Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Johann Zarco Analisa Kekuatan Aprilia dan Aleix Espargaro

Aprilia tampil luar biasa musim ini dengan Aleix Espargaro bertarung memperebutkan gelar juara dunia MotoGP. Rider Pramac Racing-Ducati Johann Zarco coba menganalisa kekuatan besar pabrikan Noale.  

Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team

Tak terbantahkan lagi bahwa performa Aprilia Racing dan Aleix Espargaro adalah kejutan dalam MotoGP 2022. Pada 11 race di paruh pertama musim, mereka memimpin klasemen tim dan pembalapnya, Aleix Espargaro, punya kans besar meraih titel.  

Rider asal Spanyol tersebut berhasil membuat semua orang terkesan dengan konsistensinya di atas prototipe Aprilia RS-GP. Dalam tujuh Grand Prix terakhir, Espargaro selalu finis lima besar.

Dan seharusnya di GP Catalunya, home race-nya, kakak dari pembalap Repsol Honda, Pol Espargaro, itu bisa finis sebagai runner-up alih-alih P5 jika bukan karena blunder fatal, di mana ia mengira lomba telah usai, padahal masih menyisakan satu lap.

Baca Juga:

Namun demikian, fakta bahwa Aleix Espargaro selalu mampu tampil kompetitif di hampir setiap trek dengan RS-GP dan berjuang untuk podium tidak mengejutkan salah satu rivalnya, Johann Zarco.

“Mereka (Espargaro dan Aprilia), rata-rata, yang terbaik di mana-mana,” tutur rider Prancis. Pengakuan Zarco memperjelas jika tahun ini Aprilia telah mencapai kompromi yang sangat baik antara kelincahan Yamaha M1 dan power Ducati Desmosedici.

Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team

Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Dalam hal berkendara, mungkin manuver berbelok Aleix adalah yang terbaik. Saat dia mencondongkan motornya. Dia menikung sangat cepat di apex. Dan itu membuat perbedaan,” Zarco menambahkan.

Aprilia telah berhasil menjadi kompetitif selama bertahun-tahun dengan serangkaian revolusi pada RS-GP. Sementara, bahkan setelah restrukturisasi tim, mereka juga salah satu pelopor teknis di MotoGP.

Contoh terbaiknya adalah spoiler belakang yang dipasang di punuk RS-GP di Mugello (GP Italia. Namun, kemajuan besar juga punya kelemahan. Sejak P3 Espargaro di Jerez (GP Spanyol), Aprilia jadi tim terakhir yang kehilangan status konsesinya.

Sebelum itu mereka datang ke Italia, menikmati pembatasan yang lebih sedikit dibandingkan dengan tim rival, misalnya dalam hal pengembangan mesin dan juga waktu pengujian.   

Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team, Johann Zarco, Pramac Racing

Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team, Johann Zarco, Pramac Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Honda Tidak Tertarik Boyong Takaaki Nakagami ke WSBK
Artikel berikutnya Davide Brivio Sosok yang Pas Selamatkan Honda

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia