Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Ogier-Kankkunen: Motivasi Sama walau Pabrikan Berbeda

Saat memastikan gelar WRC ketujuh di Reli Monza 2020, awal Desember lalu, Sebastien Ogier menyamai torehan Juha Kankkunen sebagai juara dunia dengan merk mobil terbanyak.

Sebastien Ogier,  Toyota Gazoo Racing WRT Toyota Yaris WRC

Foto oleh: Red Bull Content Pool

Sebastien Loeb boleh saja menjadi pereli dengan gelar juara dunia (World Rally Championship/WRC) terbanyak, sembilan, dan beruntun pula (2004-2012). Namun, Loeb kalah dari Juha Kankkunen dan Sebastien Ogier dari banyaknya mobil berbeda yang dipakai untuk merebut gelar WRC.

FIA WRC kali pertama dicetuskan pada 1973 yang terdiri dari 13 lomba dengan diawali Reli Monte Carlo. Tapi, WRC baru resmi melombakan kategori pereli pada 1978. Sejak saat itu, WRC telah memunculkan 20 nama juara dunia pereli dan 11 merk mobil berbeda.

Pereli Finlandia, Juha Kankkunen, di kokpit Toyota Celica Turbo 4WD saat turun di Reli Swedia 1993.

Pereli Finlandia, Juha Kankkunen, di kokpit Toyota Celica Turbo 4WD saat turun di Reli Swedia 1993.

Foto oleh: Motorsport Images

Dari 20 nama juara dunia reli, hanya delapan yang mampu menguasai WRC dua kali atau lebih. Dari delapan nama tersebut, cuma Juha Kankkunen, Walter Rohrl, dan Sebastien Ogier yang mampu menjuarai dua atau lebih reli dunia dengan pabrikan berbeda.

Loeb sembilan kali juara WRC hanya dengan Citroen (Xsara, C4, dan C3). Tommi Makinen cuma menggeber Mitsubishi Lancer (Evo III sampai VI) saat jawara empat kali beruntun (1996-1999).

Walter Rohrl menjadi pereli pertama yang mampu menjuarai WRC dengan dua mobil berbeda. Pada 1980, Rohrl juara dengan menggeber Fiat 131 Abarth. Sedangkan saat kampiun pada WRC 1982, pereli Jerman itu memakai Opel Ascona 400.

Kankkunen: Peugeot (1986), Lancia (1987, 1991), Toyota (1993)

Juha Kankkunen dan navigator Juha Piironen menjadi juara dunia reli 1986 dengan Peugeot 205 T16 E2, mobil dengan spesifikasi Grup B di WRC kala itu.

Juha Kankkunen dan navigator Juha Piironen menjadi juara dunia reli 1986 dengan Peugeot 205 T16 E2, mobil dengan spesifikasi Grup B di WRC kala itu.

Foto oleh: Motorsport Images

Juha Kankkunen menjadi pereli pertama yang mampu empat kali menjuarai WRC dengan tiga mobil berbeda. Pada 1986, Kankkunen merebut gelar WRC pertamanya dengan memenangi tiga reli dan 10 finis podium dari 13 seri di atas Peugeot 205 T16 E2.

Setelah FIA melarang Grup B (1982-1986) dari WRC, Peugeot mundur sehingga Kankkunen pindah ke Tim Lancia Martini, skuat pabrikan Lancia di WRC kala itu.

Dari 13 lomba seri WRC 1987, Kankkunen hanya mampu dua kali menang dan lima kali naik podium di atas Lancia Delta HF 4WD. Akibatnya, Kankkunen pun cuma unggul enam poin atas peringkat kedua yang ditempati rekan setimnya, Massimo “Miki” Biasion.

Juha Kankkunen melesat di atas Lancia Delta HF integrale 16v di Reli Finlandia 1991.

Juha Kankkunen melesat di atas Lancia Delta HF integrale 16v di Reli Finlandia 1991.

Foto oleh: Motorsport Images

Keberhasilan Kankkunen merebut gelar WRC 1987 membuatnya menjadi pereli pertama yang mampu mempertahankan trofi reli dunia. Kankkunen juga menjadi juara terakhir era Grup B sekaligus pertama di periode Grup A (1987-1996) di WRC.

Pada 1988-1989, Kankkunen bergabung dengan Toyota. Tetapi, pada 1991 ia kembali ke Lancia. Membesut Lancia Delta HF integrale 16v, Kankkunen menyabet lima kemenangan dan lima podium dari 13 lomba untuk merebut gelar WRC ketiganya.

Setelah Lancia mundur dari WRC pada 1992, Kankkunen kembali ke Toyota pada 1993. Di atas Toyota Celica Turbo 4WD, Kankkunen menggila dengan menyabet lima kemenangan dan tujuh finis podium dari 13 lomba untuk memastikan gelar WRC keempat pada 1993.

Juha Kankkunen dan navigator Denis Giraudet mampu membuat Toyota Celica Turbo 4WD menjadi salah satu mobil WRC ikonik di era 1990-an.

Juha Kankkunen dan navigator Denis Giraudet mampu membuat Toyota Celica Turbo 4WD menjadi salah satu mobil WRC ikonik di era 1990-an.

Foto oleh: Motorsport Images

Menggunakan tiga merk mobil berbeda, Kankkunen mampu merebut empat gelar juara dunia reli (1986, 1987, 1991, 1993). Total, Kankkunen mampu memenangi 23 lomba sepanjang kariernya (1979, 1982-2002, 2010) dengan lima merk berbeda.

Kankkunen memenangi tiga lomba bersama Peugeot, sembilan dengan Lancia dan Toyota, serta dua di atas Subaru. Kankkunen tidak mampu menang dengan Ford (1997, 1998, 2010) dan Hyundai (2001, 2002).

Ogier: Volkswagen (2013-2016), Ford (2017-2018), Toyota (2020)

Volkswagen Polo R WRC geberan Sebastien Ogier dan navigator Julien Ingrassia melibas sebuah special stage di Reli Swedia 2014.

Volkswagen Polo R WRC geberan Sebastien Ogier dan navigator Julien Ingrassia melibas sebuah special stage di Reli Swedia 2014.

Foto oleh: Volkswagen Motorsport

Sebastien Ogier turun penuh di WRC kali pertama pada 2009 bersama Citroen Junior Team menggunakan Citroen C4 spesifikasi World Rally Cars (WRC). Kemenangan pertamanya direbut pada 2010 di Reli Jepang, saat ia “dipinjamkan” ke Citroen Total WRT.

Ogier mulai melesat pada musim kedua bersama Tim Volkswagen Motorsport. Pada musim pertamanya, WRC 2012, Ogier yang turun dengan Skoda Fabia spesifikasi S2000 (Super 2000), hanya berada di peringkat ke-10 dengan 41 poin.

Baca Juga:

Namun setelah riset Volkswagen terhadap Polo R WRC selesai, Ogier tidak tertahan di Kejuaraan Dunia Reli. Ogier mampu menyabet empat gelar juara dunia beruntun pada 2013-2016 usai memenangi 31 lomba dan 42 podium dari total 52 reli.

Setelah Volkswagen mundur dari WRC pada akhir 2016, Ogier pindah ke Ford dengan memperkuat M-Sport WRT. Berganti mobil ternyata tidak mengurangi kecepatan Ogier.

Ford Fiesta WRC memang bukan mobil superior. Namun, Ogier mampu konsisten dengan merebut dua gelar WRC secara beruntun pada 2017 dan 2018 setelah hanya memenangi enam lomba dan 15 podium dari 26 reli.

Sebastien Ogier mengembalikan pamor Ford di WRC dengan menjadi juara dunia pada 2017 dan 2018.

Sebastien Ogier mengembalikan pamor Ford di WRC dengan menjadi juara dunia pada 2017 dan 2018.

Foto oleh: Giacomo Rauli

Sempat kembali ke Citroen Total WRT, Ogier ditarik skuad pabrikan Toyota Gazoo Racing WRT pada 2020. Ogier langsung juara setelah bersaing ketat dengan rekan setimnya, Elfyn Evans, dengan memenangi dua dari tujuh lomba WRC 2020 di atas Toyota Yaris WRC.

Sepanjang turun dalam 156 reli WRC sejak 2008, Sebastien Ogier sudah memenangi 49 lomba dengan empat merk berbeda. Rinciannya: Citroen 10, Volkswagen 31, Ford enam, dan Toyota dua.

Setelah memastikan gelar dengan memenangi lomba terakhir WRC 2020, Reli Monza, 6 Desember lalu, Sebastien Ogier mengaku tidak ambil pusing dengan statistik. Mampu membawa kegembiraan bagi setiap personel tim yang dibelanya lebih penting ketimbang angka-angka.

Dengan Yaris WRC, Sebastien Ogier menjadi pereli kelima Toyota yang mampu menjadi kampiun reli dunia setelah Carlos Sainz (1990, 1992), Juha Kankkunen (1993), Didier Auriol (1994), dan Ott Tanak (2019).

Dengan Yaris WRC, Sebastien Ogier menjadi pereli kelima Toyota yang mampu menjadi kampiun reli dunia setelah Carlos Sainz (1990, 1992), Juha Kankkunen (1993), Didier Auriol (1994), dan Ott Tanak (2019).

Foto oleh: Alexandre Begot

Terpenting, Sebastien Ogier sudah membuktikan dirinya pereli dengan kemampuan paling komplet di generasinya. Kemampuan menjuarai WRC dengan tiga merk berbeda menjadi salah satu bukti.

Sebastien Ogier mampu membawa Volkswagen untuk kali pertama menjuarai WRC pada 2013. Ogier juga memupus penantian panjang Ford untuk merebut gelar pereli pada 2017 sejak Ari Vatanen terakhir melakukannya pada 1981 dengan Ford Escort RS1800.

“Statistik memang menarik. Namun, Anda tidak bisa membandingkan satu periode dengan lainnya, generasi ke generasi. Terpenting bagi saya adalah bisa menikmati lomba dan memberikan yang terbaik,” ucap Sebastien Ogier.

“Gelar ketujuh penting. Tetapi yang lebih penting adalah bagaimana cara memenangi kejuaraan dengan tiga kelompok orang yang berbeda dan membuat mereka senang.”      

       

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya WRC 2020 Jadi Pengalaman Berharga bagi Takamoto Katsuta
Artikel berikutnya Ogier Apresiasi Kerja Keras Toyota di Tengah Keterbatasan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia