Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Valentino Rossi Buka Peluang Jadi Pembalap Tes Paruh Waktu

Valentino Rossi membuka peluang jadi pembalap tes paruh waktu di masa depan. Namun, ia hanya mengikuti uji coba ketika sangat rindu melaju di lintasan MotoGP.

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Yamaha MotoGP

Tes MotoGP Misano jadi yang terakhir bagi pembalap Petronas SRT, sebelum pensiun akhir musim ini. Awalnya, ia hanya mau berpartisipasi untuk hari pertama saja, Selasa (22/9/2021). Namun, Rossi memutuskan untuk melanjutkan pengujian YZR-M1.

The Doctor memulai dari sesi kedua dan berhasil duduk di peringkat ke-11 waktu tercepat, 1:32,170. Ia membukukan 1:32,842 sehingga turun ke posisi ke-19 pada sesi ketiga. Rossi menutup tes pada urutan yang sama, tapi melambat sehingga torehannya jadi 1 menit 33,656 detik.

Secara akumulasi, ia menghuni posisi ke-14 dan lebih lambat 0,6 detik dari pemilik acuan waktu Francesco Bagnaia. Rossi membukukan waktu tak jauh dari para ‘debutan’, Andrea Dovizioso (Petronas SRT) dan Franco Morbidelli (Yamaha Factory Racing).

Pria 42 tahun tersebut tak kecewa meski hasilnya tergolong buruk. Sebab, tak ada pembaruan setelan yang signifikan. Ia hanya mencoba ban Michelin.

“Tidak ada yang penting, hanya sedikit pada setup motor. Saya mencoba ban untuk Michelin. Sebenarnya, saya hanya bekerja untuk meningkatkan feeling dengan motor, karena kami akan balapan sekali lagi di Misano,” tutur pembalap nomor 46 itu.

“Kami berusaha mengembangkan beberapa hal, tapi perubahan berubah dari balapan ke balapan. Selanjutnya, di Austin, adalah trek yang sedikit istimewa dengan bump berkesinambungan dan grip terbatas. Tidak ada yang mudah.”

Baca Juga:

Mengingat ini adalah tesnya yang terakhir, Rossi sama sekali tidak merasakan kesedihan. Baginya, sesi tersebut tak istimewa.

Ke depannya, ia tak menutup kemungkinan mengebut lagi dalam sebuah sesi tes resmi. Hal itu sangat mungkin karena VR46 akan bertarung di MotoGP 2022.

“Ini adalah tes terakhir, tapi saya tidak sedih kehilangan yang berikutnya karena biasanya kami melakoni lebih banyak pekerjaan fisik dan mental. Boleh dibilang bahwa ini adalah bagian paling sulit dari pekerjaan kami,” ujarnya. “Saya memilih balapan akhir pekan dan adrenalin saat lomba.

“Berpartisipasi dalam tes lagi di masa mendatang? Saya tidak tahu. Perlu melihat seberapa rindu saya mengendarai motor MotoGP, ketika tidak melakukannya lagi.

“Tapi, seperti yang saya katakan, tes bukan bagian terbaik dari pekerjaan ini dan bagi pembalap bukan momen tak terlupakan. Mungkin saya akan rindu MotoGP, sehingga saya tidak keberatan mengendarainya sesekali.”

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Yamaha MotoGP

Bertaruh untuk Quartararo

Pecco Bagnaia tampil impresif sehingga bisa memborong kemenangan dalam dua edisi terakhir. Pembalap didikan VR46 Rider Academy itu pun mengikis jarak dengan Fabio Quartararo.

Dari kacamata Rossi, Pecco sulit menghentikan laju rider Prancis itu menuju gelar juara dunia MotoGP 2021 dengan empat balapan sisa.

“Secara realistis, sepertinya sulit bagi Bagnaia (juara). Saat ini, Quartararo punya banyak poin keunggulan, hingga 48 poin, dengan empat balapan tersisa,” ia mengungkapkan.

“Pecco harus mengulang lagi apa yang dilakukan dalam dua akhir pekan terakhir, mencoba melihat apa yang akan dilakukan Fabio untuk menjaga agar kans juara terbuka secara matematis hingga akhir. Hingga ketika angka-angka memungkinkan, perlu mencobanya.”

Franco Morbidelli juga tampil biasa saja dalam tes resmi tersebut. Rossi memaklumi karena kondisi pembalap anyar Yamaha itu cukup rumit.

Ia belum 100 persen karena masih dalam pemulihan cedera lutut kiri. Selain itu, murid akademi VR46 tersebut juga belum mendapat feeling pas dengan YZR-M1 2021.

“Franco mengalami cedera dan butuh enam bulan untuk kembali lagi. Lututnya sakit karena tidak seperti tulang yang tidak terasa nyeri lagi, itu adalah sendi yang memungkinkan Anda melakukan pergerakan tertentu,” ucap Rossi.

“Untuk mengendarai sebuah MotoGP, Anda butuh lutut 100 persen. Saya tahu kesempatan naik motor Maverick Vinales terbuka, tapi lututnya masih sakit dan perlu waktu lagi untuk membaik. Untuk mengendarai motor ini, perlu 100 persen, kalau tidak sangat sulit secara fisik.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Remy Gardner dan Raul Fernandez Kagum dengan Kecepatan RC16
Artikel berikutnya Target Andrea Dovizioso Temukan Harmonisasi dengan Tim Tercapai

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia