Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Analisis

ANALISIS: Mobil FIA R4 vs AP4 - Mana yang lebih baik di Indonesia?

Akankah mobil-mobil reli FIA R4 atau AP4 menjadi populer di tanah air? Simak analisis Marv Dondokambey, kontributor khusus Motorsport.com Indonesia.

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown
Toyota Yaris AP4

Desember 2017 silam, Komisi Rally dan Sprint Rally Ikatan Motor Indonesia (IMI) merilis perubahan regulasi untuk kejuaraan nasional rally dan sprint rally 2018 mendatang.

Salah satu perubahan yang paling signifikan adalah diizinkannya mobil reli spesifikasi AP4 untuk berkompetisi di kelas M.1 sebagai mobil dengan homologasi FIA regional.

Sebelumnya, AP4 hanya dapat dimasukkan ke dalam kelas M.2 karena kelas M.1 hanya memperbolehkan mobil spesifikasi Group N, R4, R5 dan World Rally Car (WRC).

Biaya untuk mengoperasikan serta merawat mobil spek R5 dan WRC sudah terlampau tinggi, terutama sejak kehadiran mobil WRC spek 2017 menjadikan spek 2011-16 cepat usang. Selain itu, mobil spek Group N/R4 lama juga sudah mulai berumur tua.

FIA R4 dan AP4 pun kini menjadi dua pilihan yang bagus untuk masa depan kelas M.1 di Kejurnas Rally dan Sprint Rally.

Toyota Etios R4
Toyota Etios R4

Perkenalan 

AP4 adalah paket mobil yang dicanangkan oleh MotorSport New Zealand (MSNZ) bersama Conference Australia Motor Sport (CAMS) pada 2015, di mana basis mobil ini diambil dari konsep Maxi Rally, sebuah paket yang digunakan dalam kejuaraan nasional reli Australia (RAC) dan populer di Argentina.

Sama seperti Maxi Rally, AP4 mengizinkan tuner/tim merakit mobil dengan spesifikasi dan performa yang tidak terpaut jauh dengan mobil reli R5/S2000.

Paket AP4 juga memilki harga yang lebih terjangkau dengan memperketat regulasi di area performa, reabilitas, dan keselamatan. Kesetaraan performa antar mobil dan mencegah pemborosan dana pun menjadi bagian dari prioritas.

Berikut beberapa contoh mobil yang telah dipakai di berbagai kejuaraan reli di wilayah Oseania:

 No.

Mobil

Negara Asal

1

Mazda2 AP4

Selandia Baru

2

Hyundai i20 AP4+*

Selandia Baru

3

Holden Barina AP4

(Chevrolet Spark)

Selandia Baru

4

Toyota Yaris AP4

Australia

5

Toyota Vitz AP4

Jepang

6

Skoda Fabia AP4

Selandia Baru

7

Mini Cooper AP4

Australia

8

Audi Quattro S1 AP4

Selandia Baru

9

Mitsubishi Mirage AP4**

Swedia

10

Suzuki Swift AP4/Maxi Rally

Australia

11

Peugeot 208 AP4

Australia

* Hyundai i20 AP4+ menggunakan mesin 2,7 L turbocharged dengan aerodinamika khusus.

** Pada awalnya, Mitsubishi Mirage dirakit sesuai dengan regulasi R5, hanya saja tidak dihomologasi oleh FIA. Saat ini mobil tersebut berkompetisi di APRC sebagai mobil AP4.

Saat ini, Maxi Rally dan AP4 dapat ditemui di Codasur South American Rally Championship di Amerika Selatan dan Asian Pacific Rally Championship (APRC) sebagai mobil yang telah dihomologasi FIA secara regional.

Sementara itu, FIA R4 merupakan respon dari FIA atas popularitas AP4, Maxi Rally, dan Proto Cars yang digagas oleh Dytko Sport di Polandia. 

FIA memperkenalkan regulasi tersebut ke publik pada 2016 dan satu tahun kemudian Oreca - konstruktor Perancis yang sudah berpengalaman di balap ketahanan prototype - ditunjuk sebagai penyuplai resmi FIA R4 kit.

Beberapa bulan terakhir, Oreca melakukan serangkaian tes dengan Toyota Etios Valco sebagai kelinci percobaan dan melibatkan sejumlah pembalap seperti Stephane Sarrazin, Teemu Suninen serta Raphael Astier.

Paket R4 sendiri telah dipesan oleh RMC Motorsport dari Spanyol untuk ditanam ke dalam Renault Clio, sementara itu Evolve Motorsport juga telah meluncurkan konsep Toyota Yaris R4.

Toyota Yaris AP4 shakedown
Kokpit Toyota Yaris AP4

Sasis

Mobil reli AP4 berbasiskan mobil produksi umum dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Mobil sedan/hatchback berbasis 2/4 pintu

  • Setir kemudi kiri/kanan

  • Setidaknya empat kursi produksi umum; merujuk ke ukuran yang dicatat di regulasi FIA Group A

Para tuner dapat menggunakan mobil yang tidak masuk ke dalam daftar homologasi FIA. 

Mobil spek AP4 dan FIA R4 sama-sama mewajibkan fitur-fitur keselamatan, termasuk desain roll cage yang sesuai dengan regulasi FIA.

Berat minimum AP4 dan FIA R4 sama-sama berada di angka 1.230 kg – sudah termasuk satu ban cadangan, tanpa pembalap-navigator beserta perlengkapan yang menaikkan batas minimum berat ke 1.390 kg. Setiap mobil dapat menggunakan pemberat, sesuai dengan ketentuan FIA.

Untuk AP4, beberapa komponen seperti roll cage, transmission tunnel, kotak tangki bahan bakar, dan lain-lain harus dibeli dari konstruktor atau perusahaan yang telah ditunjuk oleh MSNZ dan CAMS:

Konstruktor

Lokasi

Force Motorsport Ltd.

Auckland, Selandia Baru

Race Torque Engineering

Perth, Australia

Team Ralliart NZ

Pukekohe, Selandia Baru

Emma Gilmour Promotions Ltd.

Dunedin, Selandia Baru

Toyota Yaris AP4 shakedown
Mesin Toyota Yaris AP4

Mesin

Untuk urusan dapur pacu, AP4 memberikan dua pilihan, yaitu “Series Production Engine” dan “AP4 Designated Joker Engine” dalam wujud mesin EP6 ‘Prince’ 1,6 liter yang digunakan di Peugeot 208 dan Mini Cooper.

Sedangkan “Series Production Engine” memiliki beberapa ketentuan sebagai berikut:

  • Kapasitas maksimum 1.620cc dengan restrictor turbo sebesar 34 mm. Hal tersebut dapat dicapai dengan bore up mesin dibawah 1,6L atau bore down mesin di atas 1,6 L untuk mencapai kapasitas yang diperbolehkan.

  • Minimal 2.500 mesin harus diproduksi dalam 12 bulan terakhir secara berturut-turut, atau mesin yang diambil dari model sama dengan pabrikan berbeda, misalnya mesin dari Toyota Avanza/Daihatsu Xenia, dengan syarat kedua mesin tersebut harus identik dan diproduksi setidaknya 5.000 unit dalam 12 bulan terakhir berturut-turut.

Untuk FIA R4, Oreca mempercayakan mesin 1,6 L turbocharged berkode THP EP6CDTX dari Peugeot 308 GTI.

Baik AP4 maupun FIA R4 sama-sama menyediakan Electronic Control Unit (ECU) yang setara bagi semua mobil. Perbedaannya adalah, R4 mewajibkan ECU dari Magneti Marelli SRG-340 (ECU tersebut juga digunakan di semua mobil spek R5) sedangkan AP4 memperbolehkan ECU dari sumber lain dengan syarat ECU tersebut harus tersedia secara umum dan semua actuator harus dikontrol oleh ECU yang bersangkutan.

Meski demikian, MSNZ serta CAMS tidak menutup kemungkinan untuk memperkenalkan ECU seragam bagi semua kompetitor.

Selain ECU, aturan serupa juga berlaku untuk transmisi dan girboks. R4 mewajibkan seluruh pelanggan untuk menggunakan girboks 5-percepatan sekuensial yang kemungkinan besar disuplai oleh Sadev. AP4 memberikan kebebasan untuk memilih antara girboks tersebut atau girboks manual 5-percepatan dari mobil produksi umum.

Saat ini, MSNZ dan CAMS mengizinkan penggunaan girboks sekuensial buatan Sadev dan Xtrac.

Performa

Mobil reli AP4 dan FIA R4 sama-sama ditargetkan memiliki performa setingkat di bawah mobil spek R5, di mana keduanya diprediksi lebih lambat 0,5-1 detik/km.

Toyota Etios R4
Toyota Etios R4

Mana yang lebih baik?

Sebagai mobil reli 4WD, biaya untuk membangun dan memelihara mobil reli FIA R4 atau AP4 dapat mencapai lebih dari 130.000 euro atau sekitar 2 miliar rupiah. Itupun dapat meningkat dengan penyesuaian harga komponen-komponen yang diimpor.

Kabar baiknya adalah, harga tersebut masih lebih murah dari mobil spek R5 yang berada pada kisaran 180-210.000 euro dengan biaya operasional sekitar 30-40% lebih mahal dari FIA R4 dan AP4.

Apakah biaya masih bisa ditekan untuk FIA R4 dan R4?

Dengan harga sekitar 108.000 euro (sekitar 1,7 miliar rupiah), paket FIA R4 dari Oreca sudah termasuk mesin, transmisi, ECU, girboks, dan lain-lain.

Paket tersebut sudah bisa dikatakan komplit untuk membangun saingan Etios Valco R4 – Anda hanya membutuhkan mobil produksi umum, proses bongkar-pasang, serta desain dan pengembangan.

Kelemahannya adalah sudah minimnya celah untuk menekan biaya produksi dan proses perbaikan serta layanan purna jual yang lebih rumit tapi bukan berarti lebih sulit, mengingat kantor terdekat Oreca terletak di Hong Kong.

Kelemahan FIA R4 tersebut menjadi bagian keunggulan AP4, kebebasan yang diberikan dalam merakit mobil sembari tetap mengontrol biaya membuatnya menjadi primadona di kawasan Oseania.

Contohnya, Volkswagen Polo AP4 hasil kreasi Chris Higgs bersama tim High Country Motorsport di Australia. Meski mempunyai pilihan untuk menggunakan girboks sequential 5-percepatan dari Sadev, Higgs memilih untuk menggunakan girboks dari Mitsubishi Lancer Evolution.

Higgs pun dapat menghemat sekitar 25.000 dolar Australia (sekitar 261 juta rupiah) dan uang tersebut dialihkan ke hal-hal lainnya.

Kekhawatirannya adalah kebebasan tersebut dapat membuat satu atau dua tuner/pabrikan mendapatkan keuntungan yang signifikan dibandingkan dengan para kompetitor lainnya.

Itu mungkin tidak akan terjadi di beberapa sektor seperti girboks mengingat jumlah penyuplai yang dapat dihitung jari, tapi beberapa area seperti mesin dapat memiliki celah untuk hal tersebut.

Toyota Yaris AP4 shakedown
Toyota Yaris AP4

Kesimpulan

AP4 dan FIA R4 sama-sama menarik, dengan performa yang tidak berbeda jauh satu dan juga sama-sama relatif terjangkau bagi para calon konsumen - tentunya dengan standar ukuran biaya balapan profesional.

Dan yang terpenting, ini akan menguntungkan negara-negara yang terjebak dengan tingginya pajak yang harus dibayar dalam mengimpor mobil reli R5 atau WRC.

Dengan menjamurnya berbagai regulasi serupa seperti Maxi Rally, N5 di Spanyol, dan lain-lain, bukan tidak mungkin lagi mobil-mobil tersebut akan mendominasi sejumlah kejuaraan nasional di dunia, khususnya di beberapa negara seperti Indonesia atau Malaysia, yang notabene masih didominasi oleh mobil spek Group N seperti Subaru Impreza WRX STi dan Mitsubishi Lancer Evolution.

Meskipun telah menjadi ikon reli, mobil-mobil tersebut tidak akan bertahan selamanya – setidaknya dari daftar homologasi FIA.

Kapankah kita akan melihat mobil-mobil FIA R4 atau AP4 di kejurnas? Waktu akan menjawab.

Marv Dondokambey

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Toyota Etios R4

Harry Bates, Toyota Yaris AP4

Harry Bates, Toyota Yaris AP4

Harry Bates, Toyota Yaris AP4

Harry Bates, Toyota Yaris AP4

Harry Bates, Toyota Yaris AP4

Harry Bates, Toyota Yaris AP4

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4

Toyota Yaris AP4

Harry Bates, Toyota Yaris AP4

Harry Bates, Toyota Yaris AP4

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

Toyota Yaris AP4 shakedown

30

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Opini: Akankah regulasi baru Kejurnas Rally 2017 berdampak positif?
Artikel berikutnya Monza Rally Show: Rossi cetak kemenangan ketujuh

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia