Tak Uji Banyak Perangkat Bukti Usaha Honda Kurang
Terlepas dari insiden, pembalap Repsol Honda, Pol Espargaro, merasa timnya tidak bekerja keras sehingga berujung pada hasil jeblok di MotoGP San Marino.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Pembalap 31 tahun tersebut harus pulang dengan tangan hampa lagi. Setelah finis P14 di Silverstone, ia kurang beruntung di Austria karena menuntaskan lomba pada urutan ke-16.
Akhir pekan kemarin, Espargaro terlibat dalam insiden yang membuatnya harus keluar secara prematur di Sirkuit Misano. Alih-alih melontarkan kekecewaan terhadap biang kecelakaan, ia kembali menyalahkan Honda.
Espargaro yang memulai balapan dari grid 19 mengutarakan kepada MotoGP.com, “Hal-hal seperti ini tidak terjadi secara kebetulan. Kami mulai jauh dari belakang dan jika Anda start dari belakang, maka masalah yang timbul makin banyak.
“Memang crash bukan kesalahan kami. Pertama, Brad Binder masuk ke tikungan terlalu cepat, tapi dia tidak melakukan kesalahan. Dia hanya menjadi agresif.
“Kemudian, dia berakhir dengan menubruk Johann Zarco, yang kemudian menubruk Michele Pirro dan membuat Pirro menjatuhkan saya.”
Pembalap yang akan pindah ke Tech3 itu pun berandai-andai, jika start di depan pasti akan selamat dan memperoleh hasil lebih baik.
“Kami tidak bisa mengeluh tentang semuanya. Pada akhirnya, kami finis kualifikasi di posisi akhir karena kurang kencang. Itu masalahnya,” tuturnya.
“Kecelakaan hari ini adalah hasil dari tidak start dari posisi yang seharusnya. Kami bisa mengeluhkan tentang pihak lain, tapi kami harus mengkritisi diri sendiri dan melakukan yang lebih baik pada Sabtu. Jika kami lolos kualifikasi di depan, balapan hanya sedikit sulit.”
Espargaro tak memungkiri sangat frustrasi dengan buruknya pace RC213V. Kelemahan terekspos dalam kualifikasi ketika para pembalap menggeber motor secara maksimal untuk posisi terbaik saat lomba.
“Saya bisa saja mengebut semau saya, tapi jika kami lambat dan mobil tidak bekerja, apa yang bisa saya lakukan? Saya ingin jadi yang paling kencang di grid,” ia menambahkan.
“Saya masih termotivasi seperti hari pertama. Saya kira berada dalam kondisi terbaik secara fisik dan mental. Sungguh frustrasi melihat Anda tidak bisa memanfaatkan itu.
“Kami mencoba semuanya akhir pekan (untuk lolos ke Q2) tapi kami selalu berkeliaran di urutan kesepuluh. Anda selalu mengalami risiko.
“Untuk melakukan ini, Anda harus ambil risiko. Anda perlu melihat Ducati, hanya butuh satu lap, mereka langsung lolos ke Q1. Kami perlu melakoni lap sempurna.”
Tinggal empat bulan lagi, Espargaro bakal meninggalkan deretan kekecewaan dan membuka lembaran baru bersama KTM.
Meski begitu, ia merasa bertanggung jawab menggenjot kinerja Honda selama statusnya sebagai pembalap. Untuk itu, juara Moto2 2013 tersebut butuh bantuan besar dari tim.
“Ini hanya satu-satunya untuk meningkat dan kami tidak melakukan cukup. Berapa banyak pembaruan yang kami lakukan sejak Qatar? Sangat sedikit,” ucapnya.
“Tampaknya kami juga tidak akan menguji banyak perangkat pada tes MotoGP, Selasa. Itu kenapa kami tidak akan meningkat. Pada saat yang sama, tim lain merilis sayap setiap dua atau tiga bulan dan menjadi lebih kencang.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments