WEC seimbangkan performa Toyota dan kompetitor LMP1 lainnya
FIA World Endurance Championship akan menyamaratakan kemampuan mobil Toyota dengan mobil-mobil LMP1 non hibrida dengan mengulik aturan kesetaraan teknologi.

Perubahan tersebut dikeluarkan pascabalapan Le Mans 24 Jam yang didominasi Toyota. Mobil TS050 mereka finis dengan jarak 12 lap dari privateer terbaik, Rebellion R-13 #3.
Hal tersebut memicu sejumlah desakan kepada FIA dan Automobile Club de l'Ouest (ACO) untuk segera mengurangi jomplangnya performa kedua mobil Toyota dengan kompetitor nonhibrida lainnya.
Mulai ronde ketiga di Silverstone, sejumlah aturan kesetaraan teknologi baru akan diterapkan, termasuk penghapusan keuntungan waktu lap 0,25 detik terhadap pabrikan Jepang tersebut.
Sebagai tambahan, aliran bahan bakar mobil tanpa sistem hibrida telah dinaikkan menjadi 115 kg/jam, dari sebelumnya 108 kg/jam. Diameter selang pun akan dinaikkan.
Mobil bermesin Naturally Aspirated (NA), Rebellion R-13 dan DragonSpeed BR Engineering BR1, juga telah mengalami pemangkasan berat sebanyak 15 kg.
Dalam pernyataan resminya, WEC mengungkapkan,”Perubahan tersebut dirancang untuk memastikan kategori nomor satu tetap menarik, serta meraih keseimbangan performa dan teknologi antara hibridan maupun non hibrida.”
Delegasi Teknis ACO, Thierry Bouvet, menambahkan, “Sebagai hasil dari studi sepanjang musim dingin, kami memberikan tim-tim private [tambahan] aliran bahan bakar untuk menaikkan performa mereka supaya setara dengan mobil hibrida.
“Kami lalu memanfaatkan berbagai data sepanjang tes Prologue [pramusim], ronde pertama di Spa, serta saat tes Le Mans. Sebagaimana yang diketahui oleh para kompetitor, tidak semua hal bisa diprediksi di Le Mans.
“Misalnya, saat sesi tes dan kualifikasi di Le Mans, waktu tercepat kategori LMP2 naik 2,4 detik, lebih baik daripada raihan LMP1 nonhibrida sebanyak 0,2 detik.
“Beberapa faktor bisa mempengaruhi, semisal kondisi trek atau tim memutuskan tidak mau mengorbankan reliabilitas.
“Pada akhirnya, berbagai macam parameter bisa menentukan kesetaraan teknologi.”
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna, #8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Sébastien Buemi, Kazuki Nakajima, Fernando Alonso

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images
#7 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Mike Conway, Kamui Kobayashi, Jose Maria Lopez

Foto oleh: Scott R LePage / Motorsport Images
#8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Sébastien Buemi, Kazuki Nakajima, Fernando Alonso

Foto oleh: Scott R LePage / Motorsport Images
#8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Sébastien Buemi, Kazuki Nakajima, Fernando Alonso

Foto oleh: Scott R LePage / Motorsport Images
Start: #8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Sébastien Buemi, Kazuki Nakajima, Fernando Alonso leads

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna

Foto oleh: Marc Fleury
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna

Foto oleh: Paul Foster
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna

Foto oleh: Ashleigh Hartwell / Motorsport Images
#10 Dragonspeed BR Engineering BR1

Foto oleh: Nikolaz Godet
#1 Rebellion Racing Rebellion R-13: Andre Lotterer, Neel Jani, Bruno Senna crashes into #10 Dragonspeed BR Engineering BR1: Henrik Hedman, Ben Hanley, Renger Van der Zande at the start

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images

Artikel sebelumnya
Ginetta LMP1 jadi pondasi kuat bagi Manor
Artikel berikutnya
Jelang regulasi baru, SCG pamerkan varian 007

Tentang artikel ini
Kejuaraan | WEC |
Event | Silverstone |
Lokasi | Silverstone |
Tim | Toyota Racing |
Penulis | Jamie Klein |