Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

10 Rangkuman penting jelang ronde pembuka WEC

Sebanyak 37 mobil siap berlaga pada ronde pembuka FIA World Endurance Championship musim 2018/19, Sabtu (5/5) di Sirkuit Spa. Jamie Klein mengabarkan 10 rangkuman penting yang patut Anda disimak.

#8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050 Hybrid: Anthony Davidson, Sébastien Buemi, Kazuki Nakajima

Foto oleh: JEP / Motorsport Images

VIDEO: Tim dan peserta WEC 2018/19

1. Mampukah Toyota pertahankan keunggulan tes?

Meskipun beberapa tim terkejut dengan raihan Toyota, sang pemuncak klasemen LMP1 dengan selisih 4,372 detik saat sesi tes di Sirkuit Paul Ricard, bulan lalu, hal tersebut tidak menunjukkan performa sesungguhnya dari konstruktor Jepang tersebut.

Bersenjatakan dua TS050 hibrida spesifikasi downforce rendah, jarak sesungguhnya dengan peraih tempat ketiga #11 SMP Racing BR Engineering BR1-AER terpangkas menjadi 2,883. Perlu diingat bahwa kedua mobil mengesampingkan ekuivalensi teknologi saat itu. Dengan menggunakan regulasi, mereka lebih lambat dari mobil nonhibrida.

Pihak penyelenggara WEC memutuskan untuk mengurangi energi per lap tim privatir, dari 1,69 kali menjadi 1,38 kali ke Spa. Pengurangan bahan bakar juga dialami mobil-mobil nonhibrida, dari 54 kg menjadi 47,1 kg per stint (35,1 kg untuk Toyota)

#7 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Mike Conway, Alexander Wurz, Jose Maria Lopez, Sébastien Buemi, Anthony Davidson
#7 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Mike Conway, Alexander Wurz, Jose Maria Lopez, Sébastien Buemi, Anthony Davidson

Foto oleh: JEP / LAT Images

2. Tim nonhibrida mana yang mampu terdepan?

Pertanyaan lain di kelas LMP1 adalah tim privatir mana yang mampu menyaingi Toyota. Jarak tes signifikan yang dicetak BR1 bersasis Dallara memantapkan posisinya sebagai pesaing kuat. Namun selisih jarak tipis dengan Rebellion R-13-Gibson di Paul Ricard menjadi pertimbangan tersendiri.

Ketika BR1 mampu menempuh jarak 5.000 km saat tes, mobil pertama R-13 bersasis Oreca baru mulai dirakit pada minggu pembukaan tes ‘Prologue’, sedangkan mobil kedua belum diujicoba hingga tes tertutup di Magny Cours, bulan lalu.

Dua mobil Ginetta-Mecachrome sedikit tertinggal saat tes, sedangkan ByKolles yang menggunakan mobil yang sama dengan musim lalu dengan sedikit perubahan di sektor aerodinamika mampu menempuh 331 lap, lebih banyak dari tim privatir lainnya.

#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna, Mathias Beche, Gustavo Menezes, Thomas Laurent, #4 ByKolles Racing Team Enso CLM P1/01: Oliver Webb, Dominik Kraihamer, Tom Dilmann, Kang Ling, #11 SMP Racing BR Engineering BR1: Mikhail Aleshin, Vitaly Petrov
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna, Mathias Beche, Gustavo Menezes, Thomas Laurent, #4 ByKolles Racing Team Enso CLM P1/01: Oliver Webb, Dominik Kraihamer, Tom Dilmann, Kang Ling, #11 SMP Racing BR Engineering BR1: Mikhail Aleshin, Vitaly Petrov

Foto oleh: Paul Foster

3. Alonso debut WEC

Tidak ada yang memungkiri bahwa salah satu faktor pendorong fan menyaksikan balapan di Spa adalah kehadiran Fernando Alonso.

Di satu sisi, Alonso bagaikan seorang veteran balap sportcar. Debut tes bersama Toyota di Bahrain musim lalu serta saat membalap di Daytona 24 Jam dengan mobil LMP2 United Autosports rasanya telah berlangsung sejak lama.

Target utama sang pembalap Spanyol, begitu pula dengan Toyota, adalah kemenangan ronde Le Mans 24 Jam. Meski berambisi menjadi pembalap kedua yang meraih ‘Triple Crown of motorsport’, ia tidak lupa untuk mengejar gelar WEC juga, dimulai dari Spa. 

#7 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050-Hybrid: Fernando Alonso
#7 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050-Hybrid: Fernando Alonso

Foto oleh: Toyota Racing

4. Debut pembalap tenar lainnya

Alonso bukanlah satu-satunya nama tenar yang akan debut di WEC. Beberapa peraih juara di F1 turut meramaikan.

Hampir enam tahun pascakemenangan terakhir di F1 GP Spanyol, Pastor Maldonado bergabung dengan Roberto Gonzalez dan Nathanael Berthon di balik kemudi DragonSpeed Oreca LMP2 untuk mencicipi sensasi balap ketahanan. Mulai ronde Silverstone, ia akan tandem dengan Anthony Davidson.

“Ini akan menyenangkan,” Davidson berkomentar soal berpartner dengan Maldonado. “Ia merupakan pembalap kencang. Saya mengenal dirinya di luar lintasan, orangnya baik. Saya tidak sabar untuk berpartner sekaligus memperkenalkan dunia di luar F1 kepadanya. Saya berharap dia tetap kencang.”

Pembalap lain yang akan debut di kejuaraan ketahanan ini adalah juara balapan F2, Oliver Rowland yang bergabung bersama Manor LMP1, kampiun Formula V8 3,5, Pietro Fittipaldi, yang menggantikan Renger van der Zande di tim DragonSpeed, serta Jenson Button yang akan membalap di tim SMP Racing mulai Le Mans 24 Jam. 

Pastor Maldonado, Dragonspeed
Pastor Maldonado, Dragonspeed

Foto oleh: JEP / LAT Images

5. BMW bergabung kelas GTE Pro

Lima tim pabrikan bertarung di kelas GTE Pro, dengan debut BMW yang siap menantang Ferrari, Ford, Porsche, serta Aston Martin.

Konstruktor Jerman tersebut semakin memantapkan Balance of Performance, buah dari hasil mengecewakan saat Daytona 24 Jam. Mobil M8 yang dijalankan MTEK akan memulai musim dengan bobot 35 kg lebih berat dibanding saat berlaga di Sebring 12 Jam.

Saat ditanya mengenai ketertinggalan 2,5 detik dari Porsche, Jens Marquadt, Direktur Motorsport BMW berkomentar:”Anda tidak selamanya mendapat apa yang diinginkan. Kami harus menerima dan kembali memulainya.

“Bila Anda melihat balapan tahun lalu, sistem [yang telah dibuat] bekerja dengan baik. Kami harus memperhatikan bagaimana musim ini berlangsung, mengingat adanya para pemain baru,” imbuh Marquadt, mengenai debut mobil generasi baru Aston Martin di Spa." 

#82 BMW Team MTEK BMW M8 GTE: Augusto Farfus, Antonio Felix da Costa, Alexander Sims, Tom Blomqvist
#82 BMW Team MTEK BMW M8 GTE: Augusto Farfus, Antonio Felix da Costa, Alexander Sims, Tom Blomqvist

Foto oleh: Paul Foster

6. Siapa yang mampu berjaya sebelum Le Mans?

Tidak seperti musim sebelumnya, hanya ada satu ronde sebelum Le Mans 24 Jam. Sirkuit Spa menjadi satu-satunya kesempatan tim sebelum berlaga di ajang balap ketahanan klasik tersebut.

Bagi tim-tim peserta GTE Pro, BoP sudah menjadi bagian dari aturan. Meskipun sudah disesuaikan untuk ronde di luar Le Mans, masih ada keharusan untuk mengatur secara manual khusus untuk balapan 24 Jam di Circuit de la Sarthe.

Secara teori, pihak penyelenggara telah memperoleh izin untuk mengubah BoP kapanpun sebelum Le Mans. Bahkan di musim 2016, perubahan dikeluarkan setelah kualifikasi. Pembalap Ford, Harry Tincknell meyakini semakin sulit bagi konstruktor untuk mengakali aturan dibanding musim-musim sebelumnya.

“Dengan mobil baru, mungkin [bisa berjaya di Spa],” ujar Tincknell. “Namun saya rasa ACO dan FIA cukup bijak akan hal ini. Anda tidak mau membalap dengan mobil baru, namun hasilnya buruk. Jika hal itu terjadi, Anda bisa menganalisis dengan mudah.

“Saya tidak tahu apakah tim segera mengeluarkan potensi terbaiknya. Hal ini menguntungkan, karena kami masih menggunakan mobil sama [dengan musim lalu]. Seandainya para pembalap mengorbankan poin di Spa, kami akan memanfaatkan hal tersebut supaya tercipta perbedaan pada akhir kejuaraan.”

#67 Ford Chip Ganassi Racing Ford GT: Andy Priaulx, Harry Tincknell
#67 Ford Chip Ganassi Racing Ford GT: Andy Priaulx, Harry Tincknell

Foto oleh: JEP / LAT Images

7. Kembalinya dua kampiun ke WEC

Gianmaria Bruni, pembalap WEC terlama yang absen musim lalu akan kembali berlaga. Ia hiatus dari WEC selama setahun akibat memutus kontrak Ferrari untuk bergabung dengan Porsche.

Bruni lalu berlaga di IMSA dengan raihan dua runner-up dengan mobil bermesin tengah 911 RSR. Kini, ia berbagi kursi dengan Richard Lietz di dalam mobil #91.

“Porsche tetap mempertahankan saya meskipun hiatus balapan selama enam bulan,” ujar Bruni. “Saya lebih senang dengan keputusan itu [keluar dari Ferrari], hal itu berarti Porsche membutuhkan saya.

“Saya harus mengubahnya [gaya balap], karena mobil benar-benar berbeda. Saat memulai tes, kami tidak bisa mengubah apapun karena mobil tidak boleh diutak-atik hingga akhir musim. Saya wajib beradaptasi, meskipun kurang cocok dengan gaya mengemudi.”

#91 Porsche GT Team Porsche 911 RSR: Richard Lietz, Gianmaria Bruni
#91 Porsche GT Team Porsche 911 RSR: Richard Lietz, Gianmaria Bruni

Foto oleh: Paul Foster

8. Persaingan ketat kelas LMP2

Meskipun hanya diikuti tujuh mobil, kelas LMP2 cukup bervariasi, mulai dari Dallara dan Ligier yang menantang Oreca, hingga ban Michelin yang ikut menyemarakkan kelas bersama Dunlop.

Jarak antar tim saat tes tidak terlalu jauh. DragonSpeed Oreca yang dikemudikan Maldonado terpaut 0,3 detik dari Nicolas Lapierre yang membawa Signatech Alpine Oreca. Racing Team Nederland yang menggunakan sasis Dallara P217 terpaut 0,6 detik.

Meski selisihnya dekat, Signatech digadang-gadang menjadi tim favorit, terlebih dengan hadirnya pembalap rating perak, Pierre Thiriet, yang pindah dari tim G-Drive.

#36 Signatech Alpine Matmut Alpine A470: Nicolas Lapierre, Andre Negrao, Pierre Thiriet
#36 Signatech Alpine Matmut Alpine A470: Nicolas Lapierre, Andre Negrao, Pierre Thiriet

Foto oleh: Paul Foster

9. Tugas ganda ‘Super-Duval’

Berbeda dengan kompatriot BMW, Augusto Farfus, Loic Duval dipercaya Audi untuk mengemban tugas ganda WEC dan DTM akhir pekan ini. Ia diharuskan tiba di Hockenheim setelah balapan di Spa.

Audi menegaskan bahwa DTM adalah prioritas utama Duval. Beruntung, sesi WEC dimulai dari Kamis hingga Sabtu

Pembalap Perancis itu tetap bisa membalap bersama tim TDS Racing LMP2 pada sesi latihan, sebelum meluncur ke Hockenheim, meninggalkan kompatriotnya Francois Perrodo and Matthieu Vaxiviere untuk kualifikasi pada Jumat.

Duval akan mengikuti balapan Sabtu DTM, sebelum menempuh perjalanan 300 km kembali ke Spa untuk meneruskan sisa balapan pembuka WEC. Setelah itu, ia akan kembali lagi ke Jerman untuk mengikuti balapan Minggu. Cukup mudah, bukan?

Loïc Duval, Audi Sport Team Joest
Loïc Duval, Audi Sport Team Joest

Foto oleh: Audi Communications Motorsport

10. GTE Am mengungguli GTE Pro?

Satu hal yang jarang terjadi saat tes WEC Prologue adalah dua mobil GTE Am menempati urutan kelima dan keenam klasemen keseluruhan mobil GTE, di depan dua Porsche 911 dan Ford GT kelas Pro.

Hal ini menaikkan kemungkinan bercampurnya kelas Am dengan Pro di Spa, terlebih tidak adanya batasan penggunaan ban.

“Kelas Am tidak dibatas dalam hal pemilihan ban. Mereka boleh mengganti ban tiap pit stop, saat kita wajib mengemudi dalam dua stint,” ungkap bos Porsche GT, Dr. Frank-Steffen Walliser.

“Ada beberapa perbedaan kecil dalam hal performa kedua kelas, namun bila pembalap handal di mobil GTE Am menggunakan ban baru, ia berpotensi mengungguli pembalap kelas Pro dengan ban lama, dengan jarak hingga dua detik."

#88 Proton Competition Porsche 911 RSR: Khaled Al Qubaisi, Giorgio Roda, Matteo Cairoli
#88 Proton Competition Porsche 911 RSR: Khaled Al Qubaisi, Giorgio Roda, Matteo Cairoli

Foto oleh: JEP / LAT Images

Laporan tambahan oleh Gary Watkins, Roman Wittemeier dan Basile Davoine

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Button bela SMP Racing di WEC Super Season
Artikel berikutnya WEC Spa: Alonso puncaki sesi latihan perdana dengan Toyota

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia