Corberi Naik Banding Atas Sanksi Larangan Balapan 15 Tahun
Luca Corberi tidak terima dengan larangan berlomba 15 tahun yang dijatuhkan Federasi Otomotif Internasional (FIA), April lalu. Ia pun mengajukan banding lewat Pengadilan Internasional FIA yang diproses mulai 22 Juni.
Pembalap go-kart itu menuai hukuman berat akibat ulah konyolnya dalam final Kejuaraan Go-Kart Dunia 2020, di Lonato. Setelah kontak dengan Paolo Ippolito, Corberi berhenti di tepi trek, lalu keluar dari mobil sambil membawa bagian depan mobilnya.
Pemuda 23 tahun itu sengaja menunggu lawannya dan melemparkan komponen tersebut ke Ippolito yang melintas. Beruntung, tidak ada yang terluka akibat aksi tersebut.
Perseteruan tak berhenti sampai di sana. Terjadi bentrok di area paddock yang juga melibatkan ayah Corberi dan manajer trek.
FIA dan Automobile Club Italia (ACI) melakukan investigasi. Federasi lokal memutuskan untuk mencabut lisensi balapnya, sama halnya dengan sang ayah.
Sedangkan, FIA menjatuhkan diskualifikasi dari seluruh aktivitas yang berhubungan dengan organisasi tersebut, selama 15 tahun. Corberi dianggap melanggar tiga hal, yakni melempar bagian depan mobil, menyeberangi trek berulang kali dan melakukan penyerangan di parc ferme. Penalti tersebut lebih ringan dari rencana awal, yaitu seumur hidup.
Pria Italia itu berusaha mengurangi hukuman yang berlangsung hingga 2036. Pada 8 Juni, FIA mengumumkan tentang upaya naik banding Corberi. Sidang pertama akan digelar Pengadilan Internasional pada 22 Juni.
Insiden tersebut mendapat perhatian banyak pembalap. Pilot Williams, George Russell, yang pernah berada satu grid dengan Corberi saat masih junior, mengaku tak habis pikir menyaksikan aksinya.
“Saya melawan Luca selama tiga atau empat tahun. Saya tidak pernah melihat sisi ini darinya sebelumnya. Dia selalu mengemudi dengan sangat bersih dan salah satu pembalap bagus yang selalu ada di depan,” katanya dikutip dari Speedweek.
“Tingkah ini tidak bisa diterima. Pertama, dia menempatkan diri pada bahaya sangat besar dengan berdiri di titik itu pada rute. Kemudian, dia menempatkan orang lain dalam bahaya dengan aksinya. Apa yang terjadi setelah itu, tidak bisa ditoleransi. Motorsport tentang gairah, tapi tidak bisa dimaafkan bertindak seperti itu.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.