalau kami kehilangan salah satu dari mereka, maka situasinya akan sangat rumit. Tapi sekarang, kami dapat membandingkan dan bertukar informasi antara keduanya dengan sangat baik,” tuturnya.

“Punya tim satelit akan sangat berguna, tapi juga tergantung apda filosofi tim. Apabila tujuannya melatih para pembalap baru, data Anda mungkin tidak berguna dari sudut pandang pengembangan karena pengalaman mereka terbatas. Punya tim satelit tidak terlalu penting untuk evolusi motor.”

Berkaca dari kegagalan mempertahankan juara dunia pembalap maupun tim musim lalu, Suzuki terus berbenah.

Mereka mencari jalan keluar agar bisa bersaing kembali di barisan depan. Solusi paling ideal adalah membuat mesin lebih bertenaga.

“Kami selalu membuat performa motor terbaik secara global. Jelas bahwa kami mencari tenaga lebih besar dari mesin, tapi itu berdampak pada keseimbangan motor,” Sahara menjelaskan.

“Konsekuensinya, kami harus mengubah sasis agar lebih seimbang. Mesin berputar kencang dalam kecepatan tinggi, dengan tenaga kuda lebih besar dan kami berhasil menjaganya agar tidak kehilangan daya dorong terutama sepanjang kurva daya. Para insinyur melakukan pekerjaan luar biasa.”

Sylvain Guintoli, Team Suzuki MotoGP

Sylvain Guintoli, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Dorna

Sahara santai menanggapi keluhan Alex Rins dan Joan Mir terhadap buruknya performa GSX-RR musim lalu. Menurutnya, wajar jika pembalap tak pernah puas.

“Pembalap selalu tidak puas dengan kinerja motor. Bukan hanya Suzuki, tapi itu juga terjadi dengan para insinyur yang tidak pernah cukup,” ucapnya.

“Ketika mereka mencapai tujuan, yang baru segera ditetapkan di hadapan mereka. Untuk menjawab pertanyaan Anda, dalam tes November, di Jerez, kami mendapat beberapa sinyal positif. Terlepas dari itu, kami membawa beberapa komponen lagi untuk lanjut dikembangkan.”

dibagikan
komentar

Franco Morbidelli Ibaratkan MotoGP 2022 sebagai Sarang Singa

Francesco Bagnaia Tak Prioritaskan Catatan Waktu di Sepang