Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Roborace: Saat kecerdasan buatan menjadi ajang adu cepat

Persiapan untuk kompetisi mobil otonom pertama sedang berlangsung. Apa yang mendasari kompetisi ini? Apakah akan menjadi tontonan yang menarik? Motorsport.com mencari jawabannya.

Roborace car

Roborace car

Zak Mauger / Motorsport Images

Roborace merupakan sebuah kejuaraan yang digagas oleh Formula E untuk mobil yang dapat mengemudi sendiri, kompetisi tersebut akan digelar pada lintasan yang saat ini digunakan dalam kejuaraan FE.

Saat ini, Roborace telah membuat tiga mobil pengembangan yang dinamakan Devbot, dan berharap akan menciptakan tiga Robocars. Perusahaan tersebut bertujuan untuk membangun sebuah platform yang dapat memamerkan teknologi otonom, dan bagaimana teknologi tersebut akan berkembang.

Mereka mengambil pendekatan yang sama seperti yang dilakukan Formula E dengan mobil listrik, di mana teknologi yang berkaitan dengan mobil komersil sedang dibangun.

Namun dua kejuaraan tersebut memiliki arah pengembangan yang berbeda. Berbeda dengan Formula E, yang menjadikan pengembangan perangkat keras sebagai inti, Roborace akan bertumpu pada software.

Roborace test car

“Roborace adalah masa depan dari teknologi yang terhubung dan otonom yang akan diaplikasikan pada mobil konvensional dalam waktu tiga, lima, atau sepuluh tahun, tergantung dari evaluasi prosesnya,” jelas kepala teknis Roborace, Bryn Balcombe, kepada Motorsport.com.

“Kami menggunakan motorsort sebagai percepatan dari semua teknologi itu. Seperti yang motorsport lakukan pada masa lalu sampai saat ini, kami sedang mengembangkan teknologi yang dapat dipakaikan pada mobil konvensional.”

Software menggantikan peran pembalap

Tanpa pengemudi fisik, faktor utama yang membawa sukses dalam lintasan adalah pada tim yang mengembangkan perangkat lunak (software). Mereka akan dibantu oleh beberapa sensor yang ditanam dalam mobil, radar, dan kamera yang menjadi input bagi ‘otak’ yang pada akhirnya harus mengambil keputusan.

Perangkat keras, seperti powertrain, paket aero, sasis, dan ban, disetarakan bagi semua tim. Robocar akan memanfaatkan peralatan terbaik yang ada di pasaran, di mana harga tampaknya tidak menjadi masalah.

“Anda memiliki mata, kuping, dan otak. Mungkin sebuah otak besar, namun itu tidak relevan jika Anda tidak memiliki kepintaran dalam penggunaan sensor dan kekuatan pengolahan [input] untuk membuat keputusan," ujar Balcombe.

"Dan itu yang akan dilakukan para tim [yang akan berkompetisi], jadi titik tengahnya adalah ke mana [arah] kami ingin memajukan teknologi.

“Kami akan selalu menggunakan sensor dan perangkat komputer terbaik pada platform ini, dan kami akan menyatu dengan partner kami seperti yang telah kami jalankan dengan Nvidia saat ini.

"Kami tidak harus menunggu sampai harga dari sensor-sensor atau komputer tersebut berada pada tingkat yang dapat dipasarkan. Jadi, kami akan selalu berada pada posisi terdepan dalam industri otomotif.”

“Pembalap AI adalah bintang masa depan”

Tugas inti dari para tim yang akan bersaing adalah fokus pada pengembangan pembalap AI, pertanyaan yang masih menggantung adalah bagaimana untuk membuat sebuah kompetisi dengan teknologi canggih, dan tanpa pembalap fisik, namun tetap menarik. 

“Para pembalap AI benar-benar karakter dan bintang masa depan, selalu ada pembalap [buatan] di dalam mobil, yang akan bertanggung jawab pada persepsi, penalaran, dan tindakannya," ujar Balcombe.

"Haruskah saya melewati mobil ini atau tidak, haruskah saya mengambil celah di sisi dalam, apakah mobil lain akan merespon seperti yang saya harapkan?

"Apakah ada peluang saya akan melewatkan apex dalam tikungan, atau pembalap lain mendekat dan terjadi kecelakaan? Semua ini adalah penalaran dari pembalap, dan itu yang akan kami tampilkan ke publik melalui perangkat lunak.

“Jadi, kami bisa menginterogasi pembalap dalam waktu yang bersamaan, memintanya untuk memuatkan apa yang ia percaya dengan lingkungan tersebut, apa resiko yang ia ambil, apa yang ia lihat akan dilakukan pembalap lain. Kami akan menyampaikan itu dalam waktu yang bersamaan ke publik.”

Kompetisi otonom bintang lima

Belum ditentukan persis seperti apa kompetisi ini, ada kemungkinan mobil-mobil tersebut akan berada dalam lintasan secara bersamaan, dan membalap seperti biasa, seperti balapan pada umumnya.

Namun Balcombe mengetahui bahwa dengan pengembangan teknologi seperti ini, mungkin membutuhkan tantangan dan domain operasional yang berbeda.

Roborace display

Namun teknologinya perlu maju terlebih dahulu, sebagai contoh Robocar saat ini belum dapat mengikuti apa yang dilakukan Max Verstappen pada GP Brazil 2016, di mana pembalap Red Bull tersebut dapat mengetahui bagian sirkuit yang memiliki grip paling banyak.

“Kami telah melihat apa yang diperlukan oleh kompetisi otonom tingkat lima. Industri ini melaju ke arah keotonoman tingkat lima," papar Balcombe.

"Perbedaan antara tingkat empat dan tingkat lima adalah jumlah domain yang dapat Anda operasikan, yang berarti harus bisa membalap pada malam hari, di tipe lintasan yang berbeda, dan kondisi cuaca yang berbeda.

“Yang hilang dari itu adalah hambatan lain yang ada dalam lintasan. Jika itu menjadi pengoptimalan waktu putaran, seperti yang terjadi pada kategori balap lainnya, hal yang terpenting adalah mengatur energi [baterai] dan ban. Itu bukan hal yang relevan daalam pengembangan teknologi pada dunia otomotif.

“Jadi, kami terfokus pada hal-hal lain yang akan mengenalkan hal yang berhubungan dengan jalanan, dan itu menjadi lalu lintas. Jika Anda memiliki hambatan yang dinamis dalam lintasan, itu akan semakin menantang bagi pengemudi.

“Contohnya Le Mans: itu bisa lebih menantang dari Formula 1 saat Anda harus melewati banyak mobil, karena mereka mempunyai kecepatan yang sangat berbeda dari Anda. Itu adalah keahlian lain dari pengemudi.”

Calon penantang

Saat memamerkan Devbots dan Robocars pada ajang Formula E, Roborace menerima penawaran dari 200 perusahaan yang menyukai konsep kejuaraan balap otonom dengan tujuan kemajuan teknologi.

Daftar calon peserta termasuk dari beberapa perusahaan mobil, penyedia mobilitas, tim balap, universitas, dan platform penelitian tingkat PHD.

Kompetisi pertama akan diadakan pada musim ke-4 Formula E, bulan Desember mendatang.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Roborace perkenalkan mobil balap tanpa awak pertama di dunia, Robocar
Artikel berikutnya Musim perdana Roborace libatkan pembalap profesional

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia