Pirelli Ambil Langkah Pengembangan Setelah WRC Safari Kenya
WRC Safari Kenya yang dilaksanakan pada 23-26 Juni mendatang akan jadi tes sangat penting bagi Pirelli. Hasil dari kompetisi tersebut jadi dasar pertimbangan untuk mengubah ban atau tidak.
Pemasok tunggal untuk Kejuaraan Dunia Reli (WRC) tersebut dihujani kritik terkait performa buruk ban di Kroasia dan Portugal. Mereka dianggap salah menyediakan ban yang tak cocok dengan karakter medan.
Di Kroasia, mereka memberikan ban basah untuk tarmac dengan spesifikasi terlalu tua dan jarang digunakan. Sebaliknya di Portugal, ban untuk medan gravel ternyata tak berfungsi maksimal setelah diperbarui. Alhasil kasus kebocoran pun meningkat, dialami oleh sederet pereli top seperti, Sebastien Ogier, Ott Tanak, Craig Breen, Gus Greensmith dan Adrien Fourmaux.
Situasi sedikit membaik dalam Reli Sardinia. Ban tahan banting di atas gravel dan dalam kondisi panas terik. Kebocoran hanya dialami Esapekka Lappi, Pierre-Louis Loubet serta Fourmaux.
Direktur aktivitas reli Pirelli, Terenzio Testoni, menjelaskan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan tim peserta WRC Portugal.
“Di Portugal, kami mengadakan pertemuan setelah serangkaian kebocoran. Dari luar, terlihat seperti ada banyak (kebocoran), tapi sesungguhnya tidak,” ujarnya kepada Motorsport.com.
“Kami menyelenggarakan pertemuan khusus dengan tim-tim untuk mengetahui kebutuhan mereka. Mereka minta kami tak menyentuh ban-ban saat ini, karena mereka sudah punya referensi terhadap itu.
“Bocor adalah bagian dari reli. Selalu seperti itu. Bagaimana pun, kami telah memberikan poin keputusan untuk Reli Safari. Selain itu, kami akan bisa mengakses dan mungkin dapat mengintervensi.”
Testoni mengungkapkan kalau mereka akan terus memperbaiki kualitas ban. Bahkan, ban untuk musim depan pun sudah mulai disiapkan.
Perilaku ban di Reli Safari akan jadi bahan pertimbangan untuk menentukan arah pengembangan lebih lanjut.
“Kami tidak pernah berhenti mengembangkan ban tahun ini, tapi kami juga tidak pernah berhenti mengembangkan ban tahun depan. Tes berikutnya di Kenya, reli yang mana kecepatan bisa sangat tinggi dan akan berlangsung sangat lama, yang mana itu akan jadi beban berat untuk konstruksi ban,” ia mengungkapkan.
“Mobil akan melaju mendekati 200 km/jam untuk dua atau tiga kilometer. Ini akan menyebabkan ban menjadi panas dan kelebihan beban.
“Itu semua akan tergantung pada apa yang kami lihat di Kenya. Kami akan menunggu balapan itu dan kemudian, akan membuat penilaian yang perlu. Semua hal memiliki aspek positif dan negatif. Yang positif sedang kami lihat, kami sedang mengevaluasi yang negatif kemudian kami akan mencoba meningkatkan mereka.”
Reli Kenya akan digelar di Nairobi, menyajikan medan gravel dengan 19 etape.
Sébastien Ogier, Benjamin Veillas, Toyota Gazoo Racing WRT Toyota GR Yaris Rally1
Foto oleh: Red Bull Content Pool
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.