Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Ketika Teknik Mumpuni, Mental, dan Teknologi Dimiliki Pereli Senior

Rifat Sungkar, Musa Rajekshah, dan Ricardo Gelael di luar dugaan mampu menguasai podium Reli Danau Toba, akhir pekan lalu.

Rifat Sungkar, Mitsubishi XPANDER Rally Team (MXRT)

Foto oleh: karyaKU

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Bagi sebagian besar orang, pepatah tersebut mungkin sudah usang. Bahkan, bukan mustahil generasi milenial ada yang tidak mengenalnya.

Pepatah itulah yang rasanya tepat disematkan kepada pasangan pereli Rifat Sungkar/Benjamin Searchy (Mitsubishi XPander Rally Team), Musa “Ijeck” Rajekshah/Hervian Sudjono (Bla Bla Bla Motorsport), dan Ricardo Gelael/Rony Maroun (Jagonya Ayam) yang berhasil memenuhi podium Reli Danau Toba 2022, akhir pekan lalu.

Ketiga driver terbilang pereli senior. Bahkan, Ricardo Gelael serta navigator Hervian Sudjono bisa dibilang tidak lagi muda alias veteran.

Lantas, bagaimana ketiganya mampu mengalahkan banyak pereli muda yang turun di lomba putaran kedua Kejuaraan Nasional Reli 2022 yang juga berstatus seri Asia Cup dalam Asia Pacific Rally Championship (APRC) tersebut?

Baca Juga:

Seperti ajang adu kecepatan lain faktor keberuntungan juga berperan penting dalam sebuah balapan. Itu yang tidak dimiliki sejumlah pereli muda di Reli Danau Toba lalu.

Pemenang putaran pertama Kejurnas Reli 2022 Ryan Nirwan/Adi Indiarto (Toyota Gazoo Racing Indonesia) mengalami pecah ban saat melibas SS4 dengan kecepatan tinggi. Lintasan di Gorbus sejauh 20,20 km yang licin membuat Toyota GR Yaris AP4 geberan Ryan terperosok mengantam gundukan tanah.

Sean Gelael yang menjadi rekan setim sang ayah, Ricardo Gelael, sempat memimpin sampai SS9 Negeri Dolok reverse pada leg kedua, Minggu (25/9/2022) lalu. Tetapi, masalah water pump pada Citroen C3 R5 memaksanya mundur setelah trayek khusus sejauh 7,94 km itu.

Pereli muda sekaliber Bintang Barlean (17 tahun) dari BRM Motorsport, penguasa kelas M2 Kejurnas Reli putaran pertama yang juga berlangsung di Danau Toba, juga tidak mampu berbuat banyak.

Subaru Impreza geberannya tiba-tiba kehilangan tenaga di SS9 yang membuat pereli asal DKI Jakarta tersebut tidak mampu finis alias Did Not Finish (DNF).

Ricardo Gelael, Jagonya Ayam Motorsport, Rony Maroun, Jagonya Ayam Motorsport

Ricardo Gelael, Jagonya Ayam Motorsport, Rony Maroun, Jagonya Ayam Motorsport

Foto oleh: Team Jagonya Ayam

Dua putaran Kejurnas Reli 2022 yang sudah digelar, memang agak berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Musim ini, banyak mobil kelas R5 alias spesifikasi untuk kategori WRC2 di Kejuaraan Dunia Reli (WRC) yang muncul.

Selain Citroen C3, masih ada Skoda Fabia evo maupun satu-satunya Hyundai i20 yang dipakai duet pereli HRVRT BMG HBM HBM A. Riszki Prayoga/Donny Wardono.

Atau, Nissan Micra Proto yang dipakai H. Rachmat/Hade Mboi (LFN Sederhana Racing Team) hingga Toyota Yaris Proto andalan Bimo Pradikto/Herkusuma (Banteng Motorsport).

Spesifikasi mobil-mobil tersebut rasanya cukup tangguh dan kencang untuk melibas medan-medan di kawasan Asia Pasifik. Mungkin, sedikit di atas AP4, spesifikasi mobil seperti andalan Rifat dan Ryan yang dihomologasi FIA hanya untuk reli di kawasan Asia Pasifik.

Terlepas dari faktor keberuntungan yang tidak dimiliki semua pereli, mengapa para pereli muda dengan mobil hebat tidak mampu bicara banyak pada Reli Danau Toba lalu? Padahal, selain teknologi, kemampuan dan teknik mereka juga tidak bisa dikatakan jelek.

Ryan Nirwan, Adi Indiarto, Toyota Gazoo Racing Indonesia

Ryan Nirwan, Adi Indiarto, Toyota Gazoo Racing Indonesia

Foto oleh: Instagram / @ryannirwannn

Kematangan teknik, ketenangan mental, dan segudang pengalaman adalah segelintir faktor mengapa para pereli senior seperti Rifat Sungkar, Ijeck, dan Ricardo Gelael mampu naik podium di Reli Danau Toba lalu.

Selain faktor-faktor tersebut, ketiganya juga memiliki teknologi yang terlihat pada spesifikasi mobil-mobil. Kombinasi faktor-faktor tersebut jelas menjadi pembeda mereka dibanding para pereli lain. Meskipun, navigator sekelas Hade Mboi, Herkusuma, atau Hervian Sudjono, juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Seperti diketahui, Rifat Sungkar sudah kenyang makan asam garam reli berbagai level. Ia finis P4 APRC 2006. Di Kejurnas Reli, Rifat adalah kampiun pada 2005 dan 2007. Tidak terhitung lagi berapa trofi yang ia koleksi di berbagai ajang reli internasional.

Jadi, saat sejumlah pihak mungkin sedikit mengernyitkan kening soal jenis kendaraan andalan Rifat di Reli Danau Toba, ia mampu menjawabnya dengan hasil impresif.

Musa “Ijeck” Rajekshah mungkin belum pernah memenangi Kejurnas Reli. Tetapi, ia bukan nama asing di pentas reli nasional dan tidak jarang membuat kejutan dengan performanya.

Pada Reli Danau Toba kemarin, pria yang juga menjabat Wakil Gubernur Sumatra Utara tersebut juga didukung dengan teknologi bagus karena mengandalkan Skoda Fabia evo Rally2.

Rifat Sungkar dan navigator, Ben Searcy, Mitsubishi XPANDER Rally Team

Rifat Sungkar dan navigator, Ben Searcy, Mitsubishi XPANDER Rally Team

Foto oleh: karyaKU

Sementara, pengalaman Ricardo Gelael bisa dibilang yang terbanyak di antara dua peraih podium Reli Danau Toba lainnya. Ia adalah mantan rival Rifat Sungkar yang membuyarkan ambisi merebut hat-trick gelar Kejurnas Reli karena memenanginya pada 2006.

Soal kendaraan, sejak lama Ricardo Gelael dikenal salah satu pionir mobil-mobil reli berperforma tinggi. Kali ini, ia turun dengan Citroen C3 R5.

Tanpa mengecilkan kualitas para pereli muda Indonesia, sepertinya mereka masih memerlukan jam terbang tinggi dengan turun di berbagai ajang. Inilah tantangan bagi para pemangku kepentingan reli di Tanah Air agar mampu lebih banyak lagi menggelar event.

Pasalnya, dengan makin banyaknya mobil reli dengan spesifikasi mumpuni berkelas dunia, rasanya sangat sayang jika hanya diturunkan beberapa kali saja.

Beruntung, tahun ini seri Kejurnas Reli 2022 akan melombakan empat putaran. Dua putaran lagi rencananya akan digelar di Muara Bungo, Jambi, pada 22 dan 23 Oktober mendatang.

 

  

   

  

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kunci Kesuksesan Rifat Sungkar Juara Reli Danau Toba 2022
Artikel berikutnya Kegagalan di Reli Danau Toba Kedua Jadi Pelajaran Ryan Nirwan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia