Lotterer: Sedih rasanya privateer LMP1 kalah dari Toyota
Andre Lotterer merasa sedih tim-tim privateer LMP1 tidak mampu menyaingi Toyota pada FIA World Endurance Championship musim ini.
Foto oleh: Alexander Trienitz
Lotterer beserta kedua kompatriotnya di mobil #1 R-13 Gibson, Neel Jani dan Bruno Senna, berhasil meraih finis terbaik dari sesama pengguna mobil nonhibrida pada ronde pembuka WEC Spa.
Sayangnya, mereka lalu didiskualifikasi saat mobil tersebut diketahui menggunakan skid block di bawah batas toleransi. Akhirnya, tempat ketiga pun jatuh ke mobil satunya, #3 Rebellion.
Dominasi Toyota tidak lepas dari perubahan aturan penyamarataan teknologi LMP1 yang dirancang untuk memperlambat para tim privateer di Spa. Pascabalapan, tim Rebellion memperingatkan bahwa revisi aturan tersebut diperlukan supaya balapan kelas teratas WEC tetap menarik.
Berbicara kepada Motorsport.com saat ajang Nurburgring 24 Jam, (10-13/5), Lotterer menyadari sebelum bertanding di Spa, kedua Toyota TS050 Hybrid akan beraksi seperti alien.
“Jujur, saya tidak punya harapan apapun,” ungkap Lotterer. “Saya pernah membalap di Audi dan Porsche. Saya paham potensi mobil-mobil ini.
“Kami tidak akan mampu menyentuh mereka bahkan dengan tenaga maksimal [serta] tenaga penggerak empat roda. [Mereka] serasa berada di planet lain.”
Ketika ditanya pandangannya mengenai Le Mans 24 Jam, ia menambahkan: “Kita lihat saja bagaimana aturan penyamarataan teknologi diubah. Intinya, kami tidak boleh lebih kencang dari mereka, jadi satu-satunya strategi adalah tetap konsisten dan mampu diandalkan.
“Jika mereka apes, ada kemungkinan [mengalahkan Toyota], namun tergantung seberapa besar masalahnya. Saat semuanya berjalan mulus, mereka tidak mungkin dikalahkan.”
Lotterer menyinggung mengenai janji penyelenggara WEC untuk memberikan waktu lap lebih cepat hingga setengah detik kepada Toyota di Circuit de la Sarthe.
Mobil LMP1 nonhibrida yang tampil lebih kencang dari Toyota akan dikenakan penalti, sebagai bentuk pelanggaran terhadap aturan penyamarataan teknologi.
“Mereka yang merancang aturan, kami yang harus mematuhinya. Bahkan bila kami berpotensi lebih kencang, kami tidak boleh melakukannya atas dasar aturan,” imbuh Lotterer.
“Sulit memahami dan mengikuti aturan ini [untuk para penggemar], dan saya rasa mereka tidak perlu tahu, karena cukup menyedihkan ada aturan di mana kami tidak boleh tampil lebih kencang dari yang lainnya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments