Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Komentar

Blunder regulasi baru LMP2 2017

Andai jadi kelas utama, regulasi baru LMP2 dengan empat konstruktor dan satu pemasok mesin malah berpotensi menurunkan gengsi WEC dan Le Mans 24 Hours

ORECA LMP2 group photo

Foto oleh: Marc Fleury

Ligier LMP2 group photo
Jackie Chan DC Racing ORECA 07 LMP2
Racing Team Nederland, LMP2 Dallara
Eurasia Motorsport Ligier LMP2
#90 Visit Florida Racing Racing Multimatic Riley LMP2: Marc Goossens, Renger van der Zande, René Ras

Ancaman bubarnya LMP1 sebagai efek mundurnya Porsche membuat LMP2 berpotensi dinominasikan menjadi kelas utama. Meski dalam sejarah Le Mans dan balap ketahanan pada umumnya punahnya kelas utama bukan hal baru, apa akan terjadi tahun depan merupakan hal patut dicermati dengan seksama.

Betul, aksi LMP2 tahun ini seperti kita saksikan di Le Mans benar-benar layak untuk dinikmati. Mobil juga lebih kencang, plus diyakini membutuhkan biaya operasional lebih rendah sehingga diminati banyak tim.

Masalahnya, dalam aksi balap mana pun mobil atau pembalap menjadi bintang lapangan. Celakanya, kedua hal ini tidak dimiliki kategori LMP2 baru. Atas alasan keberlangsungan, stabilitas dan biaya operasional, FIA memberlakukan regulasi baru LMP2 2017 yang membatasi jumlah konstruktor menjadi empat produsen yakni ORECA, Ligier, Riley dan Dallara.  Mesin malah dari pemasok tunggal, Gibson.

Pertanyaan kami, adakah orang mengenal nama-nama tersebut? Semuanya juga tidak memiliki basis massa penggemar. Popularitas pembalap? Jelas jauh dibawah Formula 1, LMP1, bahkan DTM sekali pun. Alias kurang dikenal publik.

Lantas apa terjadi jika LMP2 dipaksakan menjadi kelas utama? Sudah pasti popularitas WEC dan Le Mans akan menurun drastis. Orang menyaksikan Le Mans demi mobil-mobil canggih pabrikan. Tidak ada yang peduli akan Oreca dan kawan-kawan.

Jika ini terjadi, artinya untuk pertama kalinya dalam sejarah sejak Perang Dunia II kelas utama Le Mans tidak diikuti oleh pabrikan. Punahnya kelas utama memang bukan barang baru, tetapi seperti terjadi pada 1972, 1994 dan 2000, selalu ada pabrikan besar mengisi kelas pengganti.

Masih ingat ketika Porsche 917 dan Ferrari 512 M tidak lagi legal berlaga pada akhir 1972. Kelas Three Litre Prototype yang tadinya nomor dua naik kelas ke divisi utama. Tapi, ada tim pabrikan Ferrari dan Matra disana. Nama besar Porsche pun masih diwakili tim privat.

Atau ketika Group C punah. Ditanggapi ACO dengan memperkenalkan GT1, langsung menjadi pemenang melalui Porsche (1994) dan McLaren (1995). Pun saat GT1 / LMPGTP bubar. Dijaga dengan baik oleh kategori LMP1 berisikan Audi dan kawan-kawan.

Setidaknya ada dua Le Mans 24 Hours sebelum regulasi baru LMP1 2020 diberlakukan. Harapannya, akan diikuti oleh Toyota dan Peugeot. Tetapi sampai saat itu tiba, ACO dan FIA harus memutar otak agar kelas utama Le Mans dan WEC dua tahun kedepan tetap mengundang minat publik layaknya LMP1.

Mengundang DPi, mungkin?

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya GTE, penyelamat WEC dan Le Mans 24 Hours?
Artikel berikutnya Mengenal perbedaan GTE dan GT3

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia