Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mantan Bos Sebut Stoner Bisa Jadi Pembalap Top Supercars

Andai bertahan selama dua musim, Casey Stoner berpotensi untuk membuat kemajuan serius dalam kiprahnya menuju Supercars. Hal ini dilontarkan oleh bos Triple Eight Race Engineering, Roland Dane.

Casey Stoner with the Holden he will drive in the Dunlop Development Series

Casey Stoner with the Holden he will drive in the Dunlop Development Series

Edge Photographics

Usai pensiun dari MotoGP, Stoner beralih ke ajang V8 Supercars dengan kontrak berdurasi satu tahun dari Triple Eight Race Engineering, serta dukungan Red Bull dan Pirtek sebagai sponsor.

Mengemudikan Holden VE Commodore, mobil yang sama, yang sukses mengantarkan Mark Skaife dan Craig Lowndes menjuarai Supercheap Auto Bathurst 1000 pada 2010.

Tetapi sayang. Debut Stoner di V8 Supercars jauh dari kata memuaskan. Dia menghabiskan sebagian besar seri di barisan tengah. Hasil terbaiknya mentok finis kelima di Queensland Raceway.

Stoner pun menutup kejuaraan V8 Supercars musim 2013 pada peringkat ke-18 klasemen akhir, dan mengumpulkan 704 poin.

Casey Stoner saat beraksi mengemudikan Holden VE Commodore di V8 Supercars 2013.

Casey Stoner saat beraksi mengemudikan Holden VE Commodore di V8 Supercars 2013.

Foto oleh: Edge Photographics

“Tidak diragukan lagi Casey bisa menjadi, saya percaya, pembalap papan atas jika dia bertahan dan terbiasa dengan kenyataan bahwa sirkuit kami sangat bervariasi, dan sirkuit jalanan adalah bagian darinya, dan semua uji coba dan kesengsaraan yang menyertainya dan belajar tentang balap mobil,” tutur Dana melansir Speedcafe.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan Stoner agar dapat menjelma sebagai pembalap top dalam Supercars, Dane sulit memberikan jawaban pasti.

“Saya tidak yakin, adalah jawaban yang sebenarnya,” ucapnya.

“Saya tidak tahu. Tapi saya rasa, jika dia balapan Super2 satu tahun lagi, kembali ke sirkuit dan lain-lain, kecepatan yang dia tunjukkan akan diterjemahkan ke dalam hasil.”

Baca Juga:

Dane lalu disinggung perihal kinerja Toby Price. Apakah dua kali juara Reli Dakar itu bisa memetik kesuksesan di Supercars.

Menurut pria berusia 64 tahun itu, ada keahlian yang sangat berbeda antara Supercars dan balap motor off-road.

“Apa yang mungkin harus dia (Price) lakukan adalah, jika dia ingin mencari tahu di mana dia sebenarnya, tampil di Super3 atau bahkan mobil Porsche Cup dan lihat di mana dia berada,” ucap Dane.

“Dia harus pergi dan menemui Paul Morris, karena saya rasa Anda akan melihat Nash di mobil Super2 tahun depan dan Paul punya mobil Super3 yang cukup bagus di sana. Jadi, mungkin dia harus mengemudikannya.”

#1 Red Bull KTM Factory Racing: Toby Price

#1 Red Bull KTM Factory Racing: Toby Price

Foto oleh: KTM Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Supercars Putuskan Tunda Sydney SuperNight
Artikel berikutnya Kellys Lepas Saham Tim Supercars ke Grove Group

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia