Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Vinales: Tes Thailand adalah yang terburuk

Maverick Vinales sedang kesal. Ia mengungkapkan, tes pramusim MotoGP Thailand adalah yang terburuk sejak bergabung ke Yamaha. Sang pembalap kesulitan sepanjang hari terakhir.

Maverick Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

MotoGP 2018

Siapakah yang akan menjadi juara dunia MotoGP 2018? Valentino Rossi, Maverick Vinales, Marc Marquez, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, atau yang lainnya?

Maverick Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

Tampil menjanjikan saat tes hari kedua, di mana Vinales menempati posisi keempat, pembalap Spanyol itu justru terseok pada Minggu (18/2). Tak pernah masuk 10 besar, dan akhirnya harus puas menempati posisi ke-12, atau lebih lambat hampir satu detik.

Raihan tersebut jelas tidak memuaskan. Apalagi jika melihat pembalap satelit Tech 3, Johann Zarco, yang mampu menembus dua besar dengan catatan waktu di bawah 1 menit 30 detik.

Ditambah, apa yang dicapai Vinales pada tes hari terakhir berbeda jauh dengan yang dilontarkannya Sabtu (17/2) kemarin, yang mana ia mengatakan Yamaha sudah melakukan perbaikan elektronik.

“Bagi saya, tes terburuk. Bahkan di Malaysia, itu juga terburuk selama saya di Yamaha. Tapi yang ini lebih buruk lagi,” ketus Vinales.

“Hari ini, kami lebih kesulitan dibanding kemarin. Saya pikir kami punya solusinya, tapi ternyata tidak. Kami kehilangan sedikit di semua area.

“Mungkin karena ban baru dan saya sangat senang dengan lap yang luar biasa. Tapi pagi tadi, ketika saya naik ke atas motor, benar-benar masalah yang sama seperti biasanya.”

Pembalap berusia 23 tahun itu juga mengungkapkan, bahwa ia kembali menggunakan sasis 2016, dan mencoba bereksperimen dengan set-up pada YZR-M1.

“Saya memakai sasis (spesifikasi 2016) dan tidak ada solusinya. Saya tidak tahu. Kami punya mesin dan elektronik yang berbeda. Jadi, saya tidak tahu. Sejujurnya saya tidak tahu,” keluh Vinales.

“Mungkin lebih baik tanya Yamaha. Saya mencoba banyak hal dalam dua tes ini (Sepang dan Thailand) dan saya sekarang tidak tahu.

“Pastinya, kami akan melanjutkan. Tapi saya rasa masalahnya tidak di dalam garasi, itu lebih karena kami mencoba segala hal pada motor, set-up yang tahun lalu tidak akan pernah kami coba, karena tidak mungkin bekerja.

“Jujur saja, Yamaha harus menyadari, bahwa kami punya masalah dan mereka harus mencari solusinya.”

Para pembalap MotoGP dan tim akan menjalani satu tes pramusim lagi di Qatar sebelum seri pembuka MotoGP pada 18 Maret. Dan menurut Vinales, terlalu dini bagi Yamaha untuk menemukan solusi baru.

“Mungkin tesnya (Qatar) terlalu dekat,” ucapnya.

“Sulit karena mungkin kami sekarang menyadari punya masalah dan hanya (memiliki waktu) satu bulan untuk balapan.”

Laporan tambahan oleh Oriol Puigdemont

Maverick Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tes Thailand: Pedrosa patahkan catatan waktu Zarco
Artikel berikutnya Terlempar dari 20 besar, Lorenzo mengeluh

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia