Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Kamus WEC: Sebuah ajang ketahanan manusia dan mesin

Dengan durasi balapan yang bisa mencapai angka 6 hingga 24 Jam, FIA World Endurance Championship, adalah sebuah ajang balap yang akan menguji ketahanan, tidak hanya mesin, tetapi juga manusia.

FIA WEC 2017 Group Photo

FIA WEC 2017 Group Photo

JEP / Motorsport Images

Kita mungkin memang lebih familiar dengan konsep balapan 'sprint' yang ada di beberapa kejuaraan seperti Formula 1, di mana pembalap dan tim berusaha tampil maksimal dan secepat mungkin dalam balapan yang biasa berdurasi kurang dari dua jam. Di balapan seperti F1, "kecepatan" menjadi kata kuncinya.

Konsep

Lalu bagaimana dengan World Endurance Championship? Seperti yang tercantum di namanya, konsep kejuaraan tersebut lebih terfokus pada kata 'Endurance' atau 'Ketahanan' dalam Bahasa Indonesia. Meski demikian, balapan WEC tetap bisa menyuguhkan aksi duel balap yang menyamai bahkan melebihi keseruan balapan F1.

WEC tidak hanya mencari mobil dan pembalap yang bisa tampil paling cepat, tetapi juga yang paling reliabel dan tahan di segala kondisi – pagi, malam, hujan, kering, panas, atau dingin. Tidak ada gunanya jika sebuah mobil bisa melaju kencang namun tidak bisa memenuhi durasi penuh balapan.

Porsche 917K #23, Porsche Salzburg Team: Hans Herrmann, Richard Atwood
Porsche 917K #23, Porsche Salzburg Team: Hans Herrmann, Richard Atwood

Foto oleh: Press Image

Berbeda dari F1, regulasi WEC cenderung lebih terbuka. Hal tersebut memang dilakukan karena WEC juga menjadi wadah pegujian inovasi dan teknologi terbaru. Mungkin sebagian dari kita meremehkan beberapa teknologi atau perangkat yang saat ini biasa terpasang pada mobil modern masa kini.

Tapi jangan salah, komponen-komponen seperti wiper, lampu depan, kaca mobil, cakram rem, adalah beberapa teknologi "sederhana" yang lahir dari ajang balap ketahanan. WEC melanjutkan tradisi tersebut di setiap perancangan regulasi.

Mobil dan kelas

Bagi fans baru, sistem kelas mungkin menjadi fitur yang paling unik di setiap balapan WEC. Saya teringat ketika pertama kali melihat tayangan berita balapan Le Mans, saya berpikir "mengapa bentuk mobil-mobilnya berbeda? mengapa mobil yang terlihat jauh lebih kencang diperbolehkan membalap di satu trek yang sama?"

Secara garis besar setiap balapan WEC terbagi menjadi dua kategori, prototipe dan GT. Meski tentunya jauh lebih canggih, penampilan masa kini mobil prototipe ,atau sebutan lengkapnya Le Mans Prototype (LMP), masih bisa ditelurusi jejaknya hingga era 1970-an.

Kategori LMP memang diperuntukan sebagai wadah utama pabrikan mobil menguji inovasi dan teknologi terbaru tanpa harus menjaga relevansi penampilan dengan mobil produksi jalanan mereka.

#2 Porsche Team Porsche 919 Hybrid: Timo Bernhard, Earl Bamber, Brendon Hartley
#2 Porsche Team Porsche 919 Hybrid: Timo Bernhard, Earl Bamber, Brendon Hartley

Foto oleh: Porsche Motorsport

Kategori ini kemudian dibagi menjadi dua kelas, LMP1 (dengan dua subkelas, LMP1-H dan LMP1-L), dan LMP2 yang dikhususkan untuk tim privatir. LMP1-H adalah kelas kasta tertinggi di setiap balapan WEC, dan – karena alasan biaya dan sumber daya, bukan regulasi – hanya bisa diikuti oleh tim-tim manufaktur. LMP1-H juga mewajibkan setiap mobil memiliki teknologi hibrida dan ERS (Sistem Penyimpanan Energi).

Menyusul kepergian tim Audi dari WEC, kelas LMP1-H musim 2017 menjadi ajang duel persaingan dua tim pabrikan dari dua benua yang berbeda, Porsche dan Toyota. Sementara tim ByKolles akan menjadi satu-satunya wakil yang berkompetisi di subkelas LMP1-L setelah tim Rebellion memutuskan hijrah ke kelas LMP2.

Sesuai regulasi, kelas LMP2 hanya bisa diikuti oleh tim-tim privatir. Mereka memiliki opsi untuk membeli salah satu sasis spek dari Oreca, Onroak (Ligier), Dallara, atau Multimatic/Riley, dan kemudian dikombinasikan dengan mesin V8 berkapasitas 4.1 liter buatan Gibson.

Mobil-mobil yang membalap di kategori GT memiliki kemiripan dengan mobil-mobil Supercar yang bisa kita lihat di jalanan. Kategori ini menjadi "rumah" bagi para manufaktur yang ingin membalap dengan prinsip "balap di hari Minggu, jual di hari Senin". Pabrikan ternama seperti Ferrari, Porsche, Ford, dan Aston Martin [plus Corvette di seri Le Mans], siap meramaikan persaingan di kategori ini.

Seperti LMP, kategori GT dibagi menjadi dua kelas, GTE-Pro dan GTE-Am. Kelas Pro biasa diisi tim-tim pabrikan atau tim dengan dukungan dari pabrikan, seperti AF Corse dengan Ferrari. Sesuai dengan kata 'Pro' atau profesional, mayoritas pembalap yang berkompetisi di kelas ini sudah memiliki pengalaman mumpuni dalam olahraga balap.

#71 AF Corse Ferrari 488 GTE: Davide Rigon, Sam Bird
#71 AF Corse Ferrari 488 GTE: Davide Rigon, Sam Bird

Foto oleh: Paolo Belletti

Sementara kelas 'Am' atau amatir, menjadi kelas kasta terbawa secara keseluruhan. Kelas ini memberikan kesempatan kepada para pembalap amatir (lisensi perunggu FIA) untuk bisa berkompetisi di ajang WEC. Mobil GTE-Am juga diharuskan memakai spesifikasi yang satu tahun lebih tua dibandingkan mobil-mobil yang berkompetisi di kelas Pro.

Meski mobil-mobil kategori GT hampir bisa dikatakan mustahil menjadi juara keseluruhan dalam suatu balapan WEC, alasan mengapa kategori ini terus diminati oleh para manufaktur dan fans adalah karena selain tampilan mobil balap yang lebih relevan dengan mobil jalanan, duel-duel seru juga lebih sering terjadi di kategori ini.

Pembalap

Karena WEC adalah sebuah ajang ketahanan dan balapan yang paling singkat di kalender 2017 berdurasi enam jam, maka setiap mobil dibutuhkan minimal dua pembalap.

Setiap pembalap WEC menyadari bahwa mereka tidak hanya membalap untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk tim dan rekan satu mobilnya.

Dengan kata lain, jika seorang pembalap melakukan kesalahan dan akibatnya tersingkir dari balapan, maka ia tidak hanya mengakhiri balapannya sendiri, tetapi juga balapan rekan satu mobilnya.

WEC juga membatasi batas waktu minimal dan maksimal tiap pembalap yang sedang berada di mobil saat balapan.

Dalam menyusun sebuah susunan pembalap untuk satu mobil, tiap tim harus memperhatikan lisensi FIA pembalap yang akan mereka pilih. FIA memiliki empat kategori lisensi pembalap, Platinum, Emas, Perak, dan Perunggu.

Pembalap yang saat ini membalap di Formula 1 atau memiliki Superlicense akan otomatis dikategorikan sebagai pembalap berlisensi Platinum. Sebagai contoh, satu-satunya pembalap Indonesia yang saat ini memegang lisensi tersebut adalah Rio Haryanto.

The traditional drivers groupshot for the 2016 24 Hours of Le Mans
Foto bersama pembalap Le Mans 24 Jam 2016

Foto oleh: Nikolaz Godet / Motorsport.com

Umumnya, mobil-mobil tim yang berkompetisi di kelas LMP1 dan GTE-Pro diperkuat oleh pembalap-pembalap profesional (pembalap berlisensi perunggu tidak diizinkan mengemudikan mobil LMP1). Sementara untuk kelas LMP2 dan GTE-Am, tim-tim dikenai aturan lisensi.

Mobil LMP2 harus diperkuat minimal 2 atau 3 pembalap, dan salah satunya harus pembalap berlisensi perunggu atau perak. Sementara mobil GTE-Am harus diperkuat minimal 2 atau 3 pembalap dengan komposisi minimal satu pembalap berlisensi perunggu plus satu pembalap berlisensi perunggu lainnya atau pembalap berlisensi perak.

Peserta WEC 2017:

Tim Mobil Pembalap

LMP1 - 5 mobil

1  Porsche Team Porsche 919 Hybrid

 Neel Jani

 Andre Lotterer

 Nick Tandy

2  Porsche Team Porsche 919 Hybrid  Brendon Hartley
 Timo Bernhard
 Earl Bamber
4  ByKolles Racing Team CLM P1/01-Nissan

Dominik Kraihamer

Oliver Webb

James Rossiter

 Toyota Racing Toyota TS050 Hybrid

 Anthony Davidson
 Sebastien Buemi
 Kazuki Nakajima

 Toyota Racing Toyota TS050 Hybrid

 Mike Conway

 Kamui Kobayashi

 Jose Maria Lopez

LMP2 - 10 mobil

13  Vaillante Rebellion Oreca 07-Gibson

 Nelson Piquet

 Mathias Beche

 David Heinemeier Hansson

24  CEFC Manor TRS Racing Oreca 07-Gibson

 Tor Graves

Jonathan Hirschi

Jean-Eric Vergne

25   CEFC Manor TRS Racing Oreca 07-Gibson

 Roberto Gonzalez

Simon Trummer

Vitaly Petrov

26  G-Drive Racing Oreca 07-Gibson

 Roman Rusinov

 Pierre Thiriet

Alex Lynn

John Martin

28  TDS Racing Oreca 07-Gibson

 Emmanuel Collard

 Francois Perrodo

 Matthieu Vaxiviere

31  Vaillante Rebellion Oreca 07-Gibson

 Nicolas Prost

 Bruno Senna

 Julien Canal

35  Signatech Alpine Alpine A470-Gibson

Nelson Panciatici

Pierre Ragues

Andre Negrao

36  Signatech Alpine Alpine A470-Gibson

 Nicolas Lapierre

 Gustavo Menezes

Matt Rao

Romain Dumas

37  Jackie Chan DC Racing Oreca 07-Gibson

David Cheng

Tristan Gommendy

Alex Brundle

38  Jackie Chan DC Racing Oreca 07-Gibson

Ho-Pin Tung

Thomas Laurent

Oliver Jarvis

LMGTE Pro - 8 mobil

51  AF Corse Ferrari 488 GTE

 James Calado

Alessandro Pier Guidi

66   Ford Chip Ganassi Racing Ford GT

 Stefan Mucke

 Olivier Pla

 Billy Johnson*

67   Ford Chip Ganassi Racing Ford GT 

 Andy Priaulx

 Harry Tincknell

 Pipo Derani*

71  AF Corse Ferrari 488 GTE

 Davide Rigon

 Sam Bird

91  Porsche GT Team Porsche 911 RSR

 Richard Lietz

Frederic Makowiecki

92   Porsche GT Team Porsche 911 RSR 

 Michael Christensen

Kevin Estre

95  Aston Martin Racing Aston Martin Vantage GTE

 Nicki Thiim

 Marco Sorensen

97   Aston Martin Racing Aston Martin Vantage GTE 

 Darren Turner

 Jonny Adam

LMGTE Am - 7 mobil

54  Spirit of Race Ferrari 488 GTE

 Thomas Flohr

 Francesco Castellacci

Miguel Molina

55  Spirit of Race Ferrari 488 GTE

Duncan Cameron

TBA

TBA

60  Clearwater Racing Ferrari 488 GTE

Richard Wee

Hiroki Katoh

Alvar Parente

61  Clearwater Racing Ferrari 488 GTE

 Matt Griffin

 Keita Sawa

 Weng Sun Mok

77  Dempsey-Proton Racing Porsche 911 RSR 

 Christian Ried

Marvin Dienst

Matteo Cairoli

86  Gulf Racing Porsche 911 RSR

 Mike Wainwright

Ben Barker

Nick Foster

98  Aston Martin Racing Aston Martin Vantage GTE 

 Paul Dalla Lana

 Mathias Lauda

 Pedro Lamy

* - hanya untuk tiga balapan pertama WEC (Silverstone, Spa, Le Mans)

Kejuaraan multibenua

Seri perdana WEC 2017 akan digelar di sirkuit Silverstone, Inggris Raya pekan ini. Para pembalap dan tim kemudian melakukan perjalanan singkat ke sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia pada bulan Mei.

Seri di Spa biasa menjadi ajang pemanasan sebelum balapan paling akbar di jagat olahraga balap, Le Mans 24 Jam. Balapan yang mengitari sirkuit La Sarthe itu menjadi penting di kalender WEC, bukan hanya karena prestise, tetapi juga karena poin yang diberikan berlipat ganda.

Setelah harus melalui pertarungan yang hampir dipastikan sulit di Le Mans, para awak WEC kemudian mendapatkan libur musim panas sebelum kembali membalap di sirkuit legendaris lainnya, Nurburgring pada bulan Juli.

Balapan enam jam di sirkuit GP Nurburgring menjadi balapan terakhir di benua Eropa sebelum WEC berkeliling dunia dengan mengunjungi seri di sirkuit Autodromo Hermanos Rodriguez, Kota Meksiko; Circuit of The Americas, Austin; Fuji, Jepang; Shanghai, TIongkok; dan akhirnya berakhir di Bahrain pada bulan November.

Kalender balap:

Tanggal Event
16 April Silverstone 6 Jam
6 Mei Spa-Francorchamps 6 Jam
17-18 Juni Le Mans 24 Jam
16 Juli Nurburgring 6 Jam
3 September Meksiko 6 Jam
16 September COTA 6 Jam
15 Oktober Fuji 6 Jam
5 November  Shanghai 6 Jam
18 November  Bahrain 6 Jam

 Tonton juga video panduan berikut:

 Video panduan oleh kontributor khusus,Yuan Edo

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Toyota anggap susunan tiga mobil di Le Mans sebagai risiko finansial
Artikel berikutnya WEC Silverstone: Toyota akan start 1-2, Ford rebut pole GT

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia