Lopez: "Tim privat masih berpeluang kalahkan Toyota"

#7 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Mike Conway, Alexander Wurz, Jose Maria Lopez, Sébastien Buemi, Anthony Davidson

Foto oleh: JEP / LAT Images

Saat tes ‘WEC Prologue’, Toyota menikmati jarak empat detik dari para rival pengguna non-hibrida, sehingga ada yang menyamakan keuntungan tersebut seperti mobil F1 bermesin V12.

Namun, raihan tersebut berada di luar aturan ekuivalensi teknologi. Saat tes, Toyota tengah melakukan uji ketahanan sistem pendinginan.

Lopez menganggap peta persaingan antar tim masih belum jelas. Hal itu diperburuk dengan adanya perubahan aturan bagi mobil nonhibrida jelang ronde pembuka di Spa.

Pembalap Argentina itu masih merasa bahwa tim privat mampu tampil lebih kencang dari Toyota.

“[Jarak empat detik dari tim privat] itu tidak nyata, karena saat tes kami tidak menggunakan aturan ekuivalensi teknologi yang berlaku,” ujar Lopez kepada Motorsport.com.

“Karena sedang menguji coba [sistem pendinginan], kami tidak berkewajiban mematuhi aturan yang berlaku, sehingga mobil TS050 dipacu dengan maksimal.

“Itulah mengapa kami yakin jarak antar mobil bisa jauh berkurang, sehingga tim privat bisa lebih kencang, tergantung sirkuitnya. Saya yakin hal itu bisa terjadi.

“Mereka memiliki keuntungan dari segi regulasi dibanding kami yang berkutat pada batasan penggunaan bahan bakar, hibrida, serta pendorong.

Di Aragon [sesi tes tertutup], saya rasa mereka lebih unggul dari kami. Sungguh merupakan tantangan jelang balapan perdana nanti.”

Lopez paham bahwa Toyota, yang memasukkan Fernando Alonso pada salah sau lini pembalapnya, digadang-gadang akan mendominasi. Namun hal itu tidak lantas diterima begitu saja, mengingat tim yang berbasis di Cologne, Jerman itu masih mengincar kemenangan di Le Mans.

“Wajar saja banyak yang beranggapan demikian karena Toyota merupakan tim dengan dukungan dari pabrikan, ditambah dengan hadirnya para pembalap favorit,” imbuh Lopez.

“Musim ini akan berat. Meskipun digadang-gadang sebagai tim favorit, kami harus menghadapi balapan 24 jam serta berbagai hal tak terduga pada balap ketahanan.

“Menjadi tercepat di Le Mans bukanlah jaminan bisa meraih podium teratas. Kami hanya ingin menang di sana, apapun resikonya.”