Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tes Ducati, Bagnaia: “Pengalaman yang sangat gila!”

Francesco Bagnaia tengah kegirangan. Bagaimana tidak. Mimpinya menjadi kenyataan karena mendapat kesempatan untuk mengendarai Ducati Desmosedici GP14.2 dalam tes MotoGP di Valencia, Selasa (15/11).

Francesco Bagnaia, Aspar MotoGP Team

Francesco Bagnaia, Aspar MotoGP Team

Aspar Team

Francesco Bagnaia, Aspar MotoGP Team
Francesco Bagnaia, Aspar MotoGP Team
Francesco Bagnaia, Aspar MotoGP Team
Francesco Bagnaia, Aspar MotoGP Team

Bagnaia diperbolehkan menjajal motor MotoGP, usai memenangi taruhan dengan Direktur Olahraga Aspar, Gino Borsoi. Jika ia mampu meraih kemenangan kedua – yang pertama di Assen – maka Bagnaia akan diperbolehkan mengendarai Ducati.

Pembalap muda Italia itu tentu saja termotivasi. Hasilnya, ia berhasil meraih kemenangan di Moto3 Sepang dua pekan lalu. Dan hari ini, Bagnaia pun telah tampil mengendarai Ducati GP14.2 di Sirkuit Ricardo Tormo .

“Itu adalah pengalaman yang sangat gila. Tim juga telah membuktikan janjinya,” tukas Bagnaia.

“MotoGP sesuatu yang sulit dipercaya. Saya berharap tampil kencang, tapi tidak begitu kencang. Di sisi kanan, jika Anda tidak berhati-hati, Anda kehilangan grip dan saat mengerem harus sangat berhati-hati.

“Di motor Moto3, saya biasa mengambil tekanan 17 bar pada rem. Sedangkan, di sini (MotoGP), hanya 8 atau 9. Jadi, Anda harus berhati-hati atau akan kehilangan kendali,” paparnya.

Bagnaia tampil dengan nomor motor 21, yang digunakannya di kelas Moto3. Ia sendiri menyadari bahwa itu merupakan nomor yang pernah dipakai oleh Troy Bayliss.

“Saya tahu itu nomor Troy Bayliss, sebelum (Paolo) Ciabatti mengirimkan gambar kepada saya. Alasan lain saya pakai nomor ini karena ia pernah menang di Valencia saat masih balapan di MotoGP,” ungkapnya.

Bicara soal perbedaan motor Moto3 dan MotoGP, Bagnaia menambahkan: “Di Moto3, saya butuh waktu untuk keluar dari tikungan. Di sini, tidak perlu untuk melakukan apapun. Begitu membuka gas, sudah waktunya untuk mengerem.

“Tapi motor (MotoGP) ini luar biasa ketika menikung, Anda dapat merasakan bagian depan. Hal yang paling impresif adalah tenaga ketika membuka gas. Saya langsung mencoba setelah keluar dari tikungan pertama.”

Jelang tes Ducati GP14.2, Bagnaia mengaku sempat meminta saran kepada Valentino Rossi, mentornya di VR46 Riders Academy. “Saya bicara cukup lama dengan Valentino. Saya bertanya, seperti apakah harus melaju cepat pada lap pertama, atau melambat? Lalu, saya juga bertanya tentang ban dan rem. Dia menjelaskan segalanya,” tuturnya.

“Sarannya berguna, terutama saat mengeram dan bagaimana memanaskan ban. Saya juga merasa sangat aneh ketika tiba waktunya untuk mengerem dan tidak perlu menggunakan clutch (kopling),” lanjut pembalap berusia 19 tahun ini.

Bagnaia total menempuh sebanyak sembilan lap, dan dengan catatan waktu terbaik 1 menit 36,940 detik, atau lebih lambat 5,990 detik.

Ditanya apakah ingin lebih dari sembilan lap, ia pun menjawab: “Saya ingin lebih, tapi sepertinya saya harus kembali bertaruh dengan Borsoi. Tapi tidak apa-apa, karena saya takut nantinya akan lebih mudah ketika tes dengan motor Moto2.”

“Mimpi saya telah menjadi kenyataan. Saya sekarang berharap tidak terlalu terburu-buru untuk naik motor Moto2 (tertawa). Tidak, saya hanya bercanda. Saya akan menikmati waktu yang ada ini,” tandasnya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel berikutnya Tes Valencia: Vinales ungguli Rossi, Lorenzo ketiga

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia