Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Soal Ban, Tiga Tikungan Losail Bakal Jadi Pembeda

Para teknisi MegaRide kembali memunculkan data hasil simulasi lomba terkait reaksi ban Michelin di Sirkuit Losail, Qatar, lomba pertama Kejuaraan Dunia MotoGP 2021.

Grafico MegaRide

Grafico MegaRide

MegaRide

Dua balapan awal MotoGP 2021 akan digelar di Sirkuit Losail pada akhir pekan ini, GP Qatar (26-28/3/2021) dan GP Doha sepekan kemudian (2-4/4/2021).

Lomba GP Qatar akan dimulai pada malam hari dengan start sekira pukul 20.00 waktu setempat. Lomba malam di Losail dilakukan untuk mengurangi beban kerja pembalap, ban, dan mesin dibanding jika balapan digelar siang hari.

Kendati begitu, lomba pada bulan Maret ini masih tetap menyuguhkan tantangan besar bagi pembalap dan tim, khususnya ban.

Sirkuit Losail memiliki panjang 5,4 km. Trek ini memiliki 10 tikungan ke kanan dan enam ke kiri. Banyaknya tikungan ke kanan akan membuat kinerja sisi kanan ban bakal lebih berat. Hal ini diamini para insinyur di MegaRide.

Itulah sebabnya Michelin selaku pemasok tunggal ban di MotoGP mengadopsi komon asimetris untuk membuat kinerja ban tetap optimal kendati salah satu sisi bekerja lebih berat.

Dari hasil tes dan simulasi saat tes pramusim MotoGP 2021 lalu yang juga dilangsungkan di Losail, para teknisi MegaRide menyoroti tiga tikungan beruntun ke kanan (12, 13, 14). Hasil analisis lewat grafik menunjukkan, suhu sisi kanan ban cenderung naik di area ini.

Fenomena tersebut berisiko menimbulkan panas berlebih (overheat) pada sisi kanan ban belakang. Hasil cek lewat grafik menunjukkan, temperatur ban di area “delta” tersebut bisa naik hingga 40 derajat Celsius.

Semua itu karena beban tekanan yang besar di sisi kanan ban karena sempitnya tiga tikungan tersebut.  

Pembalap KTM Tech3 Factory Racing, Danilo Petrucci, menggeber KTM RC16 di trek lurus Sirkuit Losail pada tes pramusim MotoGP 2021 di Qatar, beberapa waktu lalu. Butiran pasir di aspal trek bisa mempercepat level keausan ban hingga menyebabkan daya rekat ban berkurang yang ujungnya membuat kestabilan motor menurun.

Pembalap KTM Tech3 Factory Racing, Danilo Petrucci, menggeber KTM RC16 di trek lurus Sirkuit Losail pada tes pramusim MotoGP 2021 di Qatar, beberapa waktu lalu. Butiran pasir di aspal trek bisa mempercepat level keausan ban hingga menyebabkan daya rekat ban berkurang yang ujungnya membuat kestabilan motor menurun.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Melindungi kinerja sisi kanan ban belakang bukan satu-satunya tugas berat bagi pembalap dan tim-tim MotoGP di Losail nanti. Seperti ciri khas sirkuit di padang gurun, pasir juga kerap masuk ke lintasan Losail.

Rumput buatan untuk mengurangi pasir masuk trek justru bisa berubah fungsi menjadi penimbun pasir.

Karena itulah lintasan lurus terpanjang di Losail (1.068 meter) diperkirakan tidak selalu bersih sehingga daya cengkeram (grip) ban tidak sama yang cenderung kecil.

Menurunnya daya rekat ban ke aspal bisa menghilangkan kestabilan motor. Konsekuensinya, handling dan kestabilan motor bisa semakin buruk.

Menurut tim teknis MegaRide, adanya pasir juga bisa memperburuk kondisi ban. Cepat atau lambatnya degradasi kompon ban karena aspal yang menjadi abrasif, harus disiasati pembalap dengan durasi lomba (GP Qatar dan GP Doha berlangsung 22 lap atau 118,4 km).  

Tatangan lain yang harus dihadapi pembalap di Losail adalah angin dari kedua sisi lintasan yang sukar diprediksi. Faktor angin ini sangat memengaruhi kinerja dan performa peranti aerodinamika motor hingga mengganggu kestabilan.

Baca Juga:

Dengan memasukkan semua faktor dan problem di atas, set-up optimal dibutuhkan dengan mempertimbangkan kecepatan maksimal di trek lurus sejauh lebih dari satu kilometer.

Bagaimana memaksimalkan akselerasi untuk menghadapi karakter unik di sektor kedua dan ketiga Losail juga harus diperhitungkan.

Dalam konteks ini, pilihan ban akan sangat menentukan. Para teknisi tim dan pembalap harus matang memperhitungkan kinerja ban karena efek panas, level keausan, banyaknya perubahan arah lintasan, akselerasi, dan degradasi yang tidak sama.

Lantas, siapa yang akan berpeluang menang nanti? Jawabannya adalah mereka yang mampu memakai ban berkompon lebih lunak tanpa memperburuk kinerjanya.

Pada lomba terakhir GP Qatar, 2019, performa ban medium – yang sebelumnya dipilih untuk mengatasi masalah level degradasi yang cepat – terbukti kurang optimal.

Namun, tahun ini, rata-rata ban belakang 2020 lalu menjadi kategori ban berkompon lebih lunak. Sementara, alokasi ban depan menjadi lebih lunak dibanding tahun lalu yang keras (hard). 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ducati Siap Buktikan Performa di MotoGP Qatar
Artikel berikutnya Quartararo: Adrenalin Selalu 100 Persen Saat Coba Meraih Pole

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia