Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Rebellion ingin kembali ke LMP1

Tim asal Swiss Rebellion ingin kembali ke kelas LMP1 FIA World Endurance Championship, menginginkan sasis ORECA dengan mesin belum ditentukan.

#31 Vaillante Rebellion Racing Oreca 07 Gibson: Julien Canal, Bruno Senna, Nicolas Prost

#31 Vaillante Rebellion Racing Oreca 07 Gibson: Julien Canal, Bruno Senna, Nicolas Prost

JEP / Motorsport Images

Mundurnya Porsche dari kelas LMP1 FIA WEC tidak lantas membuat ‘superseason’ 2018/19 menjadi sepi peserta. Toyota sudah mengonfirmasi akan kembali, diikuti pengumuman dari SMP, ByKolles, Manor dan DragonSpeed yang menyatakan mengikuti LMP1 musim depan.

Dan kini muncul berita dari kubu Rebellion, seperti dikatakan bos tim Alexandre Pesci kepada Motorspot.com.

“Saya memikirkannya, juga menginginkannya. Apakah akan menjadi kenyataan, saya belum bisa mengatakannya. Pertama kami harus mengevaluasi segala opsi setelah kemenangan berat merebut gelar juara dunia LMP2,” jelas Bart Hayden, manajer tim.

Hayden masih melihat adanya hambatan menuju kembalinya Rebellion ke arena LMP1. Sasis harus ditemukan, pun demikian halnya dengan mesin. Dimana semuanya harus dituntaskan dalam waktu singkat.

 

#12 Rebellion Racing Rebellion R-One - Toyota: Nicolas Prost, Mathias Beche, Nick Heidfeld
#12 Rebellion Racing Rebellion R-One - Toyota: Nicolas Prost, Mathias Beche, Nick Heidfeld

Foto oleh: XPB Images

 

Hayden menepis upaya penggunaan sasis lama R-One yang turun pada musim 2014-16 dengan mesin Toyota dan AER. Juga tidak berminat membeli sasis LMP1 sudah ada dari Ginetta maupun BR Dallara.

Informasi Motorsport.com dapatkan, Rebellion menginginkan ORECA sebagai pemasok sasis. Konstruktor Prancis dapat memanfaatkan Oreca 07S sebagai basis, dengan versi LMP1 sudah dibuatkan gambarnya. Oreca harus mengurangi bobot secara signifikan dan memodifikasi aerodinamika.

Akan tetapi, ORECA belum menyatakan komitmennya dapat memproduksi LMP1 tepat waktu sebelum ‘superseason’ dimulai.

Hal lebih sulit, mencari rekan pemasok mesin. Perpisahan dengan AER merupakan pengalaman sulit, membuat Hayden lebih memilih pengunaan mesin normally aspirated. Disisi lain, Nismo akan menyuplai ByKolles secara eksklusif. Gibson dan Judd dapat dijadikan alternatif. Masih ada opsi lain dari tuner Inggris Neil Brown yang memodifikasi unit V8 Audi dari DTM.

Apakah Pesci dan seluruh tim ingin menuntaskan impian memenangkan Le Mans 24 Jam? Kompetisi dari Toyota jelas sangat berat, namun setidaknya peluang bagi tim LMP1 privat akan jauh lebih baik dibandingkan masa lalu.

Rebellion dapat hadir dengan marga-marga legendaris:  Senna, Prost, Piquet dan pembalap profesional LMP1 lainnya yang tidak mendapatkan kursi tanpa kehadiran Audi dan Porsche di musim 2018/19. 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alonso bukukan 113 lap di tes pemula WEC
Artikel berikutnya Toyota: Proposal LMP1 berwajah GT berikan momentum positif

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia