10 Juara Dunia Reli Termuda dalam Sejarah
Kalle Rovanpera menjadi kampiun Kejuaraan Dunia Reli (WRC) termuda pada 2022 setelah memenangi Reli Selandia Baru, Minggu (2/10/2022). Siapa saja juara dunia muda usia di WRC?
Foto oleh: Red Bull Content Pool
Mulai resmi berstatus juara dunia pada 1973, WRC telah melahirkan banyak pereli hebat dalam sejarah. Uniknya, sejumlah pereli berhasil merebut gelar juara dunia dalam usia muda.
Minggu (2/10/2022) sore waktu setempat, Kalle Rovanpera berhasil memecahkan rekor sebagai kampiun termuda dalam sejarah WRC.
Pereli Toyota Gazoo Racing World Rally Team (WRT) tersebut melakukannya dalam usia sangat muda, 22 tahun, dengan memenangi Reli Selandia Baru, putaran ke-11 dari total 13 di WRC musim 2022 ini.
Torehan Rovanpera ini dinilai luar biasa karena dalam sejarahnya, seorang pereli mencapai puncak performa menjelang usia akhir 20-an sampai awal 30-an tahun.
Pereli termuda terakhir yang merebut gelar WRC sebelum Rovanpera adalah Colin McRae. Mantan pereli yang sudah wafat tersebut melakukannya dalam usia sekira 27 tahun saat menjadi yang terbaik pada WRC 1995. Berikut 10 pereli termuda dalam sejarah WRC:
10. Richard Burns (Inggris)
Usia: 30 tahun, 312 hari
Richard Burns, Subaru, merayakan kemenangan di Reli Selandia Baru 2001.
Foto oleh: Motorsport Images
Menjadi kampiun WRC yang sepertinya tidak pernah diduga siapa pun, Burns berhasil merebut gelar pada 2001 hanya kurang dari dua bulan dirinya merayakan ulang tahun ke-31.
Menjadi runner-up dari Marcus Gronholm (Peugeot 206 WRC) setahun sebelumnya, Burns mengawali WRC 2001 tidak terlalu bagus di atas Subaru Impreza WRC. Ia baru terlihat mencuat usai memenangi Reli Selandia Baru – satu-satunya P1 yang direbutnya pada musim tersebut – putaran ke-10 dari 14 pada WRC 2001!
Unggul tipis atas rival-rivalnya, terutama Colin McRae – yang mengalami kecelakaan hebat pada lomba terakhir, Reli Inggris – Burns memastikan gelar meskipun hanya finis P3 di Wales di belakang Gronholm dan Harri Rovanpera (ayah Kalle Rovanpera).
Burns agak menurun pada 2002 dan 2003 meskipun masih mampu menempati lima besar klasemen akhir. Ia pun mundur dari WRC pada lomba terakhir musim 2003, Reli Inggris, akibat tumor otak yang kemudian merenggut jiwanya dua tahun kemudian.
Sepanjang kariernya, Richard Burns memenangi 10 reli, 34 podium, dan 277 kemenangan trayek khusus (Special Stage/SS).
9. Miki Biasion (Italia)
Usia: 30 tahun, 280 hari
Miki Biasion, Carlo Cassina, Lancia Delta, saat turun di medan gravel Reli Portugal 1988.
Foto oleh: Motorsport Images
Setelah para pereli Finlandia mendominasi lima musim sebelumnya dengan memenangi empat gelar, Massimo “Miki” Biasion memutusnya dengan merebut juara pada 1988. Itu menjadi gelar pertama (dari total dua) bersama pabrikan asal negaranya, Italia, Lancia.
Biasion mulai mencuat saat kelas tertinggi WRC masih diisi mobil-mobil berspesifikasi “monster”, Grup B (1982-1986). Namanya makin mengilap saat hanya kalah 6 poin dari rekan setimnya Juha Kankkunen dalam perebutan gelar juara dunia Grup A pada WRC 1987, di atas Lancia Delta HF 4WD.
Musim berikutnya, tidak ada pereli yang bisa menghalangi Biasion merebut gelar WRC 1988 setelah merebut lima kemenangan dan enam podium – dari total 13 lomba saat itu – dengan Lancia Delta HF 4WD dan Integrale. Kala itu, Biasion menjadi juara dunia termuda kedua.
Biasion mampu mempertahankan gelarnya (terakhir) pada WRC 1989 dengan memenangi lima lomba di atas Lancia Delta integrale 16v.
8. Sebastien Loeb (Prancis)
Usia: 30 tahun, 220 hari
Para pereli Citroen: Colin McRae, Sebastien Loeb, dan Carlos Sainz saat merayakan finis 1-2-3 di Reli Monte Carlo 2003 bersama Team Director Guy Frequelin di service area.
Foto oleh: Ralph Hardwick
Delapan bukanlah peringkat Anda biasa menemukan Loeb di buku rekor WRC. Loeb terbilang terlambat menekuni reli. Jadi, meskipun memenangi gelar dunia pertamanya hanya dalam musim penuh keduanya, Loeb sudah berusia lebih dari 30 tahun ketika juara WRC pada tahun 2004.
Loeb hampir memenangi gelar pada WRC 2003. Tetapi, tekanan untuk membantu Citroen mengamankan gelar pabrikan membuat Loeb harus puas finis P2 setelah tertinggal dari pereli tim pabrikan Subaru Petter Solberg di lomba terakhir Reli Inggris dan klasemen akhir.
Loeeb membayar kegagalannya itu pada musim berikutnya, 2004. Kala itu, Citroen Xsara WRC geberan Loeb menggila dengan memenangi enam lomba dan 12 podium dari 16 reli. Solberg (Subaru) dan Markko Martin (Ford) tidak mampu berbuat banyak sehingga harus finis P2 dan P3 klasemen akhir WRC 2004.
Setelah sukses pertama pada 2004 tersebut, sisanya menjadi sejarah. Sebastien Loeb masih menjadi satu-satunya pereli yang mampu merebut sembilan gelar WRC dan itu dilakukannya secara beruntun pada 2004 sampai 2012.
7. Sebastien Ogier (Prancis)
Usia: 29 tahun, 294 hari
Sebastien Ogier, Julien Ingrassia, Volkswagen Polo WRC #8, Volkswagen Motorsport, di Reli Jerman 2013.
Ogier mampu mengakhiri dominasi Loeb di WRC dengan memenangi gelar pertamanya pada 2013 dalam usia menjelang 30 tahun.
Bergabung ke Volkswagen pada 2012 setelah mengawali karier dan empat musim membela Citroeen, merupakan keputusan tepat bagi Ogier. Setahun mengembangkan Volkswagen Polo R WRC sembari menggeber Skoda Fabia S2000 pada 2012, kerja keras Ogier akhirnya berbuah manis pada 2013.
Ogier mampu memenangi sembilan dari total 13 lomba dengan Volkswagen Polo R WRC untuk merebut gelar WRC pada 2013. Seperti Loeb, berikutnya Ogier juga membuat sejarah karena total mampu merebut delapan gelar WRC!
Hebatnya, Ogier mampu merebut kedelapan gelarnya bersama tiga pabrikan berbeda, yakni Volkswagen (empat: 2013, 2014, 2015, 2016), M-Sport Ford (dua: 2017, 2018), dan Toyota (dua: 2020, 2021).
6. Ari Vatanen (Finlandia)
Usia: 29 tahun, 212 hari
Ari Vatanen, David Richards, Rothmans Rally Team Ford Escort RS1800, di RAC Rally alias Reli Inggris 1981.
Foto oleh: Prodrive
Setelah sejak 1974 berusaha keras dan dikenal memiliki kecepatan luar biasa, Ari Vatanen akhirnya berhasil merebut gelar juara dunia reli pertamanya pada 1981 dengan mengandalkan Ford Escort RS1800 Mk2.
Saat itu, Vatanen dengan usia 29 tahun, menjadi kampiun WRC termuda. Rekor tersebut bertahan selama lima tahun.
Vatanen memulai WRC 1981 tidak terlalu bagus menyusul dua kecelakaan dari tiga lombba awal, Monta Carlo dan Portugal. Namun semua berubah usai kemenangan di Acropolis Yunani, Reli Brasil, dan lomba kandangnya, Finlandia.
Tiga kemenangan dan lima finis podium membuat Vatanen memuncaki klasemen akhir WRC 1981 dengan 96 poin, unggul hanya tujuh poin atas Guy Frequelin.
Sunbeam Lotus geberan pereli Prancis itu sejatinya jauh lebih konsisten. Tetapi, satu-satunya kemenangan Frequelin di Argentina membuatnya tidak mampu mengejar Vatanen.
Ari Vatanen memang tidak pernah lagi merebut gelar setelah 1981. Raihan terbaiknya setelah itu adalah P4 klasemen akhir WRC 1984 dan 1985 di atas Peugeot 205 T16.
Itu termasuk kecelakaan mengerikan yang nyaris merenggut nyawa Vatanen pada Reli Argentina 1985 saat menggeber Peugeot 205 Turbo 16 E2.
5. Petter Solberg (Norwegia)
Usia: 28 tahun, 356 hari
Petter Solberg, Subaru, merayakan kemenangan di Reli Tour de Course 2003.
Foto oleh: WRC McKlein
Banyak yang lupa bila sebelum merebut gelar juara dunia, Solberg adalah runner-up WRC 2002 – di bawah Gronholm yang sangat dominan bersama Peugeot – berkat kemenangan di Reli Inggris.
Berdasarkan fakta itu, mungkin tidak mengherankan jika Solberg mengambil gelar satu tahun pada tahun 2003. Memperkuat tim pabrikan 555 Subaru World Rally Team, Solberg merebut empat kemenangan dan tujuh podium di atas Impreza WRC 2003.
Saat itu, Solberg tidak hanya mampu meredam para pereli berpengalaman seperti Gronholm, Burns, Carlos Sainz, dan McRae, tetapi juga lebih cepat dari para pereli muda nan agresif seperti Loeb.
Solberg pun menjadi orang Norwegia pertama (dan sejauh ini satu-satunya) yang memenangi WRC dan menjadi juara dunia termuda keempat dalam sejarah sebelum turun karena kesuksesan Kalle Rovanpera.
4. Carlos Sainz (Spanyol)
Usia: 28 tahun, 189 hari
Carlos Sainz, Luis Moya, Toyota Celica GT4, saat turun di RAC Rally 1990.
Foto oleh: Motorsport Images
Kecemerlangan Carlos Sainz sebagai bintang WRC sama mengesankannya dengan kecepatannya. Mendobrak panggung pada 1987 dengan Ford, menandatangani kontrak dengan Toyota pada tahun 1989 (karena awalnya berjuang untuk mendapatkan keandalan dengan Celica), dan memenangi kejuaraan dunia untuk kali pertama pada WRC 1990.
Sainz agak lambat dalam upayanya merebut gelar WRC pertama karena baru memenangi loba pada putaran kelima pada Juni 1990, Reli Acropolis. Tetapi setelah itu, Toyota Celica GT-Four ST165 geberannya selalu finis di podium.
Dengan empat kemenangan dan sembilan podium dari 12 lomba, Sainz unggul hingga 45 poin atas peringkat kedua Didier Auriol yang menggeber Lancia Delta HF Integrale 16V.
Saat itu, dengan usia 28 tahun dan 189 hari, Sainz menjadi juara termuda kedua. Sainz kemudian merebut gelar juara dunia keduanya pada 1992, masih bersama Toyota di atas Celica Turbo 4WD dengan empat kemenangan dan delapan podium.
3. Juha Kankkunen (Finlandia)
Usia: 27 tahun, 249 hari
Juha Kankkunen, Juha Piironen, Peugeot 205 Turbo 16 E2, saat turun di Reli Akropolis 1986.
Foto oleh: Motorsport Images
Kankkunen adalah salah satu dari hanya empat pereli dalam daftar ini yang pernah memegang perbedaan sebagai, di beberapa waktu tertentu, juara dunia termuda yang pernah ada.
Kankkunen mematahkan rekor Vatanen dengan satu tahun dan 328 hari lebuh muda ketika memenangi gelar pertamanya pada tahun 1986. Ia memegang rekor tersebut selama sembilan tahun.
Bergabung ke Peugeot pada pertengahan era 1986 menjadi keputusan tepat mengingat 205 T16 menjadi salah satu, jika bukan, mobil Grup B terbaik.
Kankkunen pun bertarung sengit dengan juara bertahan Timo Salonen. Kemenangan di Swedia, Acropolis Yunani, dan Selandia Baru, membuat Kankkunen benar-benar diperhitungkan.
WRC 1986 memang terbilang unik. Peugeot dicoret dari Reli Sanremo, Italia – putaran ke-11 dari total 13 lomba saat itu – karena dinilai memakai side skirt ilegal ada Peugeot 205 Turbo 16 E2.
Alhasil, gelar harus ditentukan pada lomba terakhir di Reli Olympus, Amerika Serikat. Markku Alen yang mengandalkan Lancia Delta S4 Rally 037 evo berhasil memenangi lomba sekaligus merebut gelar dan memaksa Kankkunen finis P2 di lomba dan klasemen WRC. Tetapi, gelar buat Alen hanya bertahan 11 hari.
FISA (nama sebelum FIA) membatalkan seluruh hasil Reli Sanremo (yang dimenangi Alen dan Lancia) menyusul kemenangan gugatan Peugeot di pengadilan. Kankkunen pun ditetapkan sebagai juara dunia.
Ia kemudian menjadi pereli pertama yang mampu mempertahankan gelar WRC setelah kembai juara pada 1987, kali itu sudah bersama Lancia. Kankkunen kemudian kembali juara WRC pada 1991 (bersama Lancia) dan 1993 (Toyota) untuk menjadi pereli pertama yang merebut empat gelar sebelum disamai Tommi Makkinen dan lantas dilewati duo Sebastien (Loeb dan Ogier).
2. Colin McRae (Skotlandia)
Usia: 27 tahun, 109 hari
Colin McRae, Derek Ringer, Subaru Impreza 555, merayakan kemenangan di Reli Inggris dan gelar juara dunia 1995.
Foto oleh: WRC.com
Banyak persamaan antara bakat besar WRC era 1990-an, Colin McRae, dengan Kalle Rovanperä hari ini. Berwajah bayi dan penuh dengan kemampuan alami dan tekad baja untuk berhasil
Pada WRC 1995, McRae pantas mendapatkan status legenda. Pereli Subaru itu sudah membuktikan mampu menang sama banyaknya dengan jumlah DNF. Namun, McRae bisa menyatukan faktor-faktor itu menjadi kekuatan untuk merebut gelar.
McRae memulai WRC 1995 dengan dua retired di Monte Carlo dan Swedia. Ia kemudian naik podium ketiga pada lomba berikutnya untuk kemudian menang di Selandia Baru, lomba kelima.
Tensi panas dengan rekan setim, Carlos Sainz, terjadi pada Reli Spanyol, lomba kedua sebelum penutup musim 1995. Subaru meminta McRae untuk “mengalah” dari Sainz yang jelas ditolaknya.
McRae akhirnya hanya finis P2 tetapi kemudian membayarnya dengan kemenangan kandang sekaligus lomba terakhir, Reli Inggris, sekaligus memastikan gelar juara dunia satu-satunya hingga pensiun pada 2006.
Rekor McRae bertahan sampai 27 tahun dan ia tidak akan pernah menyaksikan pereli yang mematahkan torehannya karena meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter pada 2007 di dekat rumahnya.
1. Kalle Rovanpera (Finlandia)
Usia: 22 tahun, 1 hari
Kalle Rovanpera, Jonne Halttunen, Toyota Gazoo Racing WRT Toyota GR Yaris Rally1
Foto oleh: Toyota Racing
Rovanpera mungkin memang dilahirkan untuk menjadi juara dunia reli. Dalam usia 10 tahun, putra pemenang satu lomba Harri Rovanpera itu sudah turun di ajang kompetitif ketika sebagian besar anak-anak seusianya bermain dengan teman-teman sebaya atau mengerjakan pekerjaan rumah mereka.
Tujuh tahun berselang, Rovanpera melakukan debut di WRC, hanya beberapa minggu usai merayakan ulang tahun yang ke-17. Ia kemudian ditarik ke tim pabrikan Toyota saat usianya baru 19 tahun dan hanya butuh tiga musim untuk menjadi juara dunia.
Meskipun gagal menyegel gelar WRC pada usia 21 tahun, musim 2021 lalu, Kalle Rovanpera akhirnya sah menjadi juara dunia termuda dalam usia 22 tahun, musim ini. Ia lebih muda sekira lima tahun daripada usia McRae saat menjadi kampiun WRC pada 1995.
Rekor memang ada untuk dipecahkan. Tetapi, dibutuhkan bakat yang sangat istimewa untuk menorehkannya.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments