Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Nigel Mansell Kembali Geber Williams FW14B nan Legendaris

Setelah 30 tahun, mantan pembalap asal Inggris tersebut kembali mencoba mobil yang membantunya merebut gelar juara dunia Formula 1 1992, Williams FW14B.

Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
Nigel Mansell, Williams FW14B
19

Klik anak panah di atas untuk melihat rangkaian foto.

Sebelum munculnya dominasi Ferrari dan Michael Schumacher pada awal era 2000-an, Red Bull Racing dan Sebastian Vettel serta Mercedes-Lewis Hamilton pada era 201-an, salah satu musim yang menggambarkan hegemoni seorang pembalap dan mobil andalannya terjadi pada 1992.

Dengan merebut delapan kemenangan dan sembilan podium dari 10 Grand Prix dari total 16 balapan, Nigel Mansell sudah memastikan gelar juara dunia pada bulan Agustus, lima balapan sebelum F1 musim 1992 berakhir.

Dengan finis P2 pada balapan ke-11, GP Hungaria, Mansell sudah berhak atas gelar juara dunia F1 1992 dalam usia 39 tahun. Ia harus menunggu 12 tahun sejak debutnya untuk merebut gelar juara dunia F1.

Keberhasilan pembalap yang identik dengan kumis tebal tersebut menjuarai F1 1992 tidak lepas dari kehebatan para insinyur Williams membuat mobil.

Kehebatan dan kecanggihan sasis Williams FW14B saat itu tidak bisa dilepaskan dari dua nama: Patrick Head dan Adrian Newey yang saat itu menjabat direktur teknik dan kepala desainer di Williams. Nama terakhir kini masih aktif di F1 sebagai Chief Technical Officer Red Bull Racing.

Head dan Newey menjejali sejumlah komponen canggih di F1 pada masa itu, di antaranya gearbox semiotomatis, suspesi aktif, serta kontrol traksi dan sistem rem anti-mengunci (anti-lock braking systems).

Tiga puluh tahun setelah merebut gelar F1 1992, Nigel Mansell akhirnya kembali bertemu “tandem lamanya” di Goodwood Festival of Speed 2022. Mansell pun ikut menutup acara dengan parade plus menggeber Williams FW14B bermesin Renault RS3C 3.5 V10 itu.

“Saya sungguh merasa terhormat bisa berada di Goodwood ini, memperingati lagi gelar saya. Tidak hanya melihat mobil ini lagi, tetapi bisa menggebernya melibas bukit di sini menjadi momen sangat spesial buat Williams dan saya,” ucap Mansell.

“Saya senang bisa berada di sini besama tim. Luar biasa bisa berada di balik kemudi mobil yang luar biasa ini. Sungguh sangat emosional bisa menggebernya di depan penggemar di seluruh dunia. Sebuah memori yang akan selalu menyenangkan buat saya.”

Baca Juga:

Di antara rekor-rekor yang dibuat Mansell dan Williams FW14B salah satu yang masih bertahan adalah persentase pole position dalam satu musim, data yang menunjukkan simbiosis antara manusia dan mesin balap.

Pada F1 1992, Mansell mampu membuat 14 pole position dalam 16 Grand Prix! Dengan kata lain, persentase sukses start terdepan Mansell mencapai 87,7% dan masih yang tertinggi di F1 saat ini.

Perlu 19 tahun untuk melewati jumlah pole terbanyak milik Mansell tersebut. Itu terjadi saat Vettel bersama Red Bull membuat 15 kali start terdepan pada F1 2011. Namun, jumlah Grand Prix pada F1 2011 sudah mencapai 19. Dengan begitu, persentase sukses Vettel hanya 78,95%.

Mansell mengoleksi total sembilann kemenangan pada F1 1992 itu. Rekor itu bertahan cukup lama. Namun sejak 2002, rekor Mansell tercatat 11 kali diperbarui.

Sepanjang kariernya yang terbagi dalam dua periode (1980-1992, 1994-1995), Mansell mengantongi 31 kemenangan, 59 podium, dan 32 pole. Setelah merebut gelar F1 pada 1992, Mansell sempat menjajal peruntungan di CART (nama balapan IndyCar sebelum 2003) pada 1993 dan kemudian kembali ke F1 pada 1994 namun sudah tak lagi kompetitif.

Pada Goodwood Festival of Speed 2022 yang berlangsung akhir pekan lalu (23-26 Juni) tersebut, Williams juga memamerkan sejumlah mobil F1 bersejarah mereka. Kondisi mobil-mobil itu memang sangat terjaga dan masih berfungsi normal.

Selain FW14B, Williams juga memamerkan sasis FW44 yang dipakai di F1 musim 2022 ini. Selain itu ada juga Williams FW18 andalan Damon Hill saat merebut gelar juara dunia pada 1996 serta Williams FW19 yang mengantar Jacques Villeneuve menjadi kampiun pada 1997.

Di Goodwood, selain Williams FW14B, Nigel Mansell juga sempat mengemudikan dua mobil F1 lain buatan Ferrari, yakni sasis 639 yang akhirnya tidak diturunkan namun menjadi basis pengembangan Ferrari 640 yang diturunkan di F1 1989.

Ferrari 640 merupakan mobil F1 pertama yang memakai penggerak transmisi model paddle-shift. Yang paling menarik, mobil ini mengusung mesin naturally aspirated (N/A) V12 (12 silinder) setelah akhir dari era turbo pada 1980-an.

Selain Ferrari 639, Mansell juga berkesempatan menggeber Lotus 25, mobil yang berperan besar atas dua gelar F1 Jim Clark pada 1963 dan 1965.

Klik anak panah untuk melihat rangkaian foto di bawah.

Nigel Mansell, Ferrari
Nigel Mansell, Ferrari
Nigel Mansell, Ferrari
Nigel Mansell, Ferrari 639
Nigel Mansell, Ferrari 639
Nigel Mansell, Ferrari 639
Nigel Mansell, Ferrari 639
Nigel Mansell, Lotus 25
Nigel Mansell, Lotus 25
Nigel Mansell, Lotus 25
10
Lire aussi :

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Momen Emosional Iringi Wayne Rainey Saat Geber Yamaha YZR500

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia