Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Terinspirasi Goodwood Festival, Indonesia Classic Car Championship Debut di ISSOM

Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) meramaikan gelaran Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) dengan menghadirkan ICCC.

Tomi Hadi, Gazpoll Racing, Ronny Arifudin, PPMKI, Indonesia Classic Car Championship

Foto oleh: Muhamad Fadli Ramadan

Ajang balap mobil klasik sebenarnya sudah menjadi salah satu ikon di gelaran ISSOM selama bertahun-tahun.

Sebagai pencinta mobil klasik, Tomi Hadi tak ingin mobil-mobil yang memiliki nilai sejarah hanya dipajang dan dibiarkan mesinnya tak menyala dalam waktu yang cukup lama.

Pemikiran tersebut yang membuatnya sepakat untuk menjadi promotor Indonesia Classic Car Championship, serta mengembalikan balapan unik yang ada di ISSOM yang dimulai pada 2009 silam.

Tomi Hadi juga terinspirasi dari salah satu ajang balap mobil klasik, Goodwood Festival of Speed. Di mana gelaran tersebut memamerkan mobil-mobil yang berusia puluhan, bahkan retusan tahun, hingga mobil teranyar, baik mobil balap maupun mobil komersil.

“Kejuaraan ini sebelumnya berjuluk Indonesia Retro Race, lalu berubah menjadi Old School Racing Championship, sekarang kembali lagi ke Classic Car,” kata Tomi kepada Motorsport.com Indonesia.

“Di luar negeri ada namanya Goodwood Festival of Speed, kita mau bikin yang sama seperti itu. Jadi, saya bersama PPMKI berinisiasi untuk kembali menghadirkan mobil-mobil klasik, bukan hanya untuk balapan tapi juga untuk pameran.”

Goodwood Festival of Speed

Goodwood Festival of Speed

Tergabung dalam rangkaian ISSOM, event tersebut bukan hanya untuk pameran mobil memutari Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, tapi juga harus berkompetisi.

Oleh karena itu, faktor keamanan dan keselamatan pada pembalap jadi yang utama.  Setiap peserta juga diizinkan mengganti mesin dengan merek dari pabrikan yang sama.

“Kami membuat aturan mobil yang digunakan mulai dari tahun 78-an ke atas, jadi mobil yang lebih muda dari itu tidak bisa ikut,” ujar Tomi Hadi.

“Tapi, kami mengizinkan mereka mengubah mesin ke usia yang lebih muda hingga tahun 1996, dengan merek yang sama. Misal, mobilnya Mercy, mesinnya juga harus Mercy, tapi tahunnya lebih muda.

Rollbar juga diwajibkan terpasang pada semua mobil peserta karena ini ajang balap, tapi sekaligus pameran. Kami membuat mobil semulus mungkin agar penonton tak hanya disajikan kecepatan tapi juga keindahan.”

Ketua Umum PPMKI, Ronny Arifudin, menyambut baik mobil klasik kembali dipertarungkan di ISSOM. Ini juga mempertegas kehadiran PPMKI di motorsport.

“Kami sering berdiskusi dengan Tomi dalam beberapa event. Akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti balap. Ini memperkuat kehadiran kami di ajang motorsport. Sebelumnya, kami turun di touring dan reli,” ujarnya.

“Hingga saat ini sudah mulai berjalan karena didukung Gazpoll. Kami juga ingin memperbesar kejuaraan ini dengan menarik minat penggemar mobil klasik lainnya.

“Kami terbuka untuk umum bukan hanya member PPMKI. Jadi, siapa pun yang memiliki mobil klasik, bisa mengikuti kejuaraan.

“Saat ini total ada 16 starter, di seri berikutnya kemungkinan bisa bertambah karena ada beberapa rekan kami juga yang sedang membangun mobilnya.”

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mercedes W204 Racing Tim Akan Jajal Sirkuit Mandalika
Artikel berikutnya Pembalap Muda Unjuk Gigi di Honda Brio-Jazz Speed Challenge

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia