Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Stoner sebut tak ada kenaikan level MotoGP

Dalam bagian kedua wawancara eksklusif Motorsport.com dengan Casey Stoner, dua kali juara dunia MotoGP itu merasa level kejuaraan tak banyak alami kenaikan sejak era kejayaannya.

Casey Stoner, Ducati Team

Casey Stoner, Ducati Team

Ducati Corse

Casey Stoner, Ducati Team

Casey Stoner, Ducati Team

Foto oleh: Ducati Corse

Bagaimana Anda melihat naik dan turunnya Yamaha musim lalu?

“Sangat sulit untuk dimengerti. Saya orang luar, mustahil untuk mengatakannya. Maverick (Vinales) memulai dengan banyak kepercayaan diri di awal musim setelah nyaman selama tes pramusim.

“Tapi sangat mudah untuk kehilangan kepercayaan diri dan arah ketika Anda mengalami beberapa kali kecelakaan. Dia masih muda dan belum memiliki banyak pengalaman di MotoGP.

“Mereka bisa membuat alasan tentang motor, tapi menurut saya, itu tidak jauh berbeda sepanjang musim. Dan ketika para pembalap Tech 3 memakai sasis yang sama, mereka tidak menemukan masalah.”

Jadi, Anda berpikir masalahnya ada pada pembalap (Yamaha)...

“Dalam opini saya, iya. Selalu ada pro dan kontra untuk segalanya. Tapi untuk tampil mengesankan dan terbaik, dan kemudian kesulitan finis 10 besar... Bagi saya, ini lebih dari sekedar paket.” 

Ketika Anda memulai karier di MotoGP, kesannya adalah Anda membuat semua orang menyukai permainan mereka. Apakah menurut Anda, (Marc) Marquez melakukan hal sama?

“Ya, tapi pada saat bersamaan sulit mengatakannya. Semua orang telah mengatakan selama bertahun-tahun, bahwa level terus meningkat. Namun, bagi saya, untuk bisa kembali setelah empat tahun masa pensiun dan melakukan hal serupa, serta mencetak catatan waktu mirip pembalap terbaik... Itu berarti saya tidak melihat adanya kenaikan (level).

“Saya pikir trennya sudah berubah: di mana harus fokus racing line, di mana harus fokus berkendara atau karakter. Saya melawan (Andrea) Dovizioso, Jorge (Lorenzo) dan (Dani) Pedrosa. Mereka masih memenangi balapan dan bertarung untuk gelar juara.

“Masalahnya selalu berubah: gaya berkendara, motor, elektronik, gaya balap...”

Bagaimana dengan risiko yang harus diambil pembalap, jika mereka ingin melawan Marquez?

“Saya masih bisa mencetak catatan waktu sama dengan risiko yang jauh lebih kecil. Jadi, saya pikir ada cara untuk menjadi cepat tanpa risiko terlalu banyak. Seperti yang saya katakan, ada pembalap yang bisa menang tanpa menekan seperti Marquez.

“Marc memiliki gayanya sendiri dan luar biasa. Cara dia bisa merasakan saat akan kehilangan bagian depan, dan kemudian melakukan penyelamatan, adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat di kejuaraan ini. Tanpa diragukan lagi, inilah kekuatannya.

“Semua orang punya kekuatan, atau motor yang unggul. Ada pro dan kontra untuk semuanya. Berisiko keras adalah hal yang sangat baik. Tapi jika Anda dapat menemukan cara untuk melakukan hal sama dengan sedikit risiko, itu jauh lebih baik.”

Apakah Anda merasa nyaman dengan kehidupan Anda saat ini? Berapa lama Anda akan terus melakukannya?

“Saya akan terus melakukan ini sampai motor menjadi tidak asyik untuk dikendarai, yang bisa saya lihat di masa depan akan seperti itu. Tapi selama saya masih bisa berkendara, yang sama saya menikmati aspek berbeda dari bekerja sedikit lebih dekat dengan engineer.

“Saya selalu menekan dan bertarung, karena bagi saya, saat berada di posisi ini, Jorge dan Dovi adalah pembalap saya. Jadi, saya harus melakukan segalanya untuk membantu mereka menjadi lebih kompetitif.

“Semakin sukses mereka, saya pun merasa bangga sudah membantu mencapai hal itu. Ketika saya balapan, saya selalu menghargai pembalap tes yang kami miliki dan saya tahu seberapa keras mereka harus bekerja.”

Bagaimana rasanya bekerja untuk orang lain ketika Anda pernah menjadi juara dunia dua kali?

“Itu tidak ada hubungannya dengan saya lagi. Mari kita bicara tentang menemukan set-up, misalnya. Kami pertama kali keluar, menemukan keseimbangan, dan kalau tepat, kami tetap berpegang pada set-up yang sama sepanjang keseluruhan tes.

“Kami mungkin mengubah tinggi motor, tapi kami melakukan itu untuk memahami perbedaannya. Kenyataannya, kami tidak mengubah set-up apapun.

“Sejak saya pensiun, saya tidak menyentuh set-up apapun pada motor hanya untuk menjadi cepat. Saya baru saja menemukan keseimbangan motor dan kemudian kami melakukan segalanya untuk melakukan perbandingan.”

Anda pensiun ketika berusia 27 tahun dan sekarang 32 tahun. Apakah Anda terkejut dengan kenyataan Rossi masih balapan pada usia 38 tahun?

“Tidak juga. Semua orang berbeda. Anda memiliki Mick Doohan, yang mulai memenangi gelar sangat terlambat dalam kariernya, dan kemudian dia terus menjuarainya pada usia pertengahan 30-an.

“Anda melihat orang-orang seperti IronMan, beberapa orang terkuat di dunia, umumnya berusia antara 35 dan 40 tahun saat mereka dalam kondisi terbaik. Untuk mengatakan ada kelompok usia di mana Anda harus berada merupakan hal bodoh.

“Jika Valentino masih suka balapan dan kompetitif, tidak ada alasan bagi dia pensiun. Dia masih merupakan salah satu pilihan terbaik untuk dimiliki tim pabrikan dan apa yang dia bawa ke kejuaraan sangat besar.”

Casey Stoner, Ducati Team

Casey Stoner, Ducati Team

Foto oleh: Ducati Corse

Casey Stoner, Ducati Marlboro Team

Casey Stoner, Ducati Marlboro Team

Foto oleh: Ducati Corse

Casey Stoner, Ducati Team melintasi garis finis

Casey Stoner, Ducati Team melintasi garis finis

Foto oleh: Ducati Corse

Celebrations Ducati: Juara dunia MotogP 2007, Casey Stoner dan pemenang balapan Loris Capirossi

Celebrations Ducati: Juara dunia MotogP 2007, Casey Stoner dan pemenang balapan Loris Capirossi

Foto oleh: Ducati Corse

Casey Stoner, Repsol Honda Team

Casey Stoner, Repsol Honda Team

Foto oleh: Repsol Media

Casey Stoner, Repsol Honda Team

Casey Stoner, Repsol Honda Team

Foto oleh: Repsol Media

Casey Stoner, Ducati Team, Michele Pirro, Ducati Team

Casey Stoner, Ducati Team, Michele Pirro, Ducati Team

Foto oleh: Ducati Corse

Marc Marquez, Repsol Honda Team

Marc Marquez, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Valentino Rossi and Casey Stoner

Valentino Rossi and Casey Stoner

Foto oleh: Yamaha Motor Racing

Valentino Rossi menyalip Casey Stoner

Valentino Rossi menyalip Casey Stoner

Foto oleh: Yamaha Motor Racing

10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kallio tidak puas dengan kecepatan KTM
Artikel berikutnya Morbidelli makin percaya diri dengan motor MotoGP

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia