Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Reactions

Terlalu Nyinyir, Bradl Sebut Lorenzo Berbuat Bodoh

Nyinyiran Jorge Lorenzo kepada para pembalap, membuat test rider Honda Racing, Stefan Bradl gerah. Ia menilai juara dunia MotoGP tiga kali tersebut berbuat bodoh.

Stefan Bradl, Honda HRC

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Sejak dilengserkan Yamaha dari kursi pembalap tes, Lorenzo mengalihkan fokus ke media sosial. Ia sangat aktif di Twitter, Instagram dan membuat kanal YouTube untuk mengulas isu-isu seputar balapan.

Pria Spanyol tersebut melontarkan opini yang kadang membuat kuping merah. Cal Crutchlow, penggantinya sebagai test rider Yamaha, pernah jadi korban.

Crutchlow terjatuh di gravel kala uji coba di Sirkuit Losail, Qatar. Lorenzo segera mengejek dengan tulisan, ‘Sudah kubilang…’ Sontak komentar pendek itu menuai banyak respons negatif, bahkan Jack Miller memintanya agar bersikap lebih dewasa.

Andalan Aprilia, Aleix Espargaro, juga pasang badan untuk Crutchlow. “Saya memilih untuk jadi orang baik daripada seorang juara. Saya sayang kamu Cal,” cuitnya.

Kendati kerap memicu kontroversi yang jadi bumerang baginya, Lorenzo rupanya tidak kapok. Dia terus berkomentar tanpa peduli pendapat warganet.

Stefan Bradl, rupanya mulai kesal, dengan apa yang didengar dan dilihatnya terkait pria 34 tahun itu. Pembalap Jerman tersebut mengutarakan tak habis pikir dengan tingkah Lorenzo.

“Sangat bodoh membuat sesuatu seperti itu di publik. Saya tidak mengerti Jorge Lorenzo,” katanya dalam wawancara dengan Motorsport.com.

Baca Juga:

“Dia menikmati kehidupan di media sosial sepenuhnya dan menjalaninya. Saya mencatat apa yang dilakukannya dan mengikutinya di Instagram. Saya menemukan bahwa apa yang dilakukannya lucu dan menarik. Tapi saya tidak akan melakukan itu.”

Bradl menggunakan media sosial dengan hati-hati. Ia berusaha mengatur sendiri akunnya, berbeda dengan beberapa pembalap lain yang menyerahkan kepada manajernya atau tim media sosial .

“Saya mengelola akun sendiri, tapi saya tahu banyak pembalap yang tidak lagi melakukan itu dan menyerahkan ke tangan profesional,” ia mengungkapkan.

“Kehidupan di media sosial harus ditangani dengan sensitivitas. Kalau Anda merayakan seperti raja atau mengapung seperti raja ke langit kesembilan atau Anda ditarik ke lumpur. Menurut saya, ada sedikit hal biasa-biasa saja.

“Dalam kehidupan normal, saya tidak tergantung pada media sosial, di mana saya juga sangat bahagia. Tapi saya sadar kalau hal itu milik generasi sekarang. Saya kira lebih baik menghadapi masalah ini dengan pikiran yang rasional.”

Pembalap lain terganggu dengan komentar negatif warganet. Contohnya, Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing, sampai menutup akun Twitter-nya.

Bradl pun merasakan hal serupa. “Ketakutan untuk berhubungan dan juga hilangnya respek ketika Anda kontak dan juga hilangnya respek jika Anda berkomentar membabi buta, tak peduli apakah itu positif atau negatif. Kadang sedikit hormat kepada orang lain akan lebih pantas,” ucapnya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Rossi Tetap Dapat Dukungan Penuh Petronas SRT
Artikel berikutnya Dorna Restrukturisasi Divisi Komersial

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia