Reli Safari Hanya Bisa Ditaklukkan dengan Otak
Reli Safari akan dibuka Kamis (24/6/2021), di Kenya. Beberapa pembalap sepakat bahwa edisi keenam Kejuaraan Dunia Reli (WRC) itu bisa ditaklukkan dengan otak bukan gas diinjak dalam-dalam.
Sébastien Ogier, Julien Ingrassia, Toyota Gazoo Racing WRT Toyota Yaris WRC
McKlein / Motorsport Images
Setelah hampir satu dekade hilang, reli di benua Afrika itu kembali ke kalender WRC. Hanya saja, kali ini rute jauh lebih pendek dengan 19 special stage (SS) dan tidak ada marathon.
Pembalap Toyota Gazoo Racing, Sebastien Ogier dan navigatornya Julien Ingrassia, memimpin shakedown di Loldia, sejauh 2,89 km. Pembalap Prancis itu kini memimpin 11 poin atas rekan setimnya Elfyn Evans.
Ia menilai Hell’s Gate, power stage, berjarak 10,56 km, pada 27 Juni, akan menyuguhkan tantangan tersendiri terkait medan dan binatang liar. Jadi bukan pembalap tercepat tapi yang paling cerdik bisa memenanginya.
“Kami tahu bahwa ini adalah reli yang ekstrim. Lebih dari yang lain. Jadi akan sangat penting bahwa Anda mengemudi dengan otak pada seksi tertentu, bukannya dengan kaki kanan,” ujarnya.
“Anda harus melatih kehati-hatian di sana sini, tapi lebih mudah mengatakan daripada menjalankan. Satu-satunya tantangan terbesar akhir pekan ini adalah menemukan ritme terbaik.
“Kenapa? Karena ada binatang, ada seksi dengan pasir lembut dan ada bagian di mana batu-batuan kasar bertebaran. Jadi kami akan berurusan dengan banyak situasi berbahaya.”
Ogier punya jawaban tersendiri kalau ada anomali, di mana pembalap terkencang yang menang.
“Jika pembalap tercepat menang akhir pekan ini, pasti keberuntungan berpihak kepadanya karena menyerang dengan kondisi seperti ini sangat menantang,” ucapnya.
Tabellenführer Sebastien Ogier stellt sich darauf ein, mit Köpfchen fahren zu müssen
Foto: Motorsport Images
Pendapat senada diutarakan pembalap Hyundai, Thierry Neuville, yang saat ini berada di urutan ketiga klasemen WRC 2021.
“Kami tidak bicara tentang sebuah reli di mana Anda dapat menginjak gas penuh sepanjang waktu. Saya kira kai butuh strategi cerdas, di mana kami menyerang ketika waktunya tepat, tapi juga melambat pada waktunya,” pereli Belgia itu menuturkan.
“Kami akan mencoba tidak membuang banyak waktu pada siapa pun yang mungkin melambat.”
Pada saat WRC digelar terakhir kali di Kenya, pada 2002, kampiunnya adalah Colin McRae yang mengemudikan Ford Focus RS WRC. Itu adalah sukses terakhir sang juara dunia reli 1995.
Sepanjang kariernya, pria Skotlandia itu memborong 25 kemenangan WRC. Ia meninggal akibat kecelakaan helikopter pada 15 September 2007.
Safari-Rallye 2002: Colin McRae feiert den letzten seiner 25 WRC-Siege
Foto: Ford Motor Company
Mit Bildmaterial von Mitsubishi Motors.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments