Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Ide Penyatuan WRC dan World RX Tak Rusak Esensi Reli

Tak salah bila menganggap Kejuaraan Dunia Reli (WRC) dan Kejuaraan Dunia Rallycross (World RX) memiliki faktor kunci yang membuat keduanya hampir mirip dan bukan tak mungkin berkolaborasi.

Mattias Ekström, KYB Team JC leads

Foto oleh: FIA World Rallycross

Kedua kategori reli ini bertujuan mencakup tahapan (stage) dengan variasi permukaan trek secepat mungkin dengan mobil komersil yang dimofidikasi sedemikian rupa.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, 'Jika begitu mengapa WRC dan World RX dipisah?', 'Apakah mungkin disatukan?' Sebelumnya, mari tengok perbedaannya.

WRC biasanya terdiri dari 13 atau 14 putaran dan berlangsung selama tiga hari, yang setiap reli dibagi menjadi 15-25 Tahapan Spesial (Special Stage/SS).

Seluruh SS WRC digelar di jalanan tertutup dengan medan variatif, meliputi kerikil, aspal, hingga salju. Pereli bersaing mencatatkan waktu tercepat.

Pada sisi lain, World RX umumnya bergulir dalam 12 putaran. Setiap event bergulir selama dua hari di dalam sirkuit yang terdiri dari kerikil serta aspal.

Empat babak kualifikasi akan mengarah ke dua semifinal dan final yang meliputi enam lap. Poin dialokasikan di setiap race tergantung posisi finis.

Ini artinya, pemenang pada sesi final belum tentu menjadi kampiun umum dalam sebuah event. Itu berdasarkan urutan finis mereka secara keseluruhan.

Sebagai kelas RC1, mesin mobil WRC dibatasi hingga 1.600cc dan empat silinder, yang dilengkapi turbo serta punya fitur pembatas udara 36mm.

Tenaga dibatasi hingga 385 tenaga kuda (hp), dengan kepala silinder dan blok mesin berdasarkan unit yang sama digunakan pada mobil produksi massal.

Baca Juga:

Meski begitu, modifikasi bisa dilakukan pada poros engkol, piston, lapisan silinder hingga katup mesin. Mobil harus berpenggerak empat roda permanen.

Selain itu, kendaraan pun memakai diferensial tengah yang aktif disertai dengan perbedaan mekanis depan dan belakang. Ukuran rem disesuaikan permukaan rute.

Dengan modifikasi tersebut, mobil bisa mencapai akselerasi 0-100 km/jam dalam empat detik dan mencapai kecepatan tertinggi melebihi 201 km/jam.

Ini menunjukkan bahwa powertrain utamanya dibangun untuk dapat mencapai akselerasi melebihi kecepatan tertinggi. Tentu juga disertai dengan suspensi khusus.

Sebab, mobil diharapkan mampu melaju dengan kecepatan tinggi secara stabil melewati jalur-jalur paling sulit dan keras di muka bumi ini.

Sementara itu, World RX bisa dibilang mengambil elemen dasar dari WRC untuk menciptakan balapan yang lebih ramah penonton dalam spektrum mirip dengan Formula Drift.

Demi membuat balapan makin menarik, tenaga mobil ditingkatkan hingga mencapai lebih dari 608hp, membuat 0-100 km/jam bisa dicapai kurang dari 2 detik.

Untuk kelas Supercar, mesin dibatasi hingga 2.000cc dengan turbo dan bobot minimum 1.300 kg. Rasio gigi pendek adalah kunci untuk membuat mobil melaju cepat.

Seperti mobil WRC, tak perlu persneling untuk kecepatan tertinggi, dengan mobil World RX mencapai kecepatan maksimum sekitar 193 km/jam.

Mobil World RX umumnya memakai model lebih besar dari pabrikan dibandingkan dengan WRC. Contohnya, Ford menurukan tipe Focus daripada Fiesta, yang lebih lincah.

Pasalnya, balapan di sirkuit seringkali agak padat dengan kemungkinan kontak dengan mobil lain sulit dihindari. Jika bodi kecil, akan jadi 'incaran' karena lebih mudah tersisih.

Belakangan muncul ide untuk menyatukan dua ajang tersebut. Seharusnya, hal ini bisa terjadi pada November 2020. Namun, batal terjadi akibat pandemi Covid-19.

Putaran WRC, Reli Ypres, diplot menggelar sesi final di Sirkuit Spa-Francorchamps, kebetulan bersamaan dengan hari terakhir World RX Benelux.

Melihat pereli top WRC macam Sebastien Ogier serta pahlawan lokal, Thierry Neuville dan persaingan Johan Kristofferson dengan Mattias Ekstrom di World RX tentu menarik.

Sayangnya, kasus Covid-19 melonjak. Semua event dibatalkan. Tetapi, kolaborasi bisa tetap mungkin terjadi. Apalagi Direktur Reli FIA Yves Matton mendukung.

Matton merupakan sosok yang sangat fanatik dengan reli. Namun, ia pun dapat melihat daya tarik rallycross, terutama jika dikombinasikan dengan WRC.

Kepada DirtFish, Matton mengungkapkan bila rencana di Belgia adalah ide yang muncul darinya. Menggabungkan dua disiplin merupakan hal yang patut dicoba.

"Itu adalah ide yang saya perkenalkan tahun lalu, untuk mengadakan World Rallycross dan WRC dalam satu event di Spa-Francorchamps," ujar Matton.

Pereli Toyota Gazoo Racing, Sebastien Ogier, dan navigatornya,  Julien Ingrassia, saat tampil dalam Reli Monza 2020 dengan mobil Yaris WRC.

Pereli Toyota Gazoo Racing, Sebastien Ogier, dan navigatornya, Julien Ingrassia, saat tampil dalam Reli Monza 2020 dengan mobil Yaris WRC.

Foto oleh: McKlein / Motorsport Images

Kolaborasi WRC dan World RX di masa depan sangat mungkin terjadi mengingat WRC Promoter resmi memegang hak komersial World Rallycross mulai 2021.

World RX kehilangan promotornya ketima IMG memutuskan mundur pada akhir musim lalu meski masih punya kontrak hingga 2033. WRC pun memenangi tender Rallycross FIA.

Matton meyakini ini menjadi langkah awal yang positif dalam upaya menggabungkan dua disiplin reli bergengsi tersebut di masa depan.

"Saya percaya kami dapat menyatukan dua event, misalnya, World RX dengan WRC, di tempat yang sama. Itu sesuatu yang logis dan saya sangat mendukung," kata Matton.

Tetapi, Matton menggarisbawahi bahwa upaya penyatuan tidak akan membahayakan DNA reli. "Jadi jangan menganggap bahwa masa depan WRC itu adalah rallycross."

Musim lalu pun, WRC telah memiliki event yang dilangsungkan di sirkuit, yakni Reli Monza. Juara dunia tujuh kali, Sebastien Ogier, pun memberikan respons positif.

Menurut pereli Tim Toyota Gazoo Racing itu, tahapan di dalam sirkuit menghadirkan tantangan tersendiri. Ini membuat Reli Monza memiliki keunikan.

Ogier pun meyakini bahwa gelaran reli di sebuah sirkuit tak akan merusak esensi WRC. Justru, ia melihat itu bisa memberikan nilai tambah bagi kejuaraan.

"Namun tidak bisa dijadikan event permanen karena kami butuh reli 'sesungguhnya'. Mungkin itu kata yang buruk, tapi kami ingin format klasik. Sesekali tak masalah," kata Ogier.

Pernyataannya memperkuat alasan WRC dan World RX bukan mustahil digabung. Hanya saja, perlu dicari format sesuai sehingga membuat kedua event jadi lebih menarik.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Demi Kursi WRC 2022, Lappi Bersedia Jadi Test Driver
Artikel berikutnya Jelang Reli Arctic, Tanak Ungguli Neuville di Otepaa

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia