Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Reactions

Teori Jonathan Rea tentang Penurunan Penonton MotoGP

Jonathan Rea memandang MotoGP era sekarang tak terlalu dibumbui drama seperti masa lalu sehingga terasa kurang menarik.

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WSBK

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Menjadi pembalap World Superbike (WSBK) tak lantas membuat Rea tutup mata dengan kompetisi motor lain. Maklum saja, ia tumbuh di era kejuaraan dunia kelas 125cc hingga 500cc.

Rider Irlandia Utara tersebut menonton bagaimana Kevin Schwantz, Valentino Rossi hingga Marc Marquez beraksi. Kebiasaan ini juga diteruskan meski ia sibuk menjalani aktivitas balap di level dunia.

Belakangan ini, terjadi penurunan jumlah penonton MotoGP di berbagai sirkuit. Namun, yang paling kentara adalah Mugello, dengan penyusutan hingga separuhnya. Ini berbanding terbalik dengan Formula 1 yang terus menambah penggemar baru.

Mengenai pandangan era keemasan MotoGP telah berakhir, pembalap Kawasaki Racing itu punya teori sendiri. Menurutnya, sekarang balapan terkesan lebih tenang tanpa rivalitas mendarah daging.

“Valentino Rossi merupakan kuda hebat dalam pertarungan. Bahkan tanpa dia, warna kuning masih mendominasi tribun. Dia adalah Mister MotoGP,” tuturnya dalam wawancara kepada Motorsport-Total.com.

“Saya penggemar generasi lama. Era Nicky Hayden, Casey Stoner, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, Valentino Rossi dan Marc Marquez. Namun, kita tidak bisa bilang generasi baru lebih lambat atau buruk.

“Para pembalap sangat cepat. Sekarang era Fabio Quartararo, Alex Rins, Joan Mir dan Francesco Bagnaia yang akan menurunkan warisan mereka.

Baca Juga:

“Dulu ada banyak problem dan rivalitas dengan Rossi, tapi juga dengan Marquez, Schwantz, Jorge Lorenzo dan Casey. Sekarang di MotoGP tampak sangat damai dan tenang antara para lawan. Ini artinya lebih sedikit drama dibanding masa lalu.”

Meski terlihat lebih tenang, dinamika perebutan juara dunia lebih semarak. Beberapa pembalap telah merebut kemenangan, di antaranya Enea Bastianini, Miguel Oliveira, Fabio Quartararo, Aleix Espargaro dan Francesco Bagnaia.

Tak jarang pemenang balapan gagal tembus enam besar pada balapan berikutnya. Rea hanya bisa geleng kepala mengetahui fakta tersebut.

“Itu gila. Saya tidak bisa menjelaskan. Saya punya sensasi kalau pembalap tidak membuat perbedaan dan motor yang paling penting. Jendela prestasi sangat kecil,” ia melanjutkan.

“Pada beberapa balapan, Quartararo di depan dengan keunggulan 10 detik. Pada balapan berikutnya, dia harus bertarung keras berebut posisi keenam.

“Itu sama seperti KTM. Mereka menang dan kemudian, tiba-tiba berada di dasar klasemen waktu. Sulit menjelaskannya. Saya juga tidak mengerti.”

Musim depan, pabrikan berkurang satu karena Suzuki keluar dari MotoGP. Menurut juara dunia WSBK enam tahun beruntun, itu tidak berpengaruh apa pun.

“Saya tidak yakin keluarnya Suzuki akan berpengaruh pada balapan. Faktor paling penting adalah berakhirnya karier Valentino Rossi,” ucapnya.

Jonathan Rea, Repsol Honda Team

Jonathan Rea, Repsol Honda Team

Foto oleh: Repsol Media

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bos Yamaha Tak Ingin Sia-siakan Bakat Dominique Aegerter
Artikel berikutnya Carlos Checa: Alvaro Bautista dan Ducati adalah Kombinasi Unggul

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia