Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Valentino Rossi Skeptis Perubahan Usia Bisa Perbaiki Keselamatan Level Junior

Valentino Rossi skeptis perubahan syarat usia minimum pembalap Moto3 akan berpengaruh signifikan terhadap problem keselamatan.

Jaume Masia, Red Bull KTM Ajo

Jaume Masia, Red Bull KTM Ajo

Gold and Goose / Motorsport Images

Akibat ada tiga pembalap belia meregang nyawa di lintasan musim ini, Federasi Motor Internasional (FIM) dan Dorna Sports sepakat menetapkan regulasi baru demi meningkatkan keselamatan di level junior.

Salah satunya adalah usia minimum rider yang diizinkan berpartisipasi di Moto3 dan Moto2 mulai 2023, menjadi 18 tahun dari sebelumnya 16 tahun.

Rossi, yang memulai karier di ajang grand prix pada usia 17 tahun, memandang perubahan syarat umur hanya berpengaruh di Moto3. Yang mesti diperbaiki adalah standar berkendara yang aman.

“Terutama dalam Moto3, dari 16 tahun ke 18 tahun, adalah perubahan besar karena setiap orang mau memulai semuda mungkin,” Rossi menjawab pertanyaan Motorsport.com.

“Itu perbedaan besar, karena dua tahun cukup banyak. Pada usia 18 tahun, banyak pembalap yang harus menunggu. Pastinya, ini akan lebih baik untuk keselamatan, tapi saya tidak tahu apakah itu akan memperbaiki masalah.

“Bagi saya, yang terpenting adalah pembalap punya tingkah laku baik saat berada di trek, daripada usia. Jadi, mereka perlu mengikuti Race Direction dengan lebih presisi. Race Direction juga lebih tegas.

“Usia 18 tahun adalah langkah besar. Bayangkan, mungkin saya memulai pada usia 17 tahun di kejuaraan dunia pada 25 tahun atau 26 tahun lalu, jadi 18 sudah cukup tinggi.”

Baca Juga:

Pembalap Ducati, Jack Miller, memulai kiprah dalam kelas 125 cc pada usia 16 tahun. Ia memandang umur bukan sumber masalah, melainkan motor Moto3 yang sekarang lebih mudah dikendarai dan kencang. Bahkan, pembalap lamban pun masih bisa merangsek ke pertarungan grup.

“Bagi saya, ini adalah opini jujur. Saya pikir sesuatu harus diperbaiki berhubungan dengan ban atau sesuatu seperti itu. Jika mereka tak mau melakukan sesuatu terkait dimensi motor, tak masalah,” ia mengungkapkan.

“Tapi, sesuatu yang berhubungan dengan ban, membuat motor sulit dikendarai. Kami lihat siapa pun dapat menaiki motro dan menarik gas, dan Anda tak butuh terlalu banyak…Padahal, itu butuh skill, jangan salah paham, tapi Anda perlu feeling itu, tapi kemahiran teknik diperlukan agar bisa ada di sana.

“Terutama ketika ada rangkaian masif di Mugello atau mana pun, itu membantu pembalap yang mungkin kehilangan 0,1 atau 0,2 di seksi terakhir, mereka dapat mengambil slipstream dan bertahan di grup, lalu menyebabkan kekacaua.”

Penantang titel juara dunia MotoGP, Francesco Bagnaia, menilai peningkatan batas usia dan pembatasan jumlah rider di grid berlebihan.

“Saya tahu mereka merubah batas usia dari 16 ke 18, dan hanya 32 pembalap tiap kategori. Menurut saya, dua tahun lebih tua, sedikit berlebihan karena ketika Anda muda, 16 tahun sudah bagus,” tuturnya.

“Tak masalah bahwa Anda harus lebih matang dari para pembalap lain, tapi saya tidak berpikir itu berubah banyak dari 16 ke 18 tahun. Saya kira 16 bagus dan 18 sudah terlalu besar.”

Deniz Oncu, Red Bull KTM Tech 3

Deniz Oncu, Red Bull KTM Tech 3

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Marc Marquez, yang terkenal dengan gaya agresif, memulai karier kejuaraan dunia pada 15 tahun. Menurutnya, perubahan aturan bisa mengurangi beban pembalap belia yang berambisi naik kelas secepatnya.

“Bagi saya, perubahan aturan setelah apa yang terjadi tahun ini. Sekarang, saatnya mengubah sesuatu. Memang benar bahwa mungkin saya bukan pembalap yang pantas mengatakan ini karena saya tiba di kejuaraan dunia pada usia 15 tahun. Saya pindah ke MotoGP pada 20 tahun, saya adalah yang termuda,” ia mengungkapkan.

“Tapi, kecenderungan sekarang berpikir bahwa jika Anda 20 tahun dan Anda belum di MotoGP, maka bukan pembalap bagus. Tidak seperti itu. Kadang, beberapa rider perlu lebih banyak waktu daripada yang lain.

“Perubahan batas usia artinya setiap orang akan lebih siap dan semua lebih matang karena wajar pembalap usia 15 tahun melakukan kesalahan, dan 18 tahun, Anda melakukan beberapa blunder lain, dan pada 22 tahun, Anda juga akan melakukan kesalahan lain.”

Pembalap Repsol Honda menilai bahwa seiring dengan peningkatan usia akan menciptakan konsekuensi tersendiri di kategori rendah.

“Jika Anda dapat tiba dengan lebih banyak pengalaman dan lebih matang di kejuaraan dunia, maka itu lebih bagus. Tapi, ini perlu memberi konsekuensi kategori lebih kecil,” katanya.

“Sekarang, itu seperti jika anak berusia empat atau lima tahun tidak naik motor, terlalu telat. Tidak seperti ini, Anda dapat mulai di atas motor pada usia tujuh, delapan, sembilan tahun dengan motor kecil dan hanya melakukan untuk bersenang-senang. Tak penting bertarung, jadi saya kira itu kabar bagus untuk balap motor.”

Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Gagal 10 Besar, Marc Marquez Belum Tunjukkan Potensi Sebenarnya
Artikel berikutnya Francesco Bagnaia Ingin Manfaatkan Kelemahan Yamaha di Trek Basah

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia