Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tekanan Besar Lima Pembalap Tim Pabrikan di MotoGP 2022

Sebagian besar kontrak pembalap MotoGP akan habis pada akhir 2022. Lima pembalap tim pabrikan diyakini berisiko didepak dari posisi mereka saat ini.

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing, Joan Mir, Team Suzuki MotoGP and Alex Rins, Team Suzuki MotoGP crash

Foto oleh: Dorna Sports

Di kelas MotoGP saat ini, hanya Marc Marquez (Repsol Honda Team), Franco Morbidelli (Monster Energy Yamaha MotoGP), dan Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing), yang memiliki kontrak sampai lebih dari 2022.

Dengan begitu, para pembalap lain, utamanya mereka yang membela tim pabrikan, harus mulai berpikir terkait masa depan mereka setelah MotoGP 2022 berakhir.

Itulah mengapa MotoGP 2022 akan sangat krusial bagi sejumlah pembalap menyusul performa mereka pada musim lalu. Hasil musim 2022 akan menjadi indikator apakah mereka masih pantas membela tim pabrikan.

Sejumlah performa pembalap skuad pabrikan diyakini bakal agak tertekan dibanding rekan setimnya, terkait hasil musim 2022 yang akan memengaruhi keputusan pabrikan soal masa depan mereka.

Alex Rins (Suzuki Ecstar)

Alex Rins, Team Suzuki MotoGP

Alex Rins, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Menjelang MotoGP 2021, Alex Rins menjadi salah satu favorit juara dunia. Hal itu tidak lepas dari peringkat ketiga pada musim sebelumnya plus memperkuar tim kampiun juara dunia, Suzuki Ecstar.

Namun, pembalap Spanyol itu mengalami musim yang berat dan hanya mampu berada di P13 klasemen akhir. Inilah posisi akhir musim terburuk kedua bagi Rins setelah musim perdananya di MotoGP pada 2017 (16).

Pada MotoGP 2021, Rins hanya sekali naik podium saat finis kedua di Silverstone, Inggris. Bandingkan dengan empat podium yang direbut Rins pada MotoGP 2020.

Tetapi yang paling mengkhawatirkan tentu penyebab Rins enam tidak mampu finis pada 2021. Ia tercatat lima kali mengalami kecelakaan saat balapan. Paling aneh adalah kecelakaannya saat bersepeda sehingga cedera pergelangan tangan dan tidak bisa start di Circuit de Barcelona-Catalunya.

Dalam daftar pembalap terjatuh di kelas MotoGP 2021 (dihitung dari insiden di semua sesi sampai lomba), Rins berada di posisi kedelapan dengan total 12 kali terjatuh. Jumlah itu sama seperti Jack Miler, Takaaki Nakagami, dan Miguel Oliveira.

Dari kondisi di atas, tidak heran bila pada MotoGP 2022 nanti Alex Rins akan mati-matian untuk kembali ke posisi saat ia menjadi salah satu favorit pada 2020.

Miguel Oliveira (Red Bull KTM Factory Racing)

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

MotoGP 2021 menjadi musim yang aneh bagi Miguel Oliveira. Secara umum, KTM RC16 kesulitan pada awal musim, sebelum Oliveira merebut tiga podium beruntun dengan finis P2 di Mugello (Italia), menang di Barcelona (Catalunya), dan P2 di Sachsenring (Jerman).

Oliveira pun masuk bursa calon juara dunia. Meskipun begitu, kecelakaan di Red Bull Ring, Austria, menjadi awal bencana bagi pembalap asal Portugal tersebut pada paruh kedua.

Oliveira hanya mampu merebut sembilan poin antara Styria hingga balapan terakhir di Valencia (sembilan race beruntun). Meskipun, hal itu tidak lepas dari cedera yang dialaminya.

Miguel Oliveira akhirnya hanya finis di P14 klasemen akhir MotoGP 2021. Bandingkan dengan P9 tahun lalu atau rekan setimnya Brad Binder di posisi keenam.

Munculnya rookie top dari Moto2 di Tech3 KTM Factory Racing, Remy Gardner dan Raul Fernandez, membuat persaingan perebutan posisi di tim pabrikan KTM pada 2023 nanti.

Pol Espargaro (Repsol Honda)

Pol Espargaro, Repsol Honda Team

Pol Espargaro, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Transisi dari KTM ke Honda tidak semulus yang diperkirakan Pol Espargaro dan harapan Honda Racing Corporation (HRC). Pembalap asal Spanyol itu finis P12 pada lomba debutnya di atas Honda RC213V. Tetapi, masalah tidak berhenti sampai di situ.

Seluruh pembalap Honda mengaku tidak nyaman dengan paket RC213V versi 2021. Tetapi, Espargaro masih mampu mencuat seperti merebut pole pada GP Inggris dan finis P2 di GP Emilia-Romagna, di bawah rekan setimnya, Marc Marquez.

Sinyal kebangkitan Honda mulai tampak. Tetapi, saat memiliki rekan setim sekelas juara dunia delapan kali seperti Marquez, tekanan berat akan selalu ada.

Kontrak Honda dengan Marquez – juara dunia kelas 125cc 2010, Moto2 2021, serta MotoGP 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2019 – baru habis pada akhir 2024. Praktis, jika Honda ingin mengganti line-up, Espargaro yang akan dilepas.

Pembalap bernomor 44 itu selama ini dikenal berbakat, selalu bergairah, dan memiliki etos kerja bagus. Itulah mengapa Espargaro diyakini akan menjadi salah satu frontrunner pada 2022. Keputusan Honda menurunkan mesin baru tahun depan tentu akan menarik.

Maverick Vinales (Aprilia Racing)

Maverick Vinales, Aprilia Racing Team Gresini

Maverick Vinales, Aprilia Racing Team Gresini

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Kisah perseteruan Maverick Vinales dengan Yamaha menjadi salah satu yang paling disorot sepanjang MotoGP 2021 lalu. Lalu, tidak ada yang menyangka pula bila juara dunia Moto3 2013 menerima tawaran Aprilia, satu-satunya pabrikan berstatus konsesi di MotoGP.

Pada lima balapan awal bersama Aprilia sejak GP Aragon, 12 September, Vinales menunjukkan bila Aprilia RS-GP sangat menjanjikan. Ia mampu merebut poin dua kali dengan P8 di Emilia-Romanga menjadi yang terbaik.

Namun begitu, adaptasi Vinales terhadap motor – setelah hampir lima musim menggeber mesin inline-four Yamaha ke Aprilia V4 – masih akan butuh waktu. Tetapi, Aprilia berharap Vinales mampu menggebrak pada 2022 nanti karena semua tahu seperti apa kemampuan pembalap Spanyol tersebut.

Jack Miller (Ducati Lenovo)

Jack Miller, Ducati Team

Jack Miller, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Masalah utama yang dihadapi Jack Miller pada 2021 – kendati mampu dua kali menang dan finis P4 di klasemen akhir – adalah performa para pembalap tim independen pengguna Ducati Desmosedici GP serta rekan setmnya sendiri, Fracesco “Pecco” Bagnaia.

Setelah kesulitan pada awal musim, Pecco mampu menggebrak di paruh kedua musim sehingga mampu memberi tekanan berat buat Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) yang akhirnya menjadi juara.

Rookie musim lalu, Jorge Martin (Pramac Racing), mampu memenangi satu race, merebut tiga podium lain, dan empat pole position.

Enea Bastianini yang pada MotoGP 2021 menggeber Desmosedici GP19, juga mampu dua kali naik podium. Musim depan, ia memang masih akan mengandalkan motor lawas. Namun, pengalaman Team Gresini Racing MotoGP diyakini akan mendongkrak performanya.

Silly season MotoGP memang kejam dan brutal. Jika Jack Miller ingin bertahan sebagai pembalap tim pabrikan Ducati pada 2023, pada 2022 ia harus mampu jauh lebih baik daripada MotoGP musim 2021 lalu.

Ducati sendiri terlihat sangat senang dengan Miller dan memahami benar sulitnya pembalap saat menjalani musim pertama bersama tim pabrikan. Yang pasti, dengan delapan pengguna Ducati musim depan, sangat menarik melihat persaingan di antara mereka.

Baca Juga:

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Maverick Vinales Tak Menyesal Beralih dari Yamaha ke Aprilia
Artikel berikutnya Fabio Di Giannantonio Tentukan Nomor untuk MotoGP 2022

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia