Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Fokus Tim-tim WRC Terbelah

Tiga pabrikan yang turun di Kejuaraan Dunia Reli (WRC) memiliki pekerjaan berat tahun ini. Selain fokus untuk musim ini, mereka juga harus mempersiapkan mobil sesuai regulasi baru 2022.

Tom Fowler Toyota gazoo racing

Foto oleh: Izumi Hiromoto

Toyota, Hyundai, dan M-Sport Ford sudah komitmen untuk turun penuh musim ini dan WRC 2022 mendatang. Berarti, mereka juga harus siap membangun mobil spesifikasi Rally1 menyesuaikan regulasi baru nan radikal untuk WRC 2022.

Padahal, musim ini saja mereka sudah dipusingkan bagaimana membuat mobil yang lebih cepat dibanding lawan. Menjelang lomba kedua WRC 2021 di Reli Arctic Finlandia, 26-28 Februari, berarti kurang dari setahun lagi waktu bagi tim-tim WRC untuk membuat mobil 2022. 

Musim depan, mobil kategori Rally1 akan menggantikan spesifikasi World Rally Car (WRC). Rally1 akan menggunakan mesin hybrid, menggunakan motor listrik yang menghasilkan tenaga 100 kW (134,1 bhp) yang ditempelkan pada mesin 1.6 L turbocharged inline-4.

E-motor ini wajib digunakan saat mobil di area servis dan saat mobil di jalan umum menuju lokasi trayek khusus (SS). Motor listrik ini juga bebas digunakan pereli saat lomba untuk menambah tenaga mobil.

“Menyeimbangkan sumber daya untuk mengembangkan mobil 2022 menjadi salah satu hal tersulit,” ucap Tom Fowler, Direktur Teknik Toyota Gazoo Racing WRT.

“Kami tim WRC, bukan F1. Kami tidak siap untuk melakukan evolusi mobil baru yang lengkap atau melakukan pengembangan besar-besaran setiap tahun dan pada saat yang sama harus mengerjakan sasis berbeda sesuai peraturan baru.”

Baca Juga:

Fowler menambahkan, ketika regulasi berubah, ini akan menjadi puncak beban kerja seluruh tim. Pembagian kerja itulah yang sulit untuk diseimbangkan.

“Sederhananya, semua teknisi memahami bahwa masa depan itu penting dan mereka bekerja sesuai prioritas yang diberikan oleh manajemen,” ucap Fowler.

“Tetapi setelah musim ini dimulai dan kami mulai mendapatkan masalah serta masukan saat tes, pekerjaan untuk membuat mobil lebih baik pasti akan bertambah. Hal-hal itu menyenangkan. Tapi jangan lupa, beberapa bulan lagi kami harus memiliki mobil baru.”

Saat harus memikirkan mobil spesifikasi Rally1 yang hampir murni hybrid, Toyota juga masih menghadapi target untuk memenangi WRC 2021. Jadi, keputusan kapan para teknisi dan mekanik mulai mengembangkan mesin baru, akan sangat krusial.

Biasanya, Toyota melakukan evolusi mesin di Reli Finlandia di pertengahan musim. Pengembangan-pengembangan itu biasanya dilakukan untuk 12 bulan berikutnya.

Bila ingin menerapkan pengaturan waktu serupa untuk 2021, Toyota berarti hanya akan memiliki waktu enam bulan untuk mengembangkan mesin hybrid untuk WRC 2022.

Dalam urusan mesin, pertanyaan yang muncul adalah apakah kerja berat singkat bisa bermanfaat untuk jangka panjang. Apakah berharga mengeluarkan semua kemampuan untuk membuat mesin hybrid tahun ini untuk WRC 2022 dan seterusnya?

“Teknisi dan manajemen tim pasti berpikir menukar performa 2021 untuk mendapatkan mesin yang lebih baik untuk lima tahun ke depan. Tapi saat pereli penekan pedal gas, tak banyak bedanya,” ucap Fowler.    

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tanak dan Neuville Jalani Reli Pemanasan di Estonia Selatan
Artikel berikutnya Oliver Solberg Debut dengan Mobil WRC di Reli Arctic

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia