Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Reactions

Maverick Vinales Seharusnya Gantikan Valentino Rossi Pimpin Yamaha

Pada musim kelimanya sebagai pembalap tim utama Yamaha, Maverick Vinales seharusnya menjadi pemimpin. Hal itu diungkapkan Managing Director Pabrikan Garpu Tala Lin Jarvis.

Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Ketika Maverick Vinales pindah dari Suzuki ke Yamaha pada 2017, banyak pihak melihat pembalap Spanyol yang berusia 22 tahun kala itu sebagai calon juara dunia masa depan di MotoGP.  

Ia memulai perjalanan bersama Yamaha dengan dua kemenangan impresif sebelum berbelok keluar jalur. Dan pada musim panas 2021, kolaborasi mereka berakhir dengan cara tak terduga.

Sebenarnya, juara dunia Moto3 2013 itu memiliki kontrak yang valid hingga akhir 2023 di Yamaha, yang diumumkan Januari 2020. Lantas, apakah sebuah salah memperbarui kerja sama tersebut?

“Itu (pertanyaan) sulit karena sesuatu telah berkembang tak seperti yang Anda harapkan,” ujar Lin Jarvis yang melihat Vinales sebagai pemimpin baru tim pabrikan Yamaha sepeninggal Valentino Rossi.

Pada 28 Januari 2020, kontrak baru rider berjuluk Top Gun tersebut diumumkan. Selang sehari, Yamaha mengonfirmasi jika Fabio Quartararo akan promosi ke tim pabrikan mulai MotoGP 2021.

Jadi, Rossi sudah tahu sebelum musim bergulir bahwa 2020 akan menjadi periode terakhirnya membela skuad utama pabrikan Garpu Tala, yang otomatis membuat Vinales menjadi tumpuan tim.

Vinales mestinya mengikuti jejak Rossi

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: MotoGP

“Ketika Maverick (Vinales) meneken kontrak untuk dua tahun lagi dan Valentino (Rossi) meninggalkan tim, kami mungkin memiliki pasangan pembalap terkuat di grid,” tutur Jarvis berefleksi.

“Maverick membalap musim kelimanya bersama kami dan semestinya mengambil langkah maju. Dia seharusnya mengambil peran sebagai pemimpin tim.

“Sebelumnya, selalu ada Valentino, yang punya koneksi dan sejarah spesial dengan Yamaha. Itu kadang menciptakan masalah, bahwa rekan-rekan setim (Rossi) selalu di bawah bayangannya.”

Awal sempurna untuk musim kelima

Pada awal musim MotoGP 2021, sepertinya Yamaha sudah melakukan semua dengan benar. Maverick Vinales memenangi race pembuka di Qatar dan Fabio Quartararo mengklaim balapan kedua.

“Maverick memiliki awal musim yang sangat baik. Jika Anda bertanya pada Maret atau April, saya akan sepenuhnya yakin saat itu bahwa kami dan dia telah membuat keputusan tepat,” ucap Jarvis.

Race winner Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing

Race winner Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Tetapi siapa yang bisa membayangkan pemenang race perdana pada balapan kesembilan akan berada dalam krisis sedemikian rupa sehingga ingin meninggalkan tim, meski kami mengamankan podium 1-2 di Assen (Belanda)?

“Jadi Anda tidak bisa mengatakan bahwa motornya tak kompetitif atau tim tidak cukup kuat,” kata sang Managing Director Yamaha, yang tak menduga kerja sama dengan Vinales berakhir prematur.

Apakah keputusan Yamaha pada Januari 2020 salah?

Musim 2021, Fabio Quartararo merengkuh gelar juara dunia pertama untuk Yamaha sejak Jorge Lorenzo pada 2015, mencapai apa yang gagal dilakukan Vinales dalam empat tahun sebelumnya.

Namun Lin Jarvis tidak melihat proposal baru yang diberikan Yamaha kepada Top Gun pada Januari 2020 sebagai sebuah kesalahan. “Keputusan memperpanjang kontrak Maverick benar,” ujarnya.

“Jika kami bisa membuat keputusan dengan mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan, mungkin kami tak di sini. Tetapi tidak sesederhana itu. Ada hal-hal yang bisa mengejutkan Anda.”

Semua berawal di Sachsenring

Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing, Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing, Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Grand Prix (GP) Jerman di Sirkuit Sachsenring pada Juni tahun lalu sudah menjadi sinyal dari berakhirnya kerja sama Yamaha dengan Vinales. Usai race tersebut, sang rider membuat pernyataan aneh.

Ia juga memulai akhir pekan berikutnya di Assen (Belanda) dengan komentar yang kontroversial. Top Gun merasa diperlakukan berbeda dengan Quartararo dan hal itu membuatnya frustrasi.

Di Belanda, Vinales masih menyepakati tentang pemutusan kontraknya di akhir musim. Pada Grand Prix berikutnya di Austria, ia mengekploitasi mesin M1 miliknya yang membuat Yamaha murka.

Pada akhirnya, pabrikan Iwata, Jepang tersebut memilih untuk memutus kontrak Vinales lebih cepat dan mempromosikan Franco Morbidelli dari tim satelit Yamaha, Petronas SRT, untuk sisa musim.

“Itu sulit ditangani sebeb belum pernah terjadi sebelumnya. Saya belum pernah berada dalam situasi seperti ini selama musim berjalan. Tetapi kami mengatasinya dengan cara terbaik,” kata Jarvis.   

Setelah konflik dengan Yamaha, Maverick Vinales bergabung dengan Aprilia Racing. Ia menjalani debut dengan pabrikan Italia di Aragon dan menjalani lima dari enam race terakhir MotoGP 2021.

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ducati Siapkan Kontrak Baru untuk Francesco Bagnaia
Artikel berikutnya Valentino Rossi Beberkan Hubungan dengan Sang Ayah

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia