Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

GALERI: Sejarah Super Formula

Perjalanan panjang kejuaraan single-seater terbesar di Jepang sejak 1973.

Emanuele Pirro, Japan F3000
Race Start

Sebagai negara sarat akan tradisi balap dan dukungan dari manufaktur lokal, Jepang memiliki sejumlah kejuaraan open-wheel dari entry level sampai top level tepat di bawah Formula 1: Super Formula.

Akar kejuaraan Super Formula berawal dari 1973 dan dalam perjalanannya telah mengalami pergantian nama berkali-kali. Antara 1973–1977 menggunakan nama Formula 2000 dan mengambil regulasi Formula Two Eropa sebagai basisnya.

Antara 1978–1986 namanya diganti dengan Kejuaraan All-Japan Formula Two sebagai efek dihapuskannya regulasi pembatasan kapasitas mesin 2.000cc.

Lalu pada 1987 beralih ke regulasi Formula 3000 sampai 1995. Untuk kemudian berganti nama menjadi Formula Nippon pada 1996.

Kejuaraan tersebut akhirnya berubah menjadi Super Formula sejak 2013 hingga sekarang.

Saat ini seluruh peserta Super Formula menggunakan sasis Dallara SF14 dengan mesin turbo 2 liter dengan 4 silinder segaris dari Toyota dan Honda.

Hingga 2002 saat masih bernama Formula Nippon, kejuaraan memperbolehkan penggunaan sasis dari bermacam konstruktor. Lalu sejak 2003 beralih menjadi single-make dengan Lola B03/50 bermesin Mugen Honda sebagai satu-satunya opsi.

Tahun 2006 pilihan sasis hanya Lola FN06 dengan mesin dari Honda atau Toyota. Lalu antara 2009-2013 memakai sasis Swift FN09 yang di-upgrade menjadi Swift 017.n.

Dallara SF14 memulai debut kompetisinya di tahun 2014 dan akan dipakai hingga 2018 untuk kemudian digantikan oleh sasis terbaru yang lebih kencang, SF19.

Dari sisi performa jika dibandingkan dengan open-wheeler lainnya, Super Formula bisa dibilang berada tepat dibawah F1. Catatan waktu pole Dallara SF14 yang dibukukan Kazuki Nakajima di Suzuka 2017 hanya 8,588 detik lebih lamban dibandingkan waktu pole Lewis Hamilton di Grand Prix Jepang.

Cuplikan sejarah panjang Super Formula dari video promosi Yokohama ADVAN

1989: Emanuele Pirro, All-Japan Formula 3000
1996: Ralf Schumacher, Team LeMans
1997 Pedro de la Rosa, Shionogi Team Nova
1999: Tom Coronel, Nakajima Racing
2001 Satoshi Motoyama, Team Impul
2002 Ralph Firman, Nakajima Racing
2003 Satoshi Motoyama, Impul
2004: Richard Lyons, Dandelion Racing
2005 Satoshi Motoyama, Team Impul
2006: Benoît Tréluyer, Team Impul
2007 Tsugio Matsuda, Impul
2008 Tsugio Matsuda, Impul
2009 Loic Duval, Nakajima Racing
2010: Joao Paulo de Oliveira, Team Impul
2011: Andre Lotterer, Team TOM's
2012: Kazuki Nakajima, Team TOM'S
2013: Naoki Yamamoto, Team Mugen
2014: Kazuki Nakajima, Team Tom's
2015 Hiroaki Ishiura, Cerumo Inging
2016: Yuji Kunimoto, Cerumo Inging
2017: Hiroaki Ishiura, Cerumo Inging
Rio Haryanto, Honda Test Car
2019: Dallara SF19
23

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tes Suzuka: Sekiguchi dan Toyota puncaki hari pertama
Artikel berikutnya Wehrlein ungkap tak punya 15 juta Euro untuk bertahan di F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia