Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Dua Teknisi Pramac Ungkap Rahasia Jorge Martin Cepat

Jorge Martin ternyata bukan rookie biasa. Hal itu diungkapkan dua teknisi top Pramac Racing seusai suksesnya di MotoGP Styria, Minggu (8/8/2021) lalu.

Jorge Martin, Pramac Racing, Francesco Guidotti

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pramac Racing berhasil merebut kemenangan pertama di MotoGP – sejak debut pada 2002 – seusai Jorge Martin menjadi yang tercepat di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, akhir pekan lalu.

Kemenangan ini menurut Manajer Tim Pramac Francesco Guidotti sangatlah luar biasa. Bukan hanya karena status pembalap Spanyol tersebut yang merupakan debutan (rookie) MotoGP tetapi juga karena fakta bahwa Styria baru balapan keenam bagi Martin.

Jorge Martin mengalami kecelakaan di sesi latihan bebas GP Portugal, seri ketiga MotoGP musim ini. Cedera berat membuat Martin tidak mampu start di balapan tersebut dan tiga lomba berikutnya (total empat). Ia baru bisa kembali pada seri ketujuh, GP Catalunya.

“Kami sudah menunggu lama kemenangan ini. Sejak Danilo Petrucci (kini Tech3 KTM) pada 2015 (finis P2 GP Inggris), juga di sini bersama Jack Miller (kini Ducati Lenovo) tahun lalu dan di Valencia, kemenangan seolah menghindari kami,” kata Guidotti.

“Berhasil merebutnya lewat seorang rookie jelas luar biasa. Bisa Anda bayangkan, ia baru menjalani balapan keenam bersama kami,” ucap Guidotti seperti dikutip GPOne.com.

Jorge Martin, Pramac Racing

Jorge Martin, Pramac Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Seperti crew chief (kepala mekanik) yang menangani Martin, Daniele Romagnoli, Guidotti mengakui bila pembalap 23 tahun tersebut sangat cepat memahami Ducati Desmosedici GP22. Padahal, motor keluaran pabrikan Italia tersebut dikenal salah satu yang paling rumit.

“Ia generasi baru pembalap dengan kemampuan belajar dan adaptasi luar biasa serta mampu mengimplementasikannya dengan kecepatan,” tutur Guidotti.

“Ducati Desmosedici memiliki beragam sistem, bermacam mapping, dan sejumlah fungsi lainnya. Martin langsung mampu memaksimalkan fungsi-fungsi tersebut dan sangat jarang membuat kesalahan. Masukannya juga sangat membantu kami.

“Jika ini yang disebut generasi baru, sejumlah batasan yang ada saat ini akan menurun drastis. Anda bisa bayangkan apa yang mampu dilakukan Martin jika sudah berpengalaman nanti,” Guidotti menambahkan.

Jorge Martin, Pramac Racing

Jorge Martin, Pramac Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pujian terhadap Martin juga datang dari Daniele Romagnoli. Sebagai crew chief, Romagnoli menjadi orang pertama yang menerjemahkan data dan masukan Martin untuk memberikan gambaran soal apa yang harus dilakukan pembalap agar mendapatkan hasil terbaik.  

Sebagai salah satu teknisi berpengalaman di MotoGP yang pernah membantu banyak pembalap hebat, Romagnoli pun memiliki gambaran seperti apa Martin.

“Menurut saya, Martin representasi pembalap generasi baru yang sesungguhnya di MotoGP. Bahkan, Marco Melandri pada masa mudanya, saya rasa belum setara dengan Martin saat ini,” tutur Romagnoli.

“Martin bukan lagi evolusi 2.0 tetapi sudah 3.0! Kecepatannya mempelajari sesuatu sungguh fantastis. Saat Anda menjelaskan soal telemetri, set-up, dan sebagainya, ia langsung mengerti dan mampu menerjemahkannya dengan tampil cepat di trek.”

Kecepatan Jorge Martin mempelajari teknologi di MotoGP memang sudah terlihat pada awal musim ini. Ia langsung mampu merebut pole position pada seri kedua, GP Doha, dan berhasil finis ketiga pada lomba kedua di Qatar tersebut.

“Sayang, ia mengalami cedera di Portugal dan absen empat balapan. Tetapi di Styria, ia kembali mampu merebut pole dan memenangi lomba,” kata Romagnoli.

Baca Juga:

Romagnoli juga mengagumi antusiasme, kepercayaan diri, dan keyakinan juara dunia Moto3 2018 tersebut dalam setiap balapan.

“Yang menyenangkan dari Jorge Martin adalah, saat ia bilang: ‘Di seri ini, saya akan melakukan ini, di balapan nanti saya akan melakukan itu.’ Hebatnya, 90 persen dari yang dikatakannya, selalu berhasil dilakukannya,” ucap Romagnoli.

Lebih jauh Romagnoli juga memuji ketenangan Jorge Martin saat mendapatkan tekanan dari juara dunia Joan Mir (Suzuki Ecstar) sepanjang lomba lalu. Martin tidak terlihat seprti rookie, tidak grogi, dan mampu mempertahankan ritme sangat bagus.

“Ini kemenangan pertama baginya dan juga Pramac. Kami sebelumnya sempat khawatir karena Red Bull Ring ini sangat berbahaya dan sulit untuk melewati lawan. Jadi, kami sangat senang saat ia mampu memperlebar margin menjelang finis,” tutur Romagnoli.

Kemenangan di GP Styria membuat Jorge Martin kini mengoleksi 48 poin dan berada di peringkat kesembilan klasemen sementara. Namun, ia belum bisa bersantai karena akhir pekan ini akan kembali turun di Red Bull Ring untuk MotoGP Austria.

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Jelang MotoGP Austria, Dashboard Message Diperbarui
Artikel berikutnya Misano Bersiap Gelar Dua Balapan jika Sepang Batal

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia