Kamus WEC: Sebuah ajang ketahanan manusia dan mesin
Dengan durasi balapan yang bisa mencapai angka 6 hingga 24 Jam, FIA World Endurance Championship, adalah sebuah ajang balap yang akan menguji ketahanan, tidak hanya mesin, tetapi juga manusia.

Kita mungkin memang lebih familiar dengan konsep balapan 'sprint' yang ada di beberapa kejuaraan seperti Formula 1, di mana pembalap dan tim berusaha tampil maksimal dan secepat mungkin dalam balapan yang biasa berdurasi kurang dari dua jam. Di balapan seperti F1, "kecepatan" menjadi kata kuncinya.
Konsep
Lalu bagaimana dengan World Endurance Championship? Seperti yang tercantum di namanya, konsep kejuaraan tersebut lebih terfokus pada kata 'Endurance' atau 'Ketahanan' dalam Bahasa Indonesia. Meski demikian, balapan WEC tetap bisa menyuguhkan aksi duel balap yang menyamai bahkan melebihi keseruan balapan F1.
WEC tidak hanya mencari mobil dan pembalap yang bisa tampil paling cepat, tetapi juga yang paling reliabel dan tahan di segala kondisi – pagi, malam, hujan, kering, panas, atau dingin. Tidak ada gunanya jika sebuah mobil bisa melaju kencang namun tidak bisa memenuhi durasi penuh balapan.
Berbeda dari F1, regulasi WEC cenderung lebih terbuka. Hal tersebut memang dilakukan karena WEC juga menjadi wadah pegujian inovasi dan teknologi terbaru. Mungkin sebagian dari kita meremehkan beberapa teknologi atau perangkat yang saat ini biasa terpasang pada mobil modern masa kini.
Tapi jangan salah, komponen-komponen seperti wiper, lampu depan, kaca mobil, cakram rem, adalah beberapa teknologi "sederhana" yang lahir dari ajang balap ketahanan. WEC melanjutkan tradisi tersebut di setiap perancangan regulasi.
Mobil dan kelas
Bagi fans baru, sistem kelas mungkin menjadi fitur yang paling unik di setiap balapan WEC. Saya teringat ketika pertama kali melihat tayangan berita balapan Le Mans, saya berpikir "mengapa bentuk mobil-mobilnya berbeda? mengapa mobil yang terlihat jauh lebih kencang diperbolehkan membalap di satu trek yang sama?"
Secara garis besar setiap balapan WEC terbagi menjadi dua kategori, prototipe dan GT. Meski tentunya jauh lebih canggih, penampilan masa kini mobil prototipe ,atau sebutan lengkapnya Le Mans Prototype (LMP), masih bisa ditelurusi jejaknya hingga era 1970-an.
Kategori LMP memang diperuntukan sebagai wadah utama pabrikan mobil menguji inovasi dan teknologi terbaru tanpa harus menjaga relevansi penampilan dengan mobil produksi jalanan mereka.

Foto oleh: Porsche Motorsport
Kategori ini kemudian dibagi menjadi dua kelas, LMP1 (dengan dua subkelas, LMP1-H dan LMP1-L), dan LMP2 yang dikhususkan untuk tim privatir. LMP1-H adalah kelas kasta tertinggi di setiap balapan WEC, dan – karena alasan biaya dan sumber daya, bukan regulasi – hanya bisa diikuti oleh tim-tim manufaktur. LMP1-H juga mewajibkan setiap mobil memiliki teknologi hibrida dan ERS (Sistem Penyimpanan Energi).
Menyusul kepergian tim Audi dari WEC, kelas LMP1-H musim 2017 menjadi ajang duel persaingan dua tim pabrikan dari dua benua yang berbeda, Porsche dan Toyota. Sementara tim ByKolles akan menjadi satu-satunya wakil yang berkompetisi di subkelas LMP1-L setelah tim Rebellion memutuskan hijrah ke kelas LMP2.
Sesuai regulasi, kelas LMP2 hanya bisa diikuti oleh tim-tim privatir. Mereka memiliki opsi untuk membeli salah satu sasis spek dari Oreca, Onroak (Ligier), Dallara, atau Multimatic/Riley, dan kemudian dikombinasikan dengan mesin V8 berkapasitas 4.1 liter buatan Gibson.
Mobil-mobil yang membalap di kategori GT memiliki kemiripan dengan mobil-mobil Supercar yang bisa kita lihat di jalanan. Kategori ini menjadi "rumah" bagi para manufaktur yang ingin membalap dengan prinsip "balap di hari Minggu, jual di hari Senin". Pabrikan ternama seperti Ferrari, Porsche, Ford, dan Aston Martin [plus Corvette di seri Le Mans], siap meramaikan persaingan di kategori ini.
Seperti LMP, kategori GT dibagi menjadi dua kelas, GTE-Pro dan GTE-Am. Kelas Pro biasa diisi tim-tim pabrikan atau tim dengan dukungan dari pabrikan, seperti AF Corse dengan Ferrari. Sesuai dengan kata 'Pro' atau profesional, mayoritas pembalap yang berkompetisi di kelas ini sudah memiliki pengalaman mumpuni dalam olahraga balap.
Sementara kelas 'Am' atau amatir, menjadi kelas kasta terbawa secara keseluruhan. Kelas ini memberikan kesempatan kepada para pembalap amatir (lisensi perunggu FIA) untuk bisa berkompetisi di ajang WEC. Mobil GTE-Am juga diharuskan memakai spesifikasi yang satu tahun lebih tua dibandingkan mobil-mobil yang berkompetisi di kelas Pro.
Meski mobil-mobil kategori GT hampir bisa dikatakan mustahil menjadi juara keseluruhan dalam suatu balapan WEC, alasan mengapa kategori ini terus diminati oleh para manufaktur dan fans adalah karena selain tampilan mobil balap yang lebih relevan dengan mobil jalanan, duel-duel seru juga lebih sering terjadi di kategori ini.
Pembalap
Karena WEC adalah sebuah ajang ketahanan dan balapan yang paling singkat di kalender 2017 berdurasi enam jam, maka setiap mobil dibutuhkan minimal dua pembalap.
Setiap pembalap WEC menyadari bahwa mereka tidak hanya membalap untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk tim dan rekan satu mobilnya.
Dengan kata lain, jika seorang pembalap melakukan kesalahan dan akibatnya tersingkir dari balapan, maka ia tidak hanya mengakhiri balapannya sendiri, tetapi juga balapan rekan satu mobilnya.
WEC juga membatasi batas waktu minimal dan maksimal tiap pembalap yang sedang berada di mobil saat balapan.
Dalam menyusun sebuah susunan pembalap untuk satu mobil, tiap tim harus memperhatikan lisensi FIA pembalap yang akan mereka pilih. FIA memiliki empat kategori lisensi pembalap, Platinum, Emas, Perak, dan Perunggu.
Pembalap yang saat ini membalap di Formula 1 atau memiliki Superlicense akan otomatis dikategorikan sebagai pembalap berlisensi Platinum. Sebagai contoh, satu-satunya pembalap Indonesia yang saat ini memegang lisensi tersebut adalah Rio Haryanto.
Umumnya, mobil-mobil tim yang berkompetisi di kelas LMP1 dan GTE-Pro diperkuat oleh pembalap-pembalap profesional (pembalap berlisensi perunggu tidak diizinkan mengemudikan mobil LMP1). Sementara untuk kelas LMP2 dan GTE-Am, tim-tim dikenai aturan lisensi.
Mobil LMP2 harus diperkuat minimal 2 atau 3 pembalap, dan salah satunya harus pembalap berlisensi perunggu atau perak. Sementara mobil GTE-Am harus diperkuat minimal 2 atau 3 pembalap dengan komposisi minimal satu pembalap berlisensi perunggu plus satu pembalap berlisensi perunggu lainnya atau pembalap berlisensi perak.
Peserta WEC 2017:
N° | Tim | Mobil | Pembalap |
LMP1 - 5 mobil | |||
1 | ![]() | Porsche 919 Hybrid |
|
2 | ![]() | Porsche 919 Hybrid | ![]() ![]() ![]() |
4 | ![]() | CLM P1/01-Nissan |
|
5 | ![]() | Toyota TS050 Hybrid |
|
6 | ![]() | Toyota TS050 Hybrid |
|
LMP2 - 10 mobil | |||
13 | ![]() | Oreca 07-Gibson |
|
24 | ![]() | Oreca 07-Gibson |
|
25 | ![]() | Oreca 07-Gibson |
|
26 | ![]() | Oreca 07-Gibson |
|
28 | ![]() | Oreca 07-Gibson |
|
31 | ![]() | Oreca 07-Gibson |
|
35 | ![]() | Alpine A470-Gibson |
|
36 | ![]() | Alpine A470-Gibson |
|
37 | ![]() | Oreca 07-Gibson |
|
38 | ![]() | Oreca 07-Gibson |
|
LMGTE Pro - 8 mobil | |||
51 | ![]() | Ferrari 488 GTE |
|
66 | ![]() | Ford GT |
|
67 | ![]() | Ford GT |
|
71 | ![]() | Ferrari 488 GTE |
|
91 | ![]() | Porsche 911 RSR |
|
92 | ![]() | Porsche 911 RSR |
|
95 | ![]() | Aston Martin Vantage GTE |
|
97 | ![]() | Aston Martin Vantage GTE |
|
LMGTE Am - 7 mobil | |||
54 | ![]() | Ferrari 488 GTE |
|
55 | ![]() | Ferrari 488 GTE |
TBA TBA |
60 | ![]() | Ferrari 488 GTE |
|
61 | ![]() | Ferrari 488 GTE |
|
77 | ![]() | Porsche 911 RSR |
|
86 | ![]() | Porsche 911 RSR |
|
98 | ![]() | Aston Martin Vantage GTE |
|
* - hanya untuk tiga balapan pertama WEC (Silverstone, Spa, Le Mans)
Kejuaraan multibenua
Seri perdana WEC 2017 akan digelar di sirkuit Silverstone, Inggris Raya pekan ini. Para pembalap dan tim kemudian melakukan perjalanan singkat ke sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia pada bulan Mei.
Seri di Spa biasa menjadi ajang pemanasan sebelum balapan paling akbar di jagat olahraga balap, Le Mans 24 Jam. Balapan yang mengitari sirkuit La Sarthe itu menjadi penting di kalender WEC, bukan hanya karena prestise, tetapi juga karena poin yang diberikan berlipat ganda.
Setelah harus melalui pertarungan yang hampir dipastikan sulit di Le Mans, para awak WEC kemudian mendapatkan libur musim panas sebelum kembali membalap di sirkuit legendaris lainnya, Nurburgring pada bulan Juli.
Balapan enam jam di sirkuit GP Nurburgring menjadi balapan terakhir di benua Eropa sebelum WEC berkeliling dunia dengan mengunjungi seri di sirkuit Autodromo Hermanos Rodriguez, Kota Meksiko; Circuit of The Americas, Austin; Fuji, Jepang; Shanghai, TIongkok; dan akhirnya berakhir di Bahrain pada bulan November.
Kalender balap:
Tanggal | Event |
16 April | ![]() |
6 Mei | ![]() |
17-18 Juni | ![]() |
16 Juli | ![]() |
3 September | ![]() |
16 September | ![]() |
15 Oktober | ![]() |
5 November | ![]() |
18 November | ![]() |
Tonton juga video panduan berikut:
Video panduan oleh kontributor khusus,Yuan Edo

Artikel sebelumnya
Kubica batal perkuat ByKolles di WEC
Artikel berikutnya
WEC Silverstone: Toyota akan start 1-2, Ford rebut pole GT

Tentang artikel ini
Kejuaraan | WEC |
Penulis | Aditya Gagat |