Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Neuville: Simulasi Reli Bantu Proses Adaptasi Mobil WRC 2022

Thierry Neuville mengungkapkan bahwa simulasi reli yang dilakukan oleh Hyundai dengan prototipe mobil hibridanya amat sangat membantu proses adaptasi.

Ott Tanak, Martin Jarveoja, Hyundai i20 Rally1

Foto oleh: Hyundai

Hyundai telah menggunakan prototipe mobil reli 2022 melalui tes yang ketat, dengan menggelar ajang reli pribadi selama tiga hari.

Reli dilangsungkan di trek berpermukaan aspal di Italia Utara, untuk mensimulasikan kondisi yang diharapkan pada pembuka musim tahun depan di Monte Carlo.

Tiga dari empat pereli Hyundai untuk musim depan ambil bagian dalam simulasi reli ini. Ott Tanak turun pada Rabu (27/10/2021), kemudian Neuville pada Kamis (28/10/2021), sedangkan Dani Sordo kebagian jadwal hari terakhir.

Neuville menjadi pereli dengan total jarak tempuh terjauh, yakni 698 km. Detailnya 144 km jarak etape, 554 km road section dan 7,7 km electric power zone.

Tes yang dijalani oleh Hyundai ini memberikan menit mengemudi yang berharga bagi para pereli dengan mobil Rally1 terbarunya, mengingat mobil menggunakan sasis, perangkat aero serta mesin hibrida berkekuatan 100 kW.

Neuville mengatakan bahwa dirinya merasa bahwa sesi yang dijalaninya terkesan mulus. Ia hanya menghadapi beberapa isu kecil di pagi hari, sebelum memperlihatkan performa solid saat siang hari. Masalah dianggap sebagai proses adaptasi dengan mobil baru yang ditenagai mesin hibrida.

Para pereli nantinya bisa mengombinasikan tenaga hibrida tersebut dengan 1,6 liter combustion engine, untuk menghasilkan tenaga 500 tenaga kuda dalam waktu yang singkat.

Baca Juga:

Tambahan kekuatan itu kemudian bisa digunakan lagi, setelah baterainya terisi ulang lewat sistem regenerasi saat mengerem.

"Sebenarnya sih iya," ujar pereli asal Belgia itu ketika menjawab apakah sesinya berjalan mulus atau tidak.

"Kami memiliki masalah pada steering di pagi hari. Sepertinya itu ada kendala di sambungan dari setiran, karena tombol-tombolnya tidak bekerja. Tapi setelah kami memperbaiki itu, kami melanjutkan sesi.

"Kami juga sempat kehabisan bahan bakar satu kali, tapi sisanya tidak ada masalah. Pada lima etape terakhir, saya harus melakukan reset pada perlengkapan hibridanya, tapi itu tidak membutuhkan waktu lama dan kami bisa melaju lagi.

"Pada saat Anda melaju di atas jalanan yang sama setiap harinya, Anda akan sulit menemukan feeling yang pas. Tetapi di sini, kami menjalani tes di tiga etape berbeda.

"Kami menunjukkan adanya perkembangan (dengan tambahan tenaga hibrida). Ini adalah langkah yang bagus bagi tim."

Thierry Neuville menjadi pereli yang kritis terhadap regulasi terbaru Rally1 dari WRC. Ia mempertanyakan keputusan untuk mengurangi aero, menghilangkan pusat differential, serta mengurangi jumlah suspension travel.

Ott Tanak, Martin Jarveoja, Hyundai i20 Rally1

Ott Tanak, Martin Jarveoja, Hyundai i20 Rally1

Photo by: Hyundai

Di saat pendapatnya mengenai aspek teknis tidak berubah, pereli berusia 33 tahun itu kini yakin bahwa elemen hibrida di mobil Rally1 bisa membuat reli menjadi lebih menarik.

Sasis baru yang lebih kuat juga berpotensi meningkatkan keamanan pereli dan navigatornya, jika dibandingkan dengan mobil WRC musim ini.

"Mobilnya tidak begitu buruk. Ini adalah sebuah evolusi jika melihat sasisnya. Karena protes yang sering disampaikan itu kan mengenai sasis. Walaupun belum terselesaikan semua, tapi beberapa isu yang kami garisbawahi sudah diperbaiki," ucap Neuville.

"Saya rasa sasis ini memiliki potensi besar dalam menjaga penumpang mobil. Evolusi mobil memang belum selesai, tapi saya harap mobil akan lebih baik."

Satu aspek yang diamati dengan seksama oleh Neuville adalah kemampuan mobil dalam mengganti tenaganya, dari tenaga elektrik ke tenaga internal combustion. Hal itulah yang dirasa sang pereli perlu diperbaiki.

"Bagi saya, poin yang menarik yang sering saya bicarakan ke FIA adalah mengganti tenaga yang sebelumnya tenaga dari mesin pembakaran, ke mesin elektrik dengan mudah," tuturnya.

"Saat mengganti tenaga dari mesin ke mesin, biasanya yang berhenti adalah salah satu mesinnya. Tapi, pada saat Anda mencoba mengganti tenaganya dari elektrik ke tenaga mesin combustion, saat ini Anda benar-benar perlu menghentikan mobilnya, karena harus memasukkan gigi pertama dulu."

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Takamoto Katsuta Tetap Kemudikan Toyota pada WRC 2022
Artikel berikutnya Adamo Sebut Reliabilitas Masih Jadi Masalah Utama Mobil Rally1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia