Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Super GT Buriram: Saatnya Honda berjaya

Meski memenangi dua dari tiga balapan, tim-tim pengguna Honda NSX-GT patut waspada di Thailand, mengingat varian terbaru NSX GT500 belum pernah menang di Buriram.

#100 RAYBRIG NSX-GT

Foto oleh: Masahide Kamio

Masuknya Jenson Button untuk memperkuat Team Kunimitsu menjadi pendongkrak semangat tim-tim pengguna NSX-GT lainnya.

Hal tersebut terbukti dengan kemenangan Keihin NSX-GT dan ARTA NSX-GT, masing-masing di  Okayama dan Suzuka. Dengan raihan finis kedua di ronde tersebut, kini Jenson Button dan Naoki Yamamoto memimpin klasemen GT500.

Meski belum pernah menang di Negeri Gajah Putih, tim-tim pengguna Honda tidak pernah melewatkan finis podium sejak 2015.

Adalah kompetitor #17 Keihin, peraih podium ketiga Super GT Buriram 2015 dan 2017, masing-masing dengan mobil NSX Concept-GT dan NSX-GT, serta #15 Drago Modulo NSX Concept-GT yang finis runner-up pada 2016.

Berbekal hasil podium saat berlaga di Buriram serta momentum positif dua dari tiga balapan musim ini, bukan tak mungkin skuat berlogo H tersebut mampu menaklukkan pesaingnya, Nissan dan Lexus.

ARTA dan Keihin cukup diunggulkan untuk meraih hasil positif dari kubu Honda, terlebih penalti berat yang mereka terima kurang dari 50 kg. Sebagai informasi, pembalap Super GT yang meraih poin akan menerima penalti berat untuk menjaga balapan tetap kompetitif.

 Pertaruhan NISMO perlu dikaji ulang

#23 MOTUL AUTECH GT-R

#23 MOTUL AUTECH GT-R

Foto oleh: Masahide Kamio

Balapan Super GT Buriram 2017 berlangsung dalam kondisi basah setelah hujan mengguyur. Beberapa pembalap, termasuk Ronnie Quintarelli dari #23 NISMO GT-R, bertaruh menggunakan ban kering dengan harapan trek mengering dengan cepat.

Selain itu, pit stop tunggal dengan hanya mengisi ulang bahan bakar juga menjadi salah satu strategi tim pabrikan Nissan guna meraih hasil lebih baik setelah saat kualifikasi mereka hanya mampu start dari posisi ke-11.

Namun, pertaruhan mereka hanya mampu menaikkan dua posisi saat balapan berakhir. Quintarelli sempat turun ke posisi ke-13 di awal balapan, sebelum akhirnya Tsugio Matsuda merangsek hingga finis posisi kesembilan.

Berkaca dari hasil buruk musim lalu, NISMO dan skuat pengguna GT-R lainnya mesti berhati-hati dalam menentukan strategi, terlebih dengan kemungkinan turunnya hujan di Sirkuit Buriram.

Paling tidak, Nissan masih memiliki catatan bagus di Thailand, dengan dua podium pada 2014 serta kemenangan pada 2015, meski raihan tersebut masih menggunakan GT-R spek 2014.

Dengan beban penalti 62 kg, NISMO sepertinya cukup kewalahan menghadapi ronde keempat Super GT. Calsonic dan B-Max lebih diunggulkan, mengingat masing-masing dari mereka baru menerima ballast sebesar 26 dan 18 kg.

Akankah Lexus berjaya?

#36 au TOM'S LC500

#36 au TOM'S LC500

Foto oleh: Masahide Kamio

Sirkuit Buriram menggabungkan trek lurus di sektor awal, serta tikungan di sektor-sektor akhir. Mirip dengan Fuji, skuat Lexus yang terkenal bermesin gahar selalu menuai hasil positif, dengan hanya satu kali gagal menang musim 2015.

Sejak era RC F hingga beralih ke LC 500, tim-tim di bawah naungan Lexus selalu memiliki perwakilan di podium, dengan wakil terbanyak pada 2016 oleh #19 WedsSport ADVAN RC F, peraih podium puncak, serta #6 WAKO'S 4CR RC F yang bertengger di podium ketiga.

Meski difavoritkan menang, KeePer TOM’s dengan dua pembalapnya, Nick Cassidy dan Ryo Hirakawa, sudah selayaknya memperhatikan penalti berat 52 kg. Kandidat kuat lainnya adalah #19 WedsSport ADVAN LC500 dan #36 au TOM'S LC500. Kedua mobil itu masing-masing menerima beban seberat 28 kg, hampir separuh lebih ringan dari sang juara bertahan.

GT3 vs mobil balap dalam negeri

#25 VivaC 86 MC

#25 VivaC 86 MC

Foto oleh: Masahide Kamio

Pada kelas GT300, mobil-mobil pengguna GT3, JAF-GT, dan Mother Chassis terus berusaha supaya menjadi terdepan. Statistik menunjukkan, mobil-mobil pengguna regulasi GT3 selalu menang di Buriram sejak perhelatan pertama.

Hanya ada satu pemenang di Thailand dengan mobil balap dalam negeri, yaitu #25 VivaC 86 MC yang finis terdepan musim 2016, diikuti oleh B-MAX NDDP GT-R dan ARTA M6 GT3.

Lagi-lagi, faktor trek lurus sektor awal di Buriram menjadi kunci dominasi kompetitor bersenjatakan mobil GT3, meski pengguna MC dan JAF-GT masih memiliki kesempatan untuk mengejar ketertinggalan di sektor akhir yang sarat akan tikungan.

Klasemen sementara GT300 berbicara lain. Dari tiga peraih tempat teratas, dua diantaranya adalah pengguna Mother Chassis, yaitu mobil #18 Upgarage 86 MC dan #25 Hoppy 86 MC. Satu pengguna GT3 menempati posisi runner-up, berasal dari tim ARTA.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sirkuit Buriram siap menggelar Super GT hingga 2019
Artikel berikutnya Kualifikasi Super GT Buriram: Honda kunci baris start terdepan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia