Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Toyota: Harus ada kompetitor non-hybrid

Toyota menyebut dipersempitnya beda performa antara hybrid dan non-hybrid sebagai syarat agar bertahan di FIA WEC.

#8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050 Hybrid: Stéphane Sarrazin, Sébastien Buemi, Kazuki Nakajima

Foto oleh: JEP / Motorsport Images

#9 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050 Hybrid: Jose Maria Lopez, Yuji Kunimoto, Nicolas Lapierre
#8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050 Hybrid: Stéphane Sarrazin, Sébastien Buemi, Kazuki Nakajima
#7 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050 Hybrid: Mike Conway, Kamui Kobayashi, Stéphane Sarrazin
Fernando Alonso, McLaren
Pascal Vasselon, Technical Director Toyota Racing

Banyak spekulasi seputar rencana masa depan Toyota sejak Juli kemarin muncul pengumuman mundurnya rival Porsche dari divisi utama WEC.

Toyota menanti bagaimana respons pembuat regulasi WEC, yakni FIA dan Automobile Club de l’Ouest, sebelum menyatakan komitmennya untuk bertahan. Diperkirakan keputusan akhir akan diambil bulan mendatang.

Dipercaya bahwa awalnya produsen Jepang ini merencanakan program tiga seri terdiri atas Spa, Le Mans 24 Jam dan Fuji. Sampai akhirnya WEC mengumumkan rencana ‘superseason’ pada 2018/19 sebagai transisi ke seri musim dingin.

Walau Toyota bisa saja mengikuti ‘superseason’, Motorsport.com memahami bahwa mereka khawatir mengikuti balap yang mulai menurun popularitasnya.

Untuk itu Toyota telah meminta FIA dan ACO untuk menutup defisit performa terjadi antara hybrid dan non-hybrid pada musim depan.

Bos WEC Gerard Neveu dengan jelas mengatakan tidak ingin melihat “Toyota balapan sendirian, 10 lap di depan”.

Pada minggu silam World Motor Sport Council memastikan bahwa upaya akan dilakukan guna memastikan hal ini. Salah satunya, mengizinkan non-hybrid memakai bbm lebih banyak setiap putarannya. Walau, belum jelas apakah ini dirasa cukup bagi Toyota untuk melanjutkan komitmennya.

Lebih jauh, Motorsport.com memahami bahwa ada sejumlah pihak di manajemen senior Toyota yang merasa program LMP1 tidak lagi dibutuhkan. Mengingat saat ini sudah terlibat di satu kejuaraan dunia FIA, yaitu WRC.

Pada musim perdana sebagai tim pabrikan sejak 1999, Toyota telah memenangkan dua reli dan menjadi ancaman bagi tim lama seperti Citroen, Hyundai dan M-Sport.

Akan tetapi, ada pihak dalam perusahaan yang ingin tetap tinggal di WEC demi meraih kemenangan di Le Mans yang selalu lolos sejak mereka bergabung di balap sportscar tahun 2012. 

Peluang menang dengan mudah di Le Sarthe melawan program non-pabrikan mungkin akan menjadi dorongan bagi Toyota untuk meneruskan program WEC.

Lalu, ada insentif tambahan berupa peluang merekrut Fernando Alonso, yang sudah menyatakan ketertarikannya berlaga di Le Mans sebagai upaya merebut ‘Triple Crown’.

Direktur teknis Toyota Pascal Vasselon menyatakan bahwa tim Jepang terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Alonso mengenai hal ini.

Tahun depan, tidak ada jadwal bentrok antara F1 dengan Le Mans atau hari tesnya, juga dengan Spa 6 Jam. Berarti Alonso memiliki jadwal bebas untuk berlaga di WEC. Dengan catatan ia tetap bergabung dengan McLaren.

Laporan tambahan oleh Kunihiko Akai 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Solusi penyeimbang performa LMP1
Artikel berikutnya Peugeot batal ikut LMP1?

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia